Sabtu, 30 Juni 2012

FLENTY ENOCH : EMAS KARATE SEA GAMES PERTAMA


Dalam SEA Games XXVI di Palembang akhir tahun lalu, Flenty berhasil meraih medali emas karate nomor kata perseorangan putri. Sebelumnya wanita cantik berpenampilan feminin ini mengantongi medali perunggu Kejuaraan Asia Karate di Guangzhou (Cina, 2011).

Flenty Meyti Laurence Enoch lahir di Jakarta 38 tahun lalu. Bungsu dari 7 bersaudara ini sudah lama menekuni olahraga karate sebelum memutuskan berkonsentrasi pada pekerjaannya sebagai PNS di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dorongan sang kakak, Anneke Enochlah yang menggugah Flenty untuk kembali ke arena karate hingga lolos seleksi tim karate SEA Games XXVI. Sekedar informasi, Anneke juga menekuni olahraga karate, dan sekarang aktif sebagai pelatih karate pelatda DKI Jakarta.  Flenty sendiri mulai berlatih karate sejak usia 8 tahun. Sampai sekarang, Flenty menguasai 3 jurus karate: seisan, kururunfa, dan suparimpei.

Bagi Flenty, perjuangannya dalam SEA Games XXVI merupakan yang pertama karena sebelumnya ia selalu gagal dalam seleksi tim. Dan si cantik berkulit kuning ini membuktikan, ia memang layak mewakili Indonesia.(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

INOVASI SEHAT DAN HALAL BAGI ANAK INDONESIA


     
     Makanan dan minuman yang baik akan mendatangkan kebaikan bagi manusia yang mengkonsumsinya. Sebaliknya menkonsumsi sembarang makanan dan minuman akan mengakibatkan kerugian. Makanan dan minuman tidak sebatas selera suka-tidak suka seperti yang dikira sebagian orang, tapi lebih dari itu merupakan sumber nutrisi bagi tubuh dan pikiran kita. Ambil contoh sederhana saja, sembarang makan kudapan tanpa tahu ‘asal usulnya’ bisa berakibat buruk bila mengandung zat-zat yang terlarang untuk dikonsumsi seperti boraks, tawas, zat pewarna tekstil, dan sebagainya. Selain itu, makanan yang mengandung zat-zat berbahaya jelas tak bernutrisi. Akibatnya jelas berdampak buruk pada kesehatan.
     Bagi umat Islam, kriteria bernutrisi saja tidak cukup,  harus ditambah dengan halal. Seperti firman Allah SWT dalam Al Qur’an surah al-Baqarah ayat 168 yang menekankan pentingnya mengkonsumsi makanan yang halal dan thayyib (baik/bergizi/menyehatkan/tidak membahayakan). Dalam ayat yang sama, Allah SWT memperingatkan manusia agar tidak mengikuti jejak setan sehingga tidak sampai terjerumus pada jurang kesesatan. Yang dimaksud tidak mengikuti jejak setan diantaranya adalah selalu berhati-hati dalam mengkonsumsi rezeki.
     Mengkonsumsi makanan dan minuman haram selain tidak memberikan manfaat bahkan membahayakan tubuh, juga menyebabkan terhalangnya doa umat Islam pada Allah SWT. Demikian pentingnya makanan dan minuman bagi tubuh, lebih-lebih bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan. Bagi putra-putri atau adik tercinta, tentu hanya yang terbaik yang layak kita berikan.
     Berbicara tentang makanan dan minuman untuk anak, susu berada di urutan pertama. Tidak hanya merupakan sumber nutrisi yang sangat baik bagi tumbuh kembang anak, susu juga salah satu minuman sehat yang disarankan dalam Islam. Bahkan dalam surah an-Nahl ayat 66 Allah secara khusus menjelaskan pentingnya mengkonsumsi susu, yaitu memenuhi kebutuhan kalsium dan vitamin D. Namun dari begitu banyak merek yang tersedia di pasar, tak semua sesuai untuk anak. Proses pembuatannyapun belum tentu memenuhi standar kesehatan dan kehalalan. Padahal, seperti pesan Imam al-Ghazali, orangtua hendaknya tidak memberikan makanan syubhat (meragukan) pada anaknya karena akan merusak otak dan akhlak di kemudian hari. Jelaslah bahwa bagi umat Islam, memberi makanan (dan minuman) yang halal serta bergizi bagi anak adalah wajib hukumnya. Blog ini akan membahas tentang susu inovasi yang bernutrisi sekaligus dijamin halal. Ya, apalagi kalau bukan Frisian Flag.
     Frisian Flag dikenal sebagai susu pertumbuhan pertama di Indonesia. Frisian Flaglah yang pertama menyediakan varian susu berbeda dengan kandungan gizi yang disesuaikan dengan usia anak. Pada tahun 1998, PT Frisian Flag Indonesia memperkenalkan Frisian Flag 123 untuk balita usia 1-3 tahun dan Frisian Flag 456 untuk anak usia 4-6 tahun. Dibuat berbeda, karena memang kebutuhan gizi untuk tumbuh kembang balita usia 1-3 tahun berbeda dengan anak usia 3-6 tahun. Langkah ini kemudian diikuti produsen susu lain. Namun bukan Frisian Flag kalau tidak selalu inovatif. Tahun ini Frisian Flag kembali menawarkan inovasiterbarunya, susu pertumbuhan dengan isomaltulosa, yaitu nutrisi berbasis karbohidrat yang telah teruji secara klinis dapat memberi manfaat positif terhadap kinerja kognitif anak, terutama konsentrasi dan daya ingat. Ini merupakan yang pertama kali  di Indonesia. Tak salah kalau Frisian Flag disebut susu  inovasi.
     Seperti dicantumkan dalam Berita Press PT Frisian Flag Indonesia yang dikeluarkan Mei lalu, susupertumbuhan Frisian Flag 123 juga 456 dengan isomaltulosa tak hanya mengandung nutrisi makro berbasis susu (karbohidrat, protein, dan lemak) untuk pertumbuhan anak, Frisian Flag juga mengandung nutrisi mikro yaitu ALA/LA asam lemak esensial yang berguna bagi pembentukan sel otak, Kolin sebagai pembentuk fosfatidilkolin (bagian penting dari membran sel), Prebiotik Inulin untuk mempertahankan fungsi saluran cerna, vitamin C dan E yang berguna sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas, juga kalsium dan vitamin D3 yang sangat baik untuk membentuk dan mempertahankan kepadatan tulang serta gigi. Wow, lengkap sekali! Ya iyalah, sebagai produsen susu anak terlama yang telah berpengalaman 90 tahun, Frisian Flag tentu tahu benar kebutuhan anak-anak Indonesia.
     Lebih lanjut, Frisian Flag telah mengadakan uji klinis untuk membuktikan manfaat roduknya, dengan menggandeng Unit Riset Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Hasilnya seperti dikemukakan Dr. dr Rini Sekartini, peneliti utama Tim Isomaltulosa, anak yang mengkonsumsi isomaltulosa mampu mempertahankan konsentrasi dan daya ingatnya hingga 3 jam, sangat berbeda dengan kondisi anak yang tidak mengkonsumsi susu dengan isomaltulosa. Tak hanya itu, isomaltulosa juga terbukti mampu memberi energi yang lebih lama.
     Bagaimana dengan kehalalannya? Jelas tak perlu diragukan lagi, karena Frisian Flag telah mendapat sertifikasi halal dari Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI). Jadi semua bahan serta proses pembuatan susu pertumbuhan Frisian Flag sudah terbukti dan dijamin kehalalannya. Nah, kalau ada yang halalan thayyiban (halal dan menyehatkan), kenapa memilih yang meragukan?(MGH/Foto: Mayamaya)

Referensi:
-          bimasislam.kemenag.go.id
-          Berita Pers PT Frisian Flag Indonesia tanggal 28 Mei 2012

KUE KACANG

Bahan:
Kacang tanah   500 gr
Tepung terigu   50 gr
Mentega   2 sdm penuh
Garam   seperes sdt
Baking powder   seperes sdt
Telor ayam   2 btr
Gula halus   125 gr
Gula pasir   125 gr


Cara Membuat:
1. Kacang disangrai, buang kulitnya. 
2. Sisihkan kira-kira 1/2 ons, belah 2 untuk hiasan. Cincang selebihnya
3. Campurkan bahan-bahan lain, ratakan sampai membentuk adonan yang agak lunak.
4. Olesi loyang dengan mentega.
5. Letakan adonan sesendok demi sesendok di atas loyang.
6. Agak pipihkan dengan garpu. 
7. Hiasi bagian tengahnya denngan sapuruh kacang. Tekan supaya tidak mudah lepas.
8. Panggang dengan api sedang hingga matang.
(Resep: Nyonya Rumah/Kompas)

Jumat, 29 Juni 2012

YESSY YOSAPUTRA : PECAHKAN REKOR RENANG SEA GAMES


Inilah salah satu perenang Indonesia yang membuat kejutan dalam SEA Games akhir tahun lalu. Yeye, begitu perenang ini diakrabi, sukses meraih emas nomor 200 meter gaya punggung putri. Pencapaian Yeye mengakhiri paceklik emas yang dialami Indonesia selama bertahun-tahun di nomor putri. Tak hanya itu, Yeye memecahkan rekor SEA Games dengan catatan waktu 2 menit 16,07 detik, menumbangkan rekor lama yang telah dipegang selama 18 tahun 5 bulan atas nama perenang Filipina berdarah Amerika-Jepang, Akiko Thomson. Yeye juga berperan merebut medali perunggu nomor 4x200 meter estafet di ajang yang sama. Sebelumnya, Yeye telah meraih medali perak di nomor 100.000 meter Asian Beach Games di Oman (2010). 

Yessy Venisia Yosaputra, lahir di Bandung tanggal 27 Agustus 1994. Untuk mencapai prestasi seperti sekarang, putri Yohanes Yosaputra dan Sumarni  berlatih renang 3 sampai 7 jam sehari mengarungi jarak 10.000 meter di bawah bimbingan pelatih Nizarudin Nizar. Latihannyapun tak hanya di kolam renang, tapi juga di perairan bebas yang memerlukan stamina dan kekuatan lebih. Bakat berenang Yeye memang sudah nampak sejak kecil. Awalnya  bergabung dengan klub Aquarius, Bandung. Apalagi sang ayahpun mendukung penuh. Kakak Yeye, Hans, lebih dulu terjun sebagai atlet renang. 

Di luar kolam renang, Yeye tetap menekuni pelajaran di SMAK BPK 2 Penabur, Bandung. Kesibukannya sebagai atlet yang memaksa dia sering absen ke sekolah, tak membuat Yeye melupakan pelajaran. Ia selalu membawa buku pelajaran ke manapun pergi untuk dipelajari kapanpun waktu memungkinkan. Tak merasa cukup belajar sendiri, Yeyepun mengikuti pelajaran dari guru les yang diundang ke rumahnya. Di waktu senggang, Yeye juga suka melakukan hobinya yang lain, nonton. (MGH/Foto: The Jakarta Globe)

BRENT LOKEN : LESTARIKAN ALAM KALIMANTAN DENGAN PENDIDIKAN



Bersama sang istri, Sheryl Gruber, ia mendirikan Ethical Expeditions (2009), sebuah lembaga swadaya yang bergerak dalam pelestarian lingkungan. Kini, penyandang gelar PhD dari Simon Fraser University di Burnaby, British Columbia (Kanada)  ini aktif menumbuhkan kesadaran berbagai stake holders Kalimantan untuk melestarikan hutan tropis dan satwa yang hidup di dalamnya. 


Bersama Sheryl pula, Brent lebur ke dalam lingkungan warga Dayak. Pendekatan budaya dan persuasif mereka membuat warga menerima Ethical Expeditions, bahkan makin banyak yang turut bergabung dan aktif melakukan kegiatan pelstarian hutan dan satwa. 

Brent percaya, pendidikan dan pemberdayaan masyarakat adalah metode terbaik bagi pelestarian lingkungan. Pria yang lahir tanggal 22 Juli ini bisa dihubungi lewat AIM dengan nama: brent. Ingin tahu lebih banyak atau bergabung dalam kegiatan pelestarian Ethical Expeditions, silakan kunjungi : http://ethicalexpeditions.ning.com (MGH/Foto:Koleksi Pribadi)

GULA KACANG

Bahan:
Kacang tanah   1/2 kg (dengan atau tanpa kulit)
Gula Jawa   400 gr
Air   50 cc (kira-kira)
Tepung kanji   2 peres sdm (larutkan dengan sedikit air)
Minyak goreng

Cara Membuat:
1. Sangrai kacang sampai matang. 
2. Iris-iris gula Jawa, tuangi air, lalu rebus sampai kental.
3. Tuangkan tepung kanji, aduk-aduk sampai rata.
4. Masukkan kacang, ratakan.
5. Tuang sesendok demi sesendok di atas loyang yang sudah diolesi minyak. 
6. Panggang hingga kering.
7. Angkat dengan sodet, simpan di tempa tertutup.
(Resep: Nyonya Rumah/Kompas)

Kamis, 28 Juni 2012

RICKY ANGGA WIJAYA : PERAK SEA GAMES DARI PERAIRAN TERBUKA

Wajah perenang muda asal Bandung kelahiran 23 Mei 1996 ini memang imut-imut. Tapi prestasinya tidak bisa dibilang imut. Ricky Angga Wijaya adalah peraih medali perak renang nomor perairan terbuka (open water swimming) 5000 meter SEA Games XXVI di Palembang (2011).  Jelas prestasi yang membanggakan, apalagi Ricky beru kali pertama membela Indonesia di ajang SEA Games. 

Di luar renang, bungsu dari 3 bersaudara ini baru lulus dari SMP Nehru Memorial International School Bandung. Rencananya, ia akan melanjutkan poendidikan ke SMA Trinitas, juga di kota kembang Bandung. Meski sudah berprestasi di tingkat internasional, Ricky tetap rendah hari dan jauh dari sikap sombong. Ia bahkan masih malu-malu menghadapi awak media. Satu yang khas dari perenang harapan Indonesia ini, logat Sundanya yang kental. Diantara keluarga dekatnya, perenang spesialis perairan terbuka ini juga punya panggilan kesayangan nan terdengar imut 'Iki'. 

Untuk meningkatkan prestasi, Ricky berlatih hampir setiap hari di kolam renang Karang Setra, Bandung, di bawah arahan pelatih Nizarudin Nizar(MGH/Foto: Koleaksi Pribadi)

WARWICK PUSSER : LEPAS KEWARGANEGARAAN DEMI INDONESIA

Datanglah ke desa Dukuh Harjo, Sewon, Bantul (Yogyakarta), maka Sahabat akan melihat geliat karya warga setempat, mulai anak-anak hingga para orang tua. Anak-anak asyik mengasah bakat seni mereka di tempat kursus menari dan menggambar gratis yang ada di desa itu. Sementara para remaja belajar menjahit dengan gratis pula. Sedangkan warga dewasa dan orangtua, giat mengerjakan berbagai kerajinan berkualitas tinggi yang diekspor ke mancanegara. Motor dari semua itu adalah Warwick Pusser, seorang pria kulit putih yang telah lama tinggal di Indonesia bahkan menjadi WNI karena kecintaannya pada Indonesia. 

Semula, Warwick adalah warga negara Australia, berasal dari kalangan atas. Perkenalannya dengan Indonesia berawal saat berbulan madu ke Bali, puluhan tahun silam setelah pesta pernikahan meriah yang diliput media Australia. Warwick dan sang istri langsung jatuh hati pada Pulau Dewata. Rencana bulan madu yang hanya seminggu diperpanjang  jadi sebulan, kemudian 4 bulan, dan akhirnya pasangan muda tersebut memutuskan tinggal seterusnya di Bali. Padahal saat itu Warwick sudah mendapat pekerjaan yang mapan di London. Di Bali, Warwick membuka usaha biro perjalanan. Di Bali pula kedua anaknya, Oliver dan Polly, lahir. Selama 13 tahun keluarga kecil ini hidup tenang dan bahagia di Bali, hingga keluar peraturan pemerintah  Indonesia yang melarang orang asing memiliki usaha biro perjalanan di Indonesia. Warwick terpaksa menutup perusahaannya dan bersama keluarganya keluar dari Indonesia. 

Tak lagi tinggal di indonesia, Warwick bekerja untuk badan dunia PBB UNESCO dan bertugas di Muangthai. Namun cintanya pada Indonesia tetap disimpannya di hati. Tak diduga, suatu hari datang tawaran dari satu perusahaan di london untuk memasok hasil kerajinan Indonesia. Warwick langsung menyambut gembira tawaran tersebut. Tak makan waktu lama, Warwick kembali ke negeri yang dicintainya, Indonesia, kali ini ke Yogyakarta mencari kerajinan untuk diekspor ke Inggris. Di Dukuh Harjolah Warwick menemukan yang dicari dan bermukim hingga kini.

Tak hanya berperan sebagai eksportir kerajinan, Warwickpun membina sekitar 300 pengrajin kecil. Selain memberi bantuan teknis untuk desain dan peningkatan kualitas, iapun memberi bantuan modal dengan sistem pinjaman bergulir. Dengan usahanya, Warwick berhasil menghidupi sekitar 4000 tenaga kerja. Di Inggris, karya para pengrajin binaan Warwick dijual di pusat-pusat perbelanjaan elit, diantaranya Harrod's!  

Warwick menyayangkan sebagian orang Indonesia yang kurang menghargai karya bangsanya sendiri. Menurut pria berpembawaan tenang ini, seharusnya bangsa Indonesia bangga menggunakan produk dalam negeri karena kualitas produk Indonesia tak kalah dengan produk asing. Di luar negeri saja kerajinan Indonesia sangat dihargai bahkan laku keras di Harrod's. Lebih jauh Warwick menambahkan, Indonesia seperti paket lengkap: alamnya indah, orang-orangnya menarik, kekayaan alam melimpah, makanannya enak, dan budayanyapun beragam. Warwick juga menyukai anak-anak Indonesia yang menurutnya lucu-lucu. Ia bahkan mengangkat seorang anak dari keluarga miskin di Dukuh Harjo sebagai anak angkatnya. Anak laki-laki yang tadinya putus sekolah itu kini dapat kembali bersekolah di SD setempat dengan biaya penuh dari Warwick. Di sore hari, ia ikut kursus menggambar gratis yang diadakan sang ayah angkat. Seminggu sekali, Warwick mengundang saudara-saudara sang anak angkat untuk makan bersama di rumah Warwick.

Tahun 2007, Warwick memutuskan melepas kewarganegaraan Australia dan menjadi Warga Negara Indonesia. Untuk memperkenalkan potensi Indonesia, Warwick telah menulis buku berjudul 'Made In Indonesia' yang diterbitkan di Inggris dan Australia. Saat terjadi bencana letusan gunung Merapi, Warwick memanfaatkan koneksinya di UNESCO untuk mengadakan pelatihan mengolah batu lava menjadi barang-barang kebutuhan sehari-hari. Pelatihan gratis ini diadakan Warwick bagi para korban bencana Merapi.

Kecintaan Warwick pada budaya Indonesia juga jelas terlihat saat ia mendengar ada rumah joglo (rumah tradisional Jawa) tua yang dibongkar dan dijual dalam bentuk kayu batangan oleh pemiliknya. Buru-buru Warwick mendatangi sang pemilik rumah untuk membeli seluruh kayu bongkaran rumah joglo tersebut. 

"Ini sejarah, kalian harus menghormati sejarah dan budaya kalian," kata Warwick saat itu pada sang pemilik rumah dengan wajah prihatin. Dengan telaten, Warwick kemudian menyusun kembali lempengen kayu satu persatu hingga kembali menjadi rumah joglo. Iapun mempercantik rumah itu dengan taman dan kolam renang di halaman belakang. Selanjutnya, ia membuat rumah itu penginapan bernuansa Jawa yang sebagian besar tamunya turis asing.

Seolah tak pernah puas mengabdikan diri untuk Indonesia, Warwick menerima tawaran Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) sebagai konsultan UKM. Tugas Warwick selain membina dan meningkatkan keterampilan para pengrajin kecil Indonesia, juga mencari dan membuka pasar di luar negeri bagi hasil-hasil kerajinan Indonesia. Capek?

"Kalau kita punya passion pada hal yang kita kerjakan, maka kita tidak pernah bekerja," tegas Warwick. Artinya, kalau kita melakukan sesuatu dengan passion, dengan hati, tidak akan pernah merasa capek. (MGH)

REMPEYEK KACANG

Bahan:
Kacang tanah   2 ons (potong-potong)
Tepung terigu   110 gr
Garam   seperes sdt
Kencur   3 btr
Bawang putih   4 siung
Kemiri   10 btr
Daun jeruk segar   4 lbr (buang tulang tengahnya, iris-iris halus)
Air   300 cc
Minyak goreng

Cara Memasak:
1. Gerus semua bumbu kecuali irisan daun jeruk.
2. Campurkan air dengan tepung terigu dan larutan bumbu.
3. Masukkan kacang dan irisan daun jeruk.
4. Goreng sesendok adonan ddengan api sedang, sesudah itu di pinggir wajan sampai kering.
(Resep: Nyonya Rumah/Kompas)

Rabu, 27 Juni 2012

WUKIRASIH SAWONDARI : ATLET SOFT TENIS PERINGKAT 2 DUNIA


Dalam SEA Games akhir tahun lalu di Palembang, atlet-atlet soft tenis kita sukses menyapu bersih semua medali emas. Indonesia mengantongi total 7 medali emas, 2 perak, dan 2 perunggu di semua nomor soft tenis yang dipertandingkan. 3 dari medali emas tersebut dipersembahkan srikandi kita, Wukirasih Sawondari. Atlet kelahiran Purwokerto (Jawa Tengah), 20 November 1980 ini menjadi ratu di semua nomor putri: tunggal, beregu, dan ganda (bersama Maya Rosa). Lebih hebat lagi, Wukir melaju mulus tanpa sekalipun terkalahkan selama ajang SEA Games. Tak heran, sebagai atlet soft tenis peringkat 2 dunia, Wukir nyaris tak punya lawan seimbang di Asia Tenggara.

Tentu bukan sekali itu Wukir merebut emas SEA Games. Tahun 1997, iapun membawa pulang medali emas, disusul tahun 1999 untuk nomor beregu putri. Tahun 2002, Wukir bahkan meraih emas nomor beregu putri di ajang yang lebih besar, Asian Games. 

Sebelum terjun ke soft tenis, Wukir lebih dulu menekuni olahraga tenis.  Ia telah terjun sebagai petenis profesional di usia 13 tahun. Pertama kali ia bertanding di Turnamen ITF di Singapura (1993). Bagi Wukir sendiri, kemenangan gemilang di SEA Games 2011 merupakan hal yang sangat istimewa karena terjadi tepat di hari ulang tahunnya. "Ini kado terindah bagi saya," katanya sambil mencium medali emasnya dengan wajah berseri-seri.(MGH/Foto: Agus Rusmin Nuryadin)

SHERYL GRUBER : GIGIH SELAMATKAN ORANG UTAN KALIMANTAN



Wanita berambut pirang ini aktif dalam gerakan perlindungan flora dan fauna di Kalimantan. Bersama Ethical Expeditions, lembaga swadaya yang didirikannya bersama sang suami, Brent Loken, Sheryl bahu membahu dengan warga Dayak untuk melestarikan hutan Kalimantan beserta satwa penghuninya. Di lembaga tersebut, Sheryl menjabat sebagai Direktris Operasional. 

Lahir tanggal 13 September, peraih gelar Master di bidang pendidikan dari University of Minnesota, Amerika Serikat ini sempat bekerja di Taipei American School sebelum mendirikan Ethical Expeditions (2009). Sheryl juga sangat gigih dalam kegiatan pencarian dana serta penyelamatan Orang Utan Kalimantan yang terancam kepunahan. Tahun lalu misalnya, Sheryl bekerja sama dengan wanita pelukis Denmark yang menyumbangkan ratusan lukisannya untuk dijual bagi pelestarian Orang Utan Kalimantan. (MGH/Foto: Karnelia Ratih)

ACAR MENTIMUN

Bahan:
Mentimun muda   1/2 kg
Garam   2 peres sdm
Gula pasir   7 peres sdm
Cuka   2 sdm


Cara Memasak:
1. Mentimun dibelah 4, potong 1 cm lalu garami.
2. Biarkan selama sekitar 1 jam, sering diaduk agar merata.
3. Campurkan gula dan cuka.
4. Ratakan.
(Resep: Nyonya Rumah/Kompas)

Selasa, 26 Juni 2012

RESSA KANIADEWI : 3 EMAS DARI SEA AGE GROUP SWIMMING 2012

Tiada kesuksesan tanpa totalitas. Ini disadari benar oleh Ressa Kaniadewi, salah satu bintang Kejuaraan Renang Kelompok Umur Asia Tenggara SEA Age Group ke-36 yang digelar di Palembang awal bulan ini. Setelah lulus SMA tahun ini, Ressa tak berniat melanjutkan pendidikan formal ke perguruan tinggi karena ingin fokus mengejar prestasi di dunia renang. Dalam ajang SEA Age Group lalu, Ressa meraih 3 medali emas dari nomor 100 meter kupu-kupu putri , 200 meter gaya ganti putri, dan estafet beregu putri. Tahun lalu, Ressa telah mempersembahkan 2 medali perunggu SEA Games di nomor 200 meter dan 400 meter gaya ganti putri.

Berbeda dengan remaja seusianya yang masih mencari jati diri, Ressa seolah sudah tahu apa yang diinginkannya sejak masih kecil. Mojang Bandung kelahiran 15 Sptember 1994 ini sudah bergabung dengan klub renang Tirta Merta di kotanya, Bandung, saat umurnya baru 6 tahun. Iapun sangat menikmati rutinitas latihan renang yang dilakukan setiap hari, pagi dan sore. Tak puas dengan catatan waktunya selama ini, Ressa terus berlatih keras untuk meraih prestasi yang lebih tinggi lagi. Dengan tekad kuat yang mengagumkan, apalagi ditunjang postur setinggi 170 cm yang cukup menjulang untuk ukuran Asia, sangat mungkin Ressa akan menjadi bintang renang Indonesia di tingkat dunia.(MGH/Foto:Majalah Akuatik)

INDONESIA MAKIN JAYA DI SEA AGE GROUP SWIMMING 2012

Di tengah lesunya prestasi beberapa cabang olahraga Indonesia, prestasi atlet-atlet renang kita semakin menunjukkan peningkatan yang membanggakan. Tak hanya yang berpengalaman, atlet-atlet muda renang Indonesiapun terus bermunculan dengan prestasi yang menjanjikan. Tolak ukurnya antara lain kejuaraan renang kelompok umur se-Asia Tenggara SEA Age Group Swimming Championship. Dalam ajang yang digelar setahun sekali ini, perolehan medali atlet-atlet Indonesia terus meningkat. 

Dalam ajang SEA AGE Group ke-36 yang digelar awal Juni ini di Palembang, Indonesia berhasil merebut 99 medali dengan perincian  31 medali emas, 31 perak, dan 20 perunggu. Perolehan ini menempatkan Indonesia di urutan kedua. Posisi pertama masih ditempati juara bertahan tahun lalu Muangthai yang meski perolehan total medalinya sama dengan Indonesia, tapi beroleh medali emas lebih banyak: 32 emas, 34 perak, dan 33 perunggu. Di tempat ke-3, bercokol Singapura yang meraup 16 emas, 16 perak, dan 26 perunggu. Dibanding perhelatan yang sama tahun lalu di Vietnam, capaian prestasi Indonesia tahun ini jauh lebih baik. Tak hanya beroleh medali lebih banyak dan meningkatkan peringkat dari 4 menjadi 2, jumlah perolehan medalipun jauh melampaui target 15 emas yang ditetapkan Pengurus Besar Persatuan Renang Seluruh Indonesia (PB PRSI). Jelas prestasi yang membanggakan, apalagi Indonesia hanya mengirim 31 atlet sedangkan Muangthai diperkuat 96 atlet. 

Bryan Tjut, Raina, Christina Sugiono, Felicia Angelica, Saumi Grahana, I Gede Siman Sudartawa, Olivia Fernandez, Rodrick Luhur, dan Ressa Kaniadewi adalah sebagian atlet yang sukses menyumbang emas tahun ini. Tak terduga, Adinda Larasati berhasil meraih medali emas di nomor 800 meter gaya bebas putri yang selama ini dikuasai Muangthai. 

Di balik kesuksesan atlet-atlet kita, terkuak fakta menyentuh sekaligus membanggakan. Dari 31 atlet yang mewakili Indonesia tahun ini, hanya 21 orang yang biayanya ditanggung penuh oleh PB PRSI. Sepuluh orang lainnya ditanggung Pengprov, klub, bahkan orangtua masing-masing. Luar biasa! (MGH/Foto: Rian Apridhani)

NASI GORENG KENCUR

Bahan:
Nasi dingin   3 porsi
Fillet ayam   200 gr (potong persegi kecil)
Kol   2-3 lbr (iris halus)
Cabe merah   2 buah buang bijinya, iris halus)
Cabe rawit hijau   4 buah (iris-iris)
Minyak goreng   3 sdm


Bumbu Halus:
Bawang merah   5 btr
Kencur   2-3 btr
Bawang putih   2 siung
Garam   secukupnya
Terasi   1 ptg
Gula   1 sdt


Pelengkap:
Acar mentimun
Kerupuk aci
Bawang goreng


Cara Memasak:
1. Bumbui daging ayam dengan garam, tumis sebentar hingga berubah warna. Angkat.
2. Gerus bumbu halus.
3. Panaskan minyak goreng di wajan, tumis bumbu halus hingga harum. 
4. Masukkan ayam dan kol, aduk-aduk sebentar.
5. Masukkan nasi lalu aduk-aduk sampai merata.
6. Masukkan cabe merah dan cabe rawit . Aduk-aduk sampai rata. Angkat.
7. Sajikan bersama pelengkap. 
(Resep: Nyonya Rumah/Kompas)

Senin, 25 Juni 2012

FERY MONIAGA : SANG MANTAN JUARA TINJU ASIA


Inilah salah satu legenda tinju Indonesia. Fery Egberty Moniaga, demikian nama lengkap petinju yang mengharumkan nama Indonesia di arena tinju dunia sepanjang era 70-an hingga awal 80-an. Beliau lahir di Tanjung Pinang (Kepulauan Riau), 4 September 1949. 

Sempat mendirikan sasana tinju Banteng AMI/ASMI bersama rekan-rekan sesama petinju: Syamsul Anwar, Benny Tengker, dan Frans VB, Fery juga pernah terjun ke bisnis promotor tinju setelah mundur sebagai atlet. Setelah itu ia aktif berkiprah sebagai pelatih dan pengurus beberapa organisasi serta turnamen tinju. Hingga kini, Beliau masih aktif sebagai salah seorang pengurus Persatuan Tinju Indonesia (Pertina). 

Dua 4 anaknya, 2 mewarisi bakat tinju sang ayah. Merekalah putra kedua, Arenaldo Moniaga dan putra ketiga, Dastesa Moniaga. Pak Fery sangat berharap ada diantara kedua putranya yang mengukir prestasi di arena tinju internasional. 

Kalau sedang tidak mengurus tinju, Pak Fery beristirahat bersama keluarga di rumah Beliau: Perum Masnaga Blok A Jl. Krakatau No. 150 Bekasi (Jawa Barat). Beliau juga suka menulis artikel tentang tinju dan dikirim ke majalah tentang tinju. 

Prestasi:
- Medali perunggu Asian Games VI, Bangkok (1970)
- Medali perunggu Asian Championship, Teheran (1971)
- Peringkat 5 Olimpiade Ke-19, Munich (Jerman, 1972)
- Medali emas Pesta Sukan Singapura (1973)
- Medali perunggu Asian Games, Teheran (1974)
- Medali perak Ali Jinah Cup, Karachi (Pakistan, 1976)
- Medali perunggu SEA Games IX, Kuala Lumpur (1977)
- Medali emas Pesta Sukan Singapura (1978)
- Medali perunggu French Open, Paris (1978)
- Medali emas Pesta Sukan Singapura (1979)
- Medali emas Chung Hwa Cup Taipe (1979)
- Medali emas Asian Championship, Bombay (India, 1980)
(MGH/Foto: Indopos)

PENARI KERATON ITU BERNAMA JEANNIE PARK


Kalau Sahabat pernah mengunjungi keraton Yogyakarta, mungkin pernah menyaksikan wanita cantik ini menari.  Melihat penampilannya, siapa sangka ia berasal dari seberang benua. Gerak tubuhnya luwes dan kalau berbicara sehari-hari menggunakan bahasa Jawa. Kalau ia berbahasa Indonesia bahkan dialeknya jadi medok. Kecuali dari wajahnya, siapa sangka wanita anggun ini warga negara Amerika Serikat keturunan Korea! Kecintaannya pada budaya Jawa membuat Jeannie mantap meninggalkan pekerjaannya yang mapan sebagai Direktris Kohn Turner Gallery di Los Angeles untuk hidup sebagai seniman di Yogyakarta.  Padahal  saat itu ia ditawari menjadi partner galeri terkemuka yang klien-kliennya para pesohor Amerika, termasuk Bruce Springsteen, Robin Williams, dan Tom Hanks.

Jeannie Park alias Jee-Hyun Park lahir di Seattle (Amerika Serikat), 2 Mei 1969 dari pasangan seniman Korea Selatan, Chong-Gil Park dan Hi-Ah Chai. Umur 10 tahun, ia menyaksikan KRT Sasminta Mardawa, dosen tamu University of California, Los Angeles, menari. Jeannie kecil sangat terkesan melihat tarian sang maestro tari Jawa klasik itu. Busana, gerakan, dan music tarian Jawa membuatnya terpikat dan bertekad untuk mengunjungi negeri asal tarian itu suatu hari kemudian. 12 tahun kemudian, keinginan Jeannie terwujud saat mengikuti University of California Education Abroad Program  selama 4 bulan di Pusat Studi Indonesia Fakultas Sastra UGM. Kesempatan itu dimanfaatkannya untuk belajar tari Jawa, meski menurutnya waktu sesingkat itu seolah sekedar mencicipi tari Jawa saja.

Kembali ke Amerika, Jeannie kembali tenggelam dalam rutinitas. Apalagi setelah lulus kuliah ia bekerja sebagai kurator seni rupa di Jan Turner Gallery. Tak terlalu lama, ia dipromosikan menjadi Associate Director sebelum akhirnya pindah ke galeri seni kontemporer terkemuka Kohn Turner Gallery sebagai Direktris! Toh kesuksesan karir dan materi tak membawa kebahagiaan bagi Jeannie. Ia merasa batinnya kosong. Ia selalu merasa gelisah dan ada yang belum ditemukan dalam hidupnya. Untuk meredam kegelisahannya, Jeannie terus menyibukkan diri dengan pekerjaannya, hingga suatu hari ia mendapat telefon dari Konjen Indonesia di Los Angeles yang memberi tahu, permohonan beasiswanya diterima. Meski sudah lupa kapan mendaftar beasiswa, Jeannie berangkat ke Indonesia. Ia mendapat beasiswa setahun belajar tari Jawa klasik di Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta.

Tak hanya belajar menari, Jeannie juga mempelajari cara berfikir orang Jawa. “Saya mengalami pencerahan karena mengalami, merasakan, dan belajar cara berfikir orang Jawa, pencipta kesenian yang saya cintai,”tutur wanita ayu nan ramah itu.

Setahun belajar tari Jawa dengan hati, membuat Jeannie menjadi yang terbaik hingga dipercaya menari di keraton Yogyakarta. Sejak itulah Jeannie menjadi penari keraton. Ditinggalkannya pekerjaannya yang mapan di Amerika, meski saaat itu ia mendapat tawaran menjadi partner untuk ikut memiliki Kohn Turner Gallery. Hidup sebagai seniman tari Jawa klasik di Yogya memberikan kedamaian dan kebahagiaan yang tak dirasakan Jeannie saat masih hidup dalam  gemerlapnya Los Angeles. Tahun 2000, Jeannie menikah dengan Lantip Kuswala Daya yang juga penari Jawa klasik. Jeanniepun makin mantap menghabiskan sisa hidupnya sebagai wong Yogjo.

“Yogyakarta is my hometown. Saya bahkan sudah bisa mengendarai sepeda motor di Malioboro,”ungkapnya. Kini Jeannie tenang dan bahagia bersama suami tercinta di Desa Kembaran, Bantul, Yogyakarta. Pasangan seniman ini telah dikaruniai 2 putra, Jivan Aruna dan Mohan Kalandara.

Pengalaman menari paling berkesan bagi Jeannie, saat ia membawakan tari Bedhaya Sang Amwarbumi di Bangsal Kencono keraton Yogyakarta bersama 2 putri Sultan Hamengkubuwono X, Gusti Pembayun dan Gusti Candra Kirana (2001).

Mulai 2007, kesibukan Jeannie bertambah dengan menjadi Direktris Eksekutif Yayasan Bagong Kussudiardja. Kini, selain menari, iapun mengurus para seniman Padepokan Seni  Bagong Kussudiardja di Desa Kasihan, Bantul. Tentu saja, prioritas tetap mengurus keluarga di Desa Kembaran. (MGH/Foto: Fransiskus Dharmawan Eka)

NASI TUMPENG KUNING

Bahan:
Beras   500 gr
Beras ketan   100 gr
Air perasan kunyit dari 50 gr kunyit parut   2 sdm
Air untuk merendam   400 ml
Santan (1 kelapa)   800 ml 
Daun pandan   2 lbr
Serai   2 btg (memarkan)
Garam   1 sdm
Daun jeruk   4 lbr (buang tulang daunnya)

Lauk Lengkap:
Ayam goreng lengkuas
Sambal goreng hati
Telor balado
Urap

Cara Memasak:
1. Campur kedua jenis beras. 
2. Cuci bersih lalu rendam dalam air yang sudah dicampur air perasan kunyit. 
3. Biarkan selama 30 menit lalu saring. 
4. Kukus selama 30 menit.
5. Sementara itu rebus santan, daun pandan, serai, garam, dan daun jeruk.
6. Aduk-aduk hingga mendidih.
7. Tuang santan di atas beras yang sudah dikukus. 
8. Masukkan ke dalam penanak nasi, masak hingga matang.
9. Cetak nasi di cetakan tumpeng.
10. Tutup nasi dengan plastik lalu tekan-tekan agar padat.
11. Sajikan bersama lauk lengkap.
(Resep: Philips)

Minggu, 24 Juni 2012

PINO BAHARI : EMAS ASIAN GAMES TINJU DI USIA 16


Di tahun 1980-an dunia tinju Indonesia diperkuat keluarga Bahari. Penggemar olahraga terutama tinju pasti masih ingat Daniel Bahari, promotor tinju dan pelatih tinju yang sukses mengantarkan ke-4 putranya (Pino, Nemo, Champ, dan Daudy)  meraih prestasi nasional bahkan internasional. Sayang, Champ meninggal karena kecanduan narkoba saat mengikuti pelatnas tinju. Sementara Daudy hingga kini masih aktif sebagai petinju. Sementara Nemo tak lama menekuni tinju karena memilih hidup sebagai penginjil. 

Pino, si sulung, tercatat sebagai peraih medali emas kelas menengah Asian Games Beijing di usia 16 tahun(1990) dan medali perak SEA Games XVIII Chiang Mai (Muangthai). Meski dilatih ayahnya sendiri, Pino tidak bisa bersantai ria. Push up dan sit up 1000 kali wajib dilakoninya setiap hari! 

Di masa jayanya, Pino tak hanya diidolakan penggemar tinju karena prestasinya, namun ju ga dikagumi para wanita muda karena ketampanannya. Tak hanya di Indonesia, saat Pino bertanding di Taiwanpun gadis-gadis setempat berebut foto bersama petinju asal Solo itu. Apalagi di luar ring tinju Pino terkenal berpembawaan tenang, kalem, dan murah senyum. Helmut Kruger, salah seorang pelatih tinju Indonesia asal Jerman Timur menjuluki Pino 'anak manis yang harus lebih besar kepala'. 

Ada cerita menarik waktu Pino meraih emas Asian Games Beijing. TV Cina tertarik mewawancarai Pino. Menjelang waktu wawancara yang ditentukan, Pino siap dengan kemeja batik dengan lambang Garuda di dada kanan. Ternyata, wawancara dibatalkan. Luar biasa, reaksi Pino tetap tenang. Tak tergambar rasa kesal sedikitpun di wajahnya. Bahkan kala memenangkan pertarunganpun, Pino tetap tenang. Tak tampak luapan kegembiraan. Tetap santai tanpa ekspresi. Cocok benar jadi idola.

Setelah gantung sarung tinju, Pino kini menjadi manajer bisnis Daniel Bahari (DB) Promotion, perusahaan promotor tinju milik sang ayah. Tak hanya itu, Pino juga sibuk melatih adik bungsunya, Daudy bertinju. Sekedar informasi, kalau Teman main ke kawasan Sanur, Bali, dan melihat atau singgah di restoran 'Pino', itu milik Oom Daniel Bahari. Nama restoran, dari mana lagi kalau bukan nama sang putra sulung.(MGH/Foto:Koleksi Pribadi)

REMPAH INDONESIA DALAM KULINER EROPA




Sepuluh tahun terakhir ini makin banyak makanan Eropa yang menggunakan bahan dan bumbu dari Indonesia. Kekayaan rasa dari berbagai bumbu Indonesia memang merupakan kelebihan kuliner yang tak dimiliki bangsa-bangsa Eropa. 


Chef Vindex Tengker, Executive Chef Hotel Dharmawangsa Jakarta yang berpengalaman sebagai chef di beberapa negara Eropa menjelaskan, orang Eropa selalu mencari eksotisme rasa yang tak mereka temukan dalam makanan Eropa. Eksotisme itu mereka temukan dalam makanan kaya rempah khas Indonesia yang menyajikan kekayaan rasa yang memikat. 


Juri Master Chef Indonesia itu menambahkan, lidah orang-orang Eropa kini sudah akrab dengan lengkuas, jahe, jeruk limau, gula merah, serai, cabe merah besar, cabe merah keriting, kemiri, jinten, dan ketumbar. Mereka menyukai rasa yang unik saat masakan mereka dicampur bumbu rempah Indonesia. 


Cita rasa makanan Eropa yang cenderung seragam, menimbulkan keinginan warga Eropa untuk menikmati kuliner yang lebih kaya rasa dan aroma. Ketika 
semakin banyak orang Eropa bepergian dan mencicipi makanan Indonesia, mereka langsung menyukai kelezatan dan kekayaan cita rasa makanan kita. 


"Mereka merasakan makanan Indonesia sangat enak dan ingin makanan kita ada di negaranya, Makanya muncul ide-ide memakai jahe- serai, ketumbar, dan sebagainya dalam makanan mereka," jelas Chef Vindex yang pernah tingal bertahun-tahun di Eropa.(MGH/Foto: Mita)

AYAM GORENG LENGKUAS

Bahan: 
Ayam   1 ekor (potong 12 bagian)
Lengkuas   150 gr (parut)
Jahe   50 gr (parut)
Serai   2 btg (memarkan)
Daun salam   4 lbr
Garam   3 1/2 sdt
Gula pasir   1 sdt
Air   400 ml


Bumbu Halus:
Bawang merah   8 btr
Bawang putih   2 siung
Ketumbar   1 sdm
Kemiri   5 btr
Kunyit   2 cm


Cara Memasak:
1. Gerus bumbu halus.
2. Rebus ayam, lengkuas, jahe, serai, daun salam, garam, gula pasir, dan bumbu halus di dalam air, di atas api kecil hingga air meresap. 
3. Dinginkan ayam.
4. Goreng hingga matang bersama bumbunya.
(Resep: Majalah Sedap)

Sabtu, 23 Juni 2012

KAREN CARLOTTA : RAIH MEDALI DARI FOOD HOTEL ASIA DI SINGAPURA


'Chef juara', demikian cap yang dilekatkan Royco pada chef cantik ini. Bukan kebetulan, Karen adalah model iklan Royco. Dan bukan sekedar isapan jempol, karena Karen, atau biasa dipanggil KC memang peraih medali perunggu kompetisi memasak internasional yang diadakan di Singapura Food Hotel Asia kategori kue pengantin (2006) dan peringkat ke-2 kompetisi Californian Raisins (2006). Kue pengantinnya memang unik dan indah karena dihias motif batik dan ukiran Jepara. Tak heran berhasil merebut tempat ke-3 dari seratusan peserta dari berbagai negara. Tentu, rasanya juga pasti enak!

Karen Carlotta Setijono, lahir tanggal 1 Agustus 1982, sejatinya sarjana ekonomi lulusan Universitas Tarumanagara, Jakarta. Sempat bekerja di Bank Panin, KC memilih keluar karena merasa tidak cocok bekerja di bank. Minatnya sejak kecil memang memasak. Sayang, kedua orangtuanya, Aaron Suryajaya Setijono dan Charlotte Sari Dewi menginginkan KC belajar manajemen. Namun akhirnya, melihat tekad sang puti yang kuat, mereka setuju KC belajar gastronomi di Singapura. Kebetulan, kakak tertua KC juga tinggal di Singapura. Di sana, KC belajar pastry dan baking di Shatec Institute.

Lulus dari Shatec, bungsu dari 3 bersaudara ini bekerja sebagai chef di 3  restoran terkemuka Singapura: One Rochester, One Twenty Six, dan One Caramel (2007-2009). Posisi terakhirnya Executive Pastry Chef. Tak tanggung-tanggung, setiap hari kecuali Minggu, KC sudah ada di restoran mulai pukul 6 pagi hingga pukul 11 malam! Saat KC pulang ke Indonesia menghadiri pernikahan kakaknya, KC dilarang kembali ke Singapura oleh orangtuanya yang khawatir melihat kesibukan sang putri yan ekstra padat. 

KC memiliki kekhasan, suka membuat makanan berbentuk unik. saat ibunya berulang tahun misalnya, LC membuat kue ulang tahun berbentuk sepatu berhak tinggi bertuliskan nama sang ibu. Sementara saat kekasihnya, chef Andhika Maxi berulang tahun, KC membuat kue prototipe Maxi (nama panggilan Andhika Maxi).

Kini, KC mengelola AMKC Food Concept, restoran yang didirikan bersama kekasihnya. Mereka berdua juga bahu membahu menjadi koki untuk private dining berbagai perusahaan, sosialita, dan pejabat. Berdua pula mereka pernah membintangi iklan salah satu merek mobil Jepang. KC juga sibuk tampil dalam berbagai acara masak memasak di TV maupun berbagai acara off air. Sebagai chef, wanita mungil ini juga berharap resep-resepnya bisa mudah dipraktekkan oleh siapapun. 

"Bagi saya, seorang koki harus bisa membagi ilmunya kepada orang lain," kata KC. Tentu saja, yang dimaksud KC tidak termasuk resep menu AMKC Food Concept.(MGH/ Foto: Koleksi pribadi)

SOLO KERONCONG FESTIVAL 2011 : SEBUAH DOKUMENTASI KECIL

Tulisan ini sekedar dokumentasi kecil kegiatan budaya yang jarang digelar di Indonesia. Acaranya memang sudah cukup lama berlalu, tapi perlu saya catat di sini karena banyak hal menarik yang layak diingat, meski waktu berlalu. Juga sebagai pengingat untuk kita semua, bagaimana budaya kita yang kurang diminati di negeri sendiri mendapat tempat yang terhormat di negeri orang. 

Solo Keroncong festival, digelar di Pasar Triwindu, Ngarsopuro, Solo (Jawa Tengah) pada 29-30 September tahun lalu. Meski diadakan sederhana dan digelar di pasar, festival tak hanya menampilkan belasan orkes keroncong  (OK) dari dalam negeri, tapi menyuguhkan penampilan beberapa penyanyi luar negeri yang turut melantunkan keroncong. Diantaranya Max Valerio dari Italia yang berduet dengan penyanyi keroncong senior Indonesia Waldjinah, membawakan lagu 'Semusim' yang aslinya dilantunkan Waldjinah dengan almarhum Chrisye. 

Ada pula OK D'Temasik dari Singapura yang tak hanya membawakan lagu-lagu keroncong berbahasa Indonesia, namun juga berbahasa Jawa 'Romo Ono Maling.' Merekapun mempersembahkan satu lagu untuk Waldjinah atas dedikasi Beliau pada musik keroncong, 'Ibu'. Sekedar memngingatkan, Waldjinah juga 'menjabat' sebagai ketua panitia festival ini.

Penyanyi Jepang Hiromi Kano turut tampil dengan lagu keroncong yang sangat populer di negerinya, apalagi kalau bukan 'Bengawan Solo'. Tak ketinggalan, negeri jiran yang selalu 'akur' dengan kita, Malaysia turut mengirimkan wakilnya, OK Aswara. 

Lagu 'Pamitan' dan 'Putri Solo' mengalun indah dari putri Hongaria, Agnes Vervozo yang tampil berkebaya biru tua (lihat foto). Tak hanya mampu menaklukkan cengkok keroncong yang sulit, Agnespun fasih berkomunikasi dalam bahasa Jawa krama inggil yang ironisnya makin langka dikuasai asli orang Jawa sendiri. Simak saja, bagaimana Agnes menyapa ribuan penonton, "Wilujeng dalu para pamiyarsa sedaya. Kula ndherek nyengkuyung Solo Keroncong Festival. Mugi-mugi keroncong saged langgeng lan ngrembaka." (Selamat malam para penonton. Saya ikut meramaikan Solo Keroncong Festival. Semoga keroncong bisa lestari dan berkembang.)

Tak kalah menarik, penampilan James Chu penyanyi keroncong dari Hongkong yang fasih berbahasa Jawa dan Indonesia. Tak heran, meski telah puluhan tahun tinggal di Hongkong, James lahir di  Banyuwangi (Jawa Timur). Tampil membawakan lagu 'Sewu Kutha' dalam bahasa Jawa dan Mandarin, James mendapat sambutan meriah dari penonton. 

Masih ada penampilan dari para artis Perancis, Australia, dan Amerika Serikat yang membuat festival semakin semarak. Sepanjang festival yang digelar 2 hari, ribuan penonton selalu membanjir. Tak hanya dari Solo dan sekitarnya, mereka datang dari luar propinsi, bahkan luar pulau Jawa. Semoga tahun ini Solo Keroncong Festival kembali digelar, lebih lancar dan lebih meriah lagi, agar musik keroncong bisa lestari dan makin berkembang, seperti harapan Agnes Vervozo. Semoga. (MGH/Foto:m.detik.com)

UDANG GORENG ASAM GARAM

Bahan:
Udang yang agak kecil   500 gr
Garam   seperes sdm
Air asam   1 sdm
Minyak goreng   3 sdm

Cara Memasak:
1. Buang bagian kepala udang yang tajam. Cuci bersih.
2. Lumuri dengan air asam dan garam. 
3. Jerangkan dalam wajan di atas api agak kecil sampai airnya habis.
4. Bubuhi minyak, besarkan apinya.
5. Aduk-aduk sampai udang berwarna merah kecoklatan. 
6. Angkat.
(Resep: Nyonya Rumah/Kompas)

Jumat, 22 Juni 2012

YONO PURNOMO : DUTA KULINER INDONESIA DI AMERIKA

Tahun 70-an, Widjiono Purnomo merantau ke Amerika Serikat untuk mencari peluang yang lebih baik. Sebelumnya, Yono, demikian nama panggilan pria asal Jakarta ini bekerja di kapal milik Amerika dan Belanda SS Rotterdam, setelah menamatkan pendidikan di APN Bandung (sekarang Sekolah Tinggi Perhotelan/STP atau lebih dikenal dengan NHI). Saat bekerja di kapal asing itulah Yono bertemu wanita Amerika nan cantik, Donna yang kemudian menjadi istrinya. Karena Donna pula, Yono memutuskan bermukim di Albany, Amerika Serikat, kampung halaman sang istri dan membuka usaha restoran makanan Indonesia dan Amerika.


Hasilnya, tak hanya memperoleh peluang yang lebih baik, Yono berhasil menjadi yang salah satu yang terbaik diantara para profesional kuliner Amerika bahkan dunia! Sangat banyak penghargaan internasional yang diperolehnya. Berkali-kali tampil di TV nasional sebagai bintang tamu acara-acara top, Yono masuk jajaran Master Chefs dan Celebrity Chefs di Amerika Serikat. Kini ia mengelola kerajaan bisnis kuliner dan hotelnya bersama sang istri dan putra mereka, Dominick. Mengikuti jejak kedua orangtuanya, Dominickpun menekuni dunia gastronomi. 


Mengawali karir di dunia kuliner dengan membuka Yono's Restaurant, restoran yang menyajikan hidangan Indonesia dan Amerika. Tak hanya sukses dengan restoran pertama, Yono kemudian membuka cafe bertema otomotif Bumpers Cafe di Armory Center, satu pusat hiburan super luas yang menempati lahan tak kurang dari  65.000 kaki persegi (1998). Kerajaan bisnis kuliner Yono makin melaju. Iapun membuka usaha baru 'Studio 64 Nightclub' (2000).  Kerajaan bisnisnya makin lengkap dengan dibukanya sebuah hotel butik. Tapi tak hanya berbisnis. Di luar itu, Yono merupakan donatur 150 yayasan sosial. Iapun dikenal sebagai pecinta dan kolektor seni. 


Di Amerika, tak semua orang mampu menikmati masakan Indonesia olahan Yono. Saat menjadi chef tamu restoran fine dining James Beard House (mereka menyebut Yono sebagai  'star chef'), masakan Yono ada di kisaran harga $ 85 untuk anggota dan $ 110 untuk non anggota. Mau tahu masakan yang dihidangkan? Semua khas Indonesia seperti sate ayam, gado-gado, kroket daging, dan sebagainya. 


Meski sudah menjadi toko penting dalam gastronomi internasional, Pak Yono tetap rendah hati dan membuka diri bagi siapapun yang ingin belajar padanya. Iapun tetap datang dan memasak dalam acara reuni APN di Bandung beberapa tahun lalu. Beberapa kali, ia bahkan menjadi dosen tamu di almamaternya itu. Setiap malam Master Chef ini bisa ditemui di restoran utama miliknya: Yono's Restaurant di 25 Chapel St . Albany, New York. Telp. 0518.436.7747. Belum sempat ke Albany? Bisa mengunjungi Yono's Restaurant yang sangat elegan lewat situs mereka www.yonos.com


Berikut program TV yang pernah menampilkan Yono:
- Motivator bersama Benita Zahn dalam 'Let's Eat' di NBC dan Channel 13 WNYT (1990)
- The Today Show (1994)
- TV Food Network (1995)
- Good Morning America (beberapa kali sebagai bintang tamu) 

Penghargaan:
- Culinarian of The Year dari American Culinary Federation (ACF) Albany (1987)
- Chef of The Year, ACF Albany (1988)
- Medali emas, ACF (1991)
- Medali Kehormatan dari Leas Amis D'Ecoffier (1991)
- Named Restaurateur of The Year dari NYS Restaurant Association (1991)
- Termasuk dalam America's 2000 oleh Chefs in America (1991)
- Medali emas dari ACF (1992)
- Medali perunggu dari ACF (1993)
-Medali perak dari ACF (1993)
- Cuinary Cornucopia Grand Award (Best of Show) dari ACF (1994)
- Medali emas dari ACF (1994)
- Chaine des Rotisseur Medal of Honor (1994)
- Chef of The Year dari ACF New York Chapter (1995)
- Medali perak dari ACF (1996)
- Pemenang Hadiah Utama Nasional dari La Parade des Chefs, Javits Center, New York City (1996)
- Medali emas dari ACF (1997)
- Culinary Cornucopia Grand Award (Best of Show) dari ACF (1997)
- Medali perunggu Internasional (kategori perorangan) dari British Open Cookery Championship (1997)
- Inaugural Community Service Award dari New York State Restaurant Assn./Capital District.
- Medali perunggu Internasional (kategori beregu) dari Hotelympia di London (1998)
- Sante Magazine Award (1999)
- Medali perunggu Master Chefs Grand Prix dari Hotelympia (2000)
- Wine spectator 'Award of Excellence' (2001)
- Sante Magazine Award (2001)
- Wine spectator 'Award of Excellence' (2002)
- Sante Magazine Fine Dining Award (2003)
-Wine spectator 'Award of Excellence' (2003)
-  Best of Award of Excellence dari wine Spectator (2004)
- ACF Achievement of Excellence kategori Fine Dining (2006)
- Fine Dining Award dari DiRoNA (Distinguished Restaurants of North America) (2007)
- Wine Spectator Best of Award of Excellence Award (2007)
- Faces of Diversity American Dream Award dari National Restaurant Association (2010)
- Compass Award dari the Downtown Albany Business Improvement District (BID) (2012)


Pencapaian lain:
- Keliling Amerika untuk memperkenalkan makanan Indonesia dalam program Festival of Indonesia (1990)
- Profilnya dimuat dalam Who's Who Among Rising Young Americans (1992)
- Chef Tamu di James Beard House (1992)
- Pembicara Seminar Makanan Indonesia dalam acara Konvensi Nasional American Culinary Federation (ACF) di California (1994)
- Wakil Presiden ACF New York Chapter (1995)
- Dosen tamu di Culinary Institute of America (1995)
- Direktur Pengembangan Proyek Cornucopia of Flavours Cookbook (1995)
- Presiden ACF New York Chapter (1996)
- Kapten tim dan pendiri New York State Culinary Team Albany (1997)
- Chef tamu di pesta tahunan James Beard Awards ke-8 (1998)
- Manajer dan kapten  New York State Culinary Team Albany (1998)
- Chef tamu di James Beard 'Chefs and Champagne' (1998)
- Kapten dan manajer NYS Culinary Team USA (2000)
- Chef tamu di James Beard House (2001)
- Mentored Chef's dari USS Albany, Nuclear Submarine (2002)
- Penyelenggara Gala Holiday Dinner untuk the Confrerie de la Chaine des Rotisseurs (2003)
- Four Star Review dari Albany Times Union (2003)
- Mendemonstrasikan masakan Indonesia dalam perhelatan ACF NE Regional (2003)
- Diminta Capiello Dairy untuk menyusun resep-resep fusion untuk  pasar Asia  (2004)
- Panelis tamu dalam Asian Expo Javits Center di New York City (2005)
- Ditampilkan dalam buku  'Glorious Food'  terbitan International Association of Culinary Professionals (2005)
- Ditampilkan dalam 'New Asian Cuisine' Fabulous Recipes from Celebrity Chefs (2006)
- Four Star Review dari Albany Times Union (2006)
(MGH/Foto: Forbes)