Jumat, 31 Agustus 2018

TATANG FB: TETAP BERPERAN DI ASIAN GAMES


Tatang Ferry Budiman atau lebih dikenal dengan nama ngetop tatang FB adalah 1 dari 3 atlet panahan yang sukses memboyong medali perak dari ajang bergengsi Asian Games tahun 1982 di New Delhi. Kala itu Tatang berjuang bersama 2 rekannya Suradi Rukimin dan Donald Pandiangan. Sayangnya, 4 tahun kemudian Tatang malah dicoret dari daftar atlet peserta Asian Games 1986 karena tidak memenuhi target yang ditetapkan PB Perpani (induk organisasi olahraga panahan se-Indonesia). Padahal namanya sudah tercantum sebagai salah satu atlet Indonesia yang akan dikirim ke Seoul sebgai peserta Asian Games. Tapi dengan jiwa besar, Tatang menerima keputusan PB Perpani. Ia mengaku lalai karena merasa sudah pasti akan dikirim ke Asian Games Seoul hingga tidak sadar masih ada target yang harus dipenuhinya. 

Puluhan tahun berlalu, Tatang tetap berjuang membawa nama baik bangsa Indonesia di Asian Games 2018 ini, meskipun bukan lagi sebagai atlet tentu saja. Kali ini ia memikul tanggung jawab sebagai Manajer Venue Panahan. Sukses selalu, Pak Tatang!
(mgh/foto: Viva)

SWAMENING (khas Papua)

Bahan:
Sayur lilin/tebu lilin/kembang tebu
Sagu basah
Parutan kelapa
Daun gedi
Garam
Air mendidih (taburi garam)

Cara memasak:
1. Letakkan daun gedi diatas wadah ceper.
2. Taburi sagu.
3. Taburi parutan kelapa.
4. Letakkan sayur lilin di posisi paling atas.
5. Gulung daun gedi dan adonan di atasnya sambil siapkan air mendidih.
6. Ikat adonan dengan tali dari kulit sayur lilin.
7. Langsung masukkan ke air mendidih yang sudah ditaburi garam.
8. Rebus selama 20 menit.Angkat.
9. Angkat panas-panas.
(Mama Martina Yekusamon/Republika)

SURADI RUKIMIN : KEJUTAN DARI NEW DELHI


Pelatih panahan atlet difabel nasional ini salah satu putra bangsa yang mengharumkan Indonesia di tingkat internasional. Tahun 1982 di New Delhi bersama Donald Pandiangan dan  Tatang FB, Suradi memboyong medali perak panahan Asian Games. Prestasi itu merupakan kejutan besar karena yang pertama kali bagi Indonesia, dan di luar dugaan. Setelah mengundurkan diri sebagai atlet, Suradi menjadi pelatih panahan untuk para atlet Sulawesi Selatan. Salah satu anak didiknya adalah atlet panahan Cindy Astrid yang juga putri kandung Suradi sendiri. Kini, Suradi melatih tim panahan difabel Indonesia. 

Keterngan foto: Suradi Rukimin bersama Cindy Astrid, putri kandungnya yang juga atlet panahan.(mgh/foto: Tempo)

DENDENG BUMBU CABE

Bahan:
Bumbu dendeng
Daging sapi     1/4 kg
Garam     2 sdt
Bubuk ketumbar     2 sdt
Gula Jawa     75 gr
Bawang merah     5 btr
Bawang putih     2 siung
Laos muda     1 ibu jari
Minyak goreng
Air asam (dibuat dari 1 mata asam)

Bumbu cabe:
Cabe merah     1 ons
Bawang merah     1 ons
Gula     secukupnya
Garam     secukupnya

Cara memasak:
1. Bersihkan daging dari kulit dan urat-uratnya.
2. Potong tipis-tipis.
3. Bila perlu, tusuk-tusuk dengan pisau tapi jangan sampai putus.
4. Gerus semua bumbu kecuali air asam.
5. Campur dengan ai asam.
6. Campurkan ke daging. Ratakan.
7. Biarkan selama 30 menit.
8. Goreng hingga cukup matang.
9. Angkat dan iriskan. 

Bumbu cabe:
1. Cabe dan bawang merah diiris-iris halus.
2. Tumis hingga layu. 
3. Tambahkan gula dan garam.
4. Tuangi sekitar 3/4 cangkir air. 
5. Aduk-aduk hingga airnya meresap. Angkat.
6. Campurkan pada daging sapi yang sudah digoreng. ratakan.
7. Sajikan.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Sabtu, 25 Agustus 2018

WIBOWO SUSETIO : PATRIOTISME DI ASIAN GAMES 1954


Alkisah, pada tahun 1954 Indonesia mengikuti perhelatan Asian Games di Manila. Salah satu atlet Indonesia yang dikirim sebagai wakil bangsa adalah Wibowo Susetio, atlet angkat besi kelas ringan. Ketika bertanding di final, Wibowo tampil tanpa kehadiran seorangpun teman dan pendukung karena semua anggota kontingen Indonesia menonton kesebelasan Indonesia yang juga sedang bertanding. Meski tanpa pendukung, Wbowo berhasil memenangkan medali perunggu. Saat upacara penyerahan medali, Wibowo melihat bendera Indonesia dipasang terbalik. Tanpa mempedulikan aba-aba musik sudah diberikan, Wibowo berteriak lantang, "STOP!" kemudian langsung turun menghampiri petugas dan menjelaskan kalau bendera Indonesia terbalik. Petugas pemasang bendera yangmerasa malu kemudian berkali-kali minta maaf pada Wibowo. 

Lahir dengan nama Thio Ging Hwie di Yogyakarta pada 29 November 1923. Dikenal juga dengan nama Eric Thio Ging Hwie. Wibowo tergolong terlambat menekuni angkat besi karena baru pada usia 20 tahunan, saat ia mengikuti latihan kemiliteran Seinan Dozyo di Tangerang. Waktu itu tahun 1944, saat penjajahan Jepang. Wibowo dan teman-temannya berlatih angkat besi dengan roda kereta api bekas. Toh dengan segala keterbatasan itu ia mampu berprestasi di tataran internasional. Wibowo menikah dengan Yap Lian Nio, gadis Tangerang, dan dikaruniai 7 putra yang semuanya menekuni olahraga angkat besi. Wibowo Susetio tutup usia tahun 1989 di Jakarta, pada usia 66 yahun.

Prestasi:
- Medali perunggu angkat besi Asian Games Manila 1954
(mgh/fto: Wiki Tree)

LEMET JALI PISANG NANGKA


Bahan:
Jali     100 gr (rendam 3 jam)
Santan     200 ml
Garam     secukupnya
Gula pasir     75 gr
Pisang raja 100 gr (iris dadu)
Nangka     100 gr (iris dadu)
Kelapa parut     100 gr
Daun pisang untuk membungkus
Lidi

Cara membuat:
1. Rebus jail dan santan hingga mengental. Angkat.
2. Bubuhi garam, gula, nangka, pisang, dan kelapa. Aduk rata.
3. Bungkus dengan daun pisang seperti lontong/pepes. Jadikan 10 bungkus.
4. Semat kedua ujungnya dengan lidi.
5. Kukus hingga matang selama 30 menit. Angkat dan hidangkan.

Info saji:
Untuk: 10 bungkus (109 kal/bks)
(Ibu Tuti Soenardi/Kompas)


Jumat, 24 Agustus 2018

DANIEL HERMAWAN LUMBAN TOBING : JUARA CATUR U-16 SE-ASIA TIMUR


Usianya baru 16 tahun, tapi Daniel sudah mencatat prestasi internasional di bidang olahraga. Prestasi terbarunya adalah juara catur kilat putra kelompok umur 16 tahun se-Asia Timur yang diadakan di Cina pertengahan tahun ini.

Daniel Hermawan Lumban Tobing lahir tahun 2003. Anak kedua dari 3 bersaudara putra pasangan Theo ML Tobing dan Magdalena Herawati S ini mulai belajar catur pada umur 9 tahun. Sang ayahnlah yang berjasa memperkenalkan olahraga otak ini pada Daniel. Dasar emang  berbakat, umur 12 tahun Daniel sudah berprestasi di tingkat internasional. 

Saat ini Daniel duduk di bangku kelas XI SMA Cahaya Medan. Ia mengaku kunsi kesuksesannya selain manajemen waktu juga dukungan penuh kedua orangtua dan sekolahnya. Meski demikian, Daniel tidak menomorduakan sekolah. Setiap hari ia mengalokasikan 3 jam untuk berlatih catur dan selebihnya tetap untuk sekolah. Semoga menginspirasi remaja lain ya Dan. 

Prestasi:
- Medali perak nomor catur kilat ASEAN Age Group Chess Championship Open 2015 Singapura
- Medali perunggu nomor standard ASEAN Age Group Chess Championsip Open 2015 Singapura
- Medali emas kejuaraan catur internasional Penang Open 2017 Malaysia
- Medali perak kejuaraan catur internasional penang Open 2017 Malaysia 
- Medali emas catur kilat putra kelompok terbuka 16 tahun Eastern Asian Youth Chess 2018 Shanghai
(mgh/foto: FIDE)

SAMBAL WADER WILWATIKTA (hidangan raja khas Kerajaan Majapahit)


Bahan:
Wader     2 bks
Kacang panjang     10 btg
Cabe merah     2 buah
Cabe rawit     12 buah
Tomat     1 buah
Kemangi     secukupnya
Gula     secukupnya
Garam     secukupnya
Bumbu rack ikan goreng
Tepung gaplek/singkong
Bawang putih     1 siung
Terasi matang

Cara memasak:
1. Bersihkan wader, cuci, dan tiriskan.
2. Taburi bumbu racik ikan goreng dan garam secukupnya.
3. Tambahkan tepung singkong secukupnya.
4. Goreng hingga kering dan berwarna kecoklatan. 
5. Gerus cabe merah, cabe rawit, tomat, terasi, garam, dan gula.
6. Rajang bawang putih.
7. Campur jadi satu.
8. Tambahkan kemangi.
(Gupta Sitorus/Majalah Kenduri)


Kamis, 23 Agustus 2018

IVANA HIE : MEDALI ASIAN GAMES SANG PEYAYANG BINATANG


Ivana Hie adalah salah satu atlet boling kebanggaan Indonesia yang telah menyumbangkan medali dari ajang olahraga multi cabang paling bergengsi di Asia, Asian Games.. Di luar arena boling, Ivana adalah penyayang binatang. Selain memelihara beberapa anjing, Ivana aktif memposting berbagai tulisan dan gambar tentang binatang. Ia bahkan lebih sering memposting gambar binatang daripada gambarnya sendiri. Tidak cuma itu. Ivanapun aktif mengikuti berbagai kelompok penyayang binatang. Berprestasi, cantik, modis, dan baik hati. Wah cocok banget jadi idola ya. 

Prestasi:
- Medali perak boling tim 5 putri Asian Games Guangzhou 2010 (bersama Tannya Roumimper, Putty Armein, Sharon Santoso, Novie Phang, & Shalima Zalsha)
(mgh/foto: istimewa)

PERKEDEL JAGUNG

Bahan:
Jagung manis     2 buah (iris tipis butiran-butirannya)
Udang     100 gr (kupas, cincang)
Telor ayam     1 btr
Tepung terigu     4 sdm
Bawang merah     5 btr
Bawang putih     2 siung
Kencur     1 btr
Merica     1/2 sdt
Gula     secukupnya
Garam     secukupnya
Daun bawang     1 btg (iris-iris)
Seledri cincang     1 sdm
Minyak goreng

Cara memasak:
1. Gerus bumbu-bumbu.
2. Masukkan irisan jagung.
3. Sedikit tekan-tekan irisan jagungnya agar agak hancur. 
4. Campurkan udang, irisan daun bawang, seledri, dan telor kocok.
5. Masukkan terigu. Aduk rata.
6. Goreng sesendok demi sesendok.
7. angkat dan tiriskan. 
(Nyonya Rumah/Kompas)

Rabu, 22 Agustus 2018

M. SARENGAT : BANGKIT KARENA EJEKAN


Mohammad Sarengat atau lebih dikenal dengan nama M. Sarengat dan kadang ditulis Moh. Sarengat adalah legenda olahraga lari Indonesia. Dialah pelari Indonesia pertama yang mmenangkan medali emas Asian Games sekaligus rekor lari 100 meter putra. Padahal ia baru menekuni atletik pada umur 18 tahun. Berawal dari keikutsertaannya pada pertandingan lomat tinggi dan lari 100 meter antar pelajar SMA di Surabaya. Sarengat berhasil menjadi juara hingga dikirim untuk mengikuti kejuaraan atletik di Jakarta. Kali ini, ia kalah. Kekalahan ini membuat Sarengat menjadi bahan ejekan teman-temannya. Bukannya sedih dan patah semangat, Sarengat justru menjadikan ejekan itu sebagai motivasi untuk berlatih keras. Hasilnya, prestasinya makin menjulang hingga menjadi atlet kelas dunia meskipun untuk itu ia terpaksa gagal ujian kelulusan SMA hingga 2 kali. Lulus SMA, ia diterima di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia di Jakarta. 

Lahir di Banyuwangi (Jawa Timur) 28 Oktober 1939 Sarengat pada akhirnya harus memilih antara olahraga atau kuliah. Sempat bimbang, ia akhirnya memilih menyelesaikan kuliahnya di FK UI dan mundur dari arena atletik. Setelah menjadi dokter, Sarengat masuk TNI AD dan menjadi dokter militer. Tapi bukan berarti ia sama sekali meninggalkan dunia olahraga. Sarengat pernah menjadi Chef de Mission kontingen Indonesia pada Universiade di Tokyo tahun 1967, Sekjen KONI, Direktur Operasional Gelora Bung Karno, dan Kepala Bidang Pembinaan Pengurus Besar Persatuan Atletik Seluruh Indonesia (PASI). Sarengat juga pernah menjadi dokter pribadi Wapres Sultan Hamengku Buwono IX dan Adam Malik. Ayah 3 anak ini pensiun dari TNI AD dengan pangkat terakhir Kolonel dan tutup usia pada usia 74 tahun.

Prestasi:
- Medali emas lari 100 meter putra Asian Games Jakarta 1962
- Medali emas lari gawang putra Asian Games Jakarta 1962
(mgh/foto: Impact)

SAMBAL TEMPE

Bahan:
Tempe     beberapa iris
Cabe merah
Bawang putih
Kencur
Terasi
Garam
Gula     sedikit
Air jeruk limau
Cara memasak:
1. Tempe dipotong-potong kasar, goreng sebentar, angkat.
2. Goreng cabe, bawang putih, kencur, dan terasi. Angkat lalu gerus.
3. Tambahkan garam dan gula secukupnya.
4. Masukkan tempe goreng.
5. Gerus kasar-kasar.
6. Tambahkan sedikit kuah sayur podomoro supaya agak basah. 
7. Percki air jeruk limau. 
8. Sajikan.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Selasa, 21 Agustus 2018

TANNYA ROUMIMPER : JADI PELATIH BOLING DI AS


Umur 17 tahun, ia telah mengukir prestasi internasional di cabang olahraga boling. Padahal dulu Tanny, demikian sapaannya, tidak tertarik pada olahraga satu ini. Adalah sang ayah yang memotivasi Tanny bermain boling dengan hadiah komik Conan setiap mampu mencapai skor  boling 150 (skor tertinggi boling 300). Tanny yang penggemar berat komik Conan jelas termotivasi dong. Dari situlah akhirnya keterusan latihan boling, jadi suka, dan berprestasi hingga tingkat internasional. 

Sulung dari 2 bersaudara ini memang lahir dari keluarga olahragawan. Bukan hanya kedua orang tuanya, Robby Roumimper dan Lianna Susanto yang atlet selancar angin. Tante dan oomnyapun atlet. Makanya, sejak kecil Tanny diarahkan untuk menekuni olahraga. Umur 5 tahun, Tanny sudah mengenal renang dan tenis. Toh kemudian cintanya tertambat pada boling, berkat Conan. Gadis cantik yang lahir tepat hari Pahlawan 10 November 1990 ini bahkan berlatih boling 12 jam sehari, 6 hari seminggu! Tak heran tidak ada waktu baginya untuk jalan-jalan dengan teman, berkumpul dengan keluarga, apalagi punya pacar. Ya, sampai hari ini Tanny masih belum punya pacar. Tapi jangan kesenengan dulu buat yang naksir Tanny. Kan tadi dibilang, Tanny udah menambatkan cintanya pada olahraga boling.  Bahkan demi boling,Tanny rela meninggalkan keluarganya dan menetap di Amerika Serikat sejak 2010. Alasannya, agar bisa berlatih lebih maksimal. Di Indonesia, tempat latihan boling bertaraf internasional hanya ada di Jakarta, dan kejuaraan bolingpun sangat terbatas. Di Amerika, selain sarana boling berkelas internasional sangat merata sampai ke kampus-kampus, kejuaraan bolingpun sangat banyak dan sudah mapan. 

Hidup dan mengikuti berbagai kejuaraan di negeri orang tentu membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Untuk itu Tanny bekerja sebagai pelatih boling di Mount Mercy University, Iowa. Iapun mendapat dukungan dari sponsor yang didapatnya dengan usaha sendiri. Hebatnya, Tanny masih bisa mengatur waktu untuk pendidikan formal. Saat ini ia juga kuliah komunikasi di Wichita University. Sekarang Tanny termasuk wakil Indonesia yang sedang berjuang di Asian Games. Tekat penyuka warna-warna pastel ini hanya satu: mempersembahkan medali emas untuk Indonesia. Untuk itu, Tanny selama berbulan-bulan sudah mengikuti berbagai kejuaraan boling bergengsi di Amerika sebagai ajang uji coba. Semoga berhasil, Tanny!

Prestasi:
- Medali perak boling perorangan putri World Youth Championship 2007
- Medali emas boling perorangan putri SEA Games 2007
- Medali perak boling tim 6 putri Asian Games Guangzhou 2010 (bersama Putty Armein, Novie Phang, Sharon Liman Santoso, Shalima Zalsha, & Ivana Hie)
- Medali perunggu boling tim 5 putri Asian Games Incheon 2014 (bersama Sharon Liman Santoso, Putty Armein, Nabila Alisha, Chantika Cheya, & Novie Phang)
- Medali perak boling master putri SEA Games 2015
- Medali perak boling tim 6 putri SEA Games 2015
- Medali emas boling double putri SEA Games Kuala Lumpur 2017
-Medali perak boling master putri SEA Games Kuala Lumpur 2017
Medali perunggu boling trio putri Kejuaraan Dunia Boling Las Vegas 2017 (bersama Putty Armein & Sharon Liman Santoso)
(mgh/foto: istimewa)

COBEK KANGKUNG (TUMIS KANGKUNG DENGAN ONCOM - khas Sunda)


Bahan:
Kangkung     1 ikat
Tomat     1 buah
Oncom     1 iris
Cabe merah     2 buah
Bawang merah     3 btr
Bawang putih     1 siung
Kencur     1 btr
Terasi     1 ptg
Garam     secukupnya
Gula     sedikit
Minyak goreng untuk menumis

Cara memasak:
1. Kangkung dipetik-petik.
2. Tomat diiris kasar.
3. Gerus semua bumbu lalu tumis sampai harum.
4. Masukkan oncom. Aduk-aduk sebentar.
5. Masukkan ½ cangkir air. Didihkan beberapa saat.
6. Masukan tomat dan kangkung.
7. Aduk-aduk beberapa saat. Angkat.
(Nyonya Rumah/Kompas)






Senin, 20 Agustus 2018

MAMAN SURYAMAN : ANAK KURUS JUARA ANGKAT BESI INTERNASIONAL


Yang mengenal Maman Suryaman semasa kecil, tentu dulu tidak mengira anak kurus dan kecil di kemudian hari menjadi atlet angkat besi internasional yang mengharumkan nama bangsa sekaligus merubah kehidupan keluarganya. Apalagi dibanding kelima adiknya, si sulung ini juga paling kecil. Lahir hanya dengan berat 2 kg sehinga harus dirawat dalam inkubator selama beberapa waktu. Titik balik kehidupan Maman berawal dari persahabatannya dengan tetanganya yang atlet angkat besi, Dede Rochman. Maman yang sering menemani Dede berlatih, tidak hanya berpangku tangan di tempat latihan angkat besi. Tanpa ada yang menyuruh, Maman berinisiatif membuatkan minum hingga membersihkan barbel. Sikap Maman yang sopan dan rajin menarik perhatian Irwan Siregar hingga mengajak Maman ikut berlatih. Jelas, Maman menerima. Selanjutnya, sudah ketahuan ceritanya. Lahirlah sang atlet angkat besi kelas dunia bertinggi/berat 159 cm/55 kg. 

Masa kecil Maman tidaklah seindah prestasinya. Lahir di Bandung tanggal 6 November 1962 dengan nama Suryaman, sejak umur 2 tahun, Maman sudah ditinggal ayah kandungnya yang pulang ke kampung halamannya di Palembang. Maman kecil dirawat sendiri oleh sang ibu, Yati, yang mencari nafkah dengan membuka warung nasi. Maman yang waktu bayi lahir dengan berat badan di bawah normal, tumbuh menjadi anak yang kecil dan sangat kurus. Bahkan saat usianya sudah 15 tahun berat badannya masih 39 kg. Karena itu, ibunya menentang waktu Maman berlatih angkat besi. 

Dari sekian prestasi Maman selama menjadi atlet angkat besi, ada kisah menarik di balik medali perunggu yang diperolehnya dalam Asian Games New Delhi tahun 1982. Total angkatan Maman sebenarnya sama beratnya dengan yang berhasil diangkat atlet Korea Utara dan Jepang. Hanya saja, setelah ditimbang ternyata berat badan Maman kelebihan 0,3 kg dibanding atlet Korea Utara dan Jepang itu. Jadilah medali emas diberikan pada Korea Utara, perak untuk Jepang, dan Indonesia membawa pulang perunggu. 

Lulus Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) Bandung, Maman bekerja sebagai guru olahraga di SD Sejahtera, juga di Bandung. Namun, olahraga angkat besi tidak penah ditinggalkannya. meskipun tidak lagi menjadi atlet, Maman aktif sebagai salah satu pengurus PABBSI Jawa Barat dan kini menjabat sebagai Ketua. Ia selalu bersemangat mencari bibit-bibit atlet angkat besi di seantero Jawa Barat. Maman juga mendirikan klub angkat besi Tovo Bandung yang telah melahirkan atlet-atlet angkat besi handal, salah satunya Sri Wahyuni peraih medali perak Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Anak-anak didik Maman mayoritas dari keluarga tidak mampu dan termotivasi keinginan memperbaiki nasib keluarga. Untuk mereka, selain memberi porsi latihan yang tepat, Maman juga menyediakan makan sehat gratis setiap berlatih. 

Maman menikah dengan Luky Normala, salah seorang pengagumnya. Uniknya, mereka berkenalan lewat surat. Luky yang penggemar Maman, menyurati sang atlet idola. Maman yang penasaran, datang bertamu ke rumah Luky. Dan, cintapun bersemi hingga ke pelaminan. Keluarga Maman Suryaman dan Luky Normala tinggal di rumah mungil hadiah salah seorang pengusaha budiman. Selain tidak pernah merokok sejak kecil, Maman menjaga kesehatan dengan olahraga atletik, voli, dan berenang. Diidolakan banyak orang, Maman sendiri mengidolakan Bung Karno dan Eva Arnaz. 

Alamat:
Jl. Embong 6tA, Bandung

Prestasi
- Medali perak Kejuaraan Dunia Angkat Besi Yunior Lugano (Italia, 1981)
- Medali emas angkat besi SEA Games Manila, 1981
- Medali perunggu angkat besi nomor clean and jerk  Asian Games New Delhi 1982
- Medali perunggu angkat besi Asian Games New Delhi 1982
- Medali perunggu angkat besi Asian Games New Delhi 1982
- Medali emas Kejuaraan Angkat Berat International Mooba  V Melbourne (Australia, 1983)
(mgh/foto: Tempo)

PERKEDEL TAHU


Bahan:
Tahu ukuran besar     3 ptg (kukus sebentar, haluskan)
Udang     1 ons (cincang, sangrai sebentar)
Telor ayam     1 btr (kocok lepas)
Bawang goreng     1 sdm
Irisan seledri      1 sdm
Merica
Garam
Gula     sedikit

Cara memasak:
1. Campur udang, tahu, bumbu-bumbu, dan bahan lainnya. Aduk rata.
2. Tambahkan telor. Ratakan.
3. Pulungi bulat-bulat agak gepeng (bentuk perkedel).
4. Goreng hingga berwarna kuning kecoklatan.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Minggu, 19 Agustus 2018

CHEYA CHANTIKA : PERSAHABATAN BERBUAH PRESTASI


Seperti kebanyakan atlet boling lain, Cheya Chantika (atau sering disebut di media dengan Chantika Cheya) lahir di keluarga penggemar boling. Ibunya bahkan rutin bermain boling dan sering mengajak Cheya. Saking seringnya berlatih boling dengan sang ibu, Cheya sampai bersahabat akrab dengan Imma, putri salah satu teman boling ibunya. Dan saking akrabnya, Cheya dan Imma sampai menyewa pelatih boling bersama. Dari sinilah Cheya serius menekuni boling hingga berprestasi di tingkat internasional. 

Gadis cantik bernama lengkap Cheya Chantika Wenas ini lahir di Jakarta tepat 15 November 1994. Si rambut indah yang ramah dan periang ini juga penyayang binatang lho. Cheya sayang banget pada anjingnya yang diberi nama Snowy. Buat yang belum tahu, Snowy ini berwarna putih, dan mirip banget dengan anjing di komik Tin Tin yang bernama Snowy. Makanya Cheya menamakannya Snowy. Selain main boling, penggemar warna merah muda ini juga punya hobby jalan-jalan.

Prestasi:
- Medali perunggu boling tunggal putri Asian Youth Games 2013 Hongkong
- Medali perunggu boling tim putri Asian Youh Games 2013 Hongkong (bersama Aldila Indryati, Alisha Nabila, & Nadia Pramanik)
- Medali perunggu boling tim 5 putri Asian Games Incheon 2014 (bersama Novie Phang, Nabila Alisha, Tannya Roumimper, Putty Armein, & Sharon Limansantoso)
(mgh/foto: istimewa)

LUMPIA TELOR

Bahan:
A. Kulit
Tepung kanji     2 sdm
Air     1/4 cangkir
Telor ayam     2 btr
Garam     1/2 sdt

B. Pencelup
Terigu     1/2 cangkir
Tepung kanji     1/4 cangkir
Air     3/4 cangkir

C. Isi
Rebung     2 ons (iris halus)
Wortel     2 ons (parut dengan parutan keju)
Daun bawang     3 btg
Taoge     1 ons
Udang     1 ons (iris-iris)
Daging ayam rebus  (dari 1 paha)
Garam
Gula Merica
Kecap asin
Kecap manis
Bawang putih     2 siung (memarkan, iris halus)
Bawang merah     4 btr (iris tipis)

D. Saos kacang
Kacang yang sudah disangrai     1 ons (gerus)
Cabe merah     50 gr
Bawang putih     40 gr
Gula pasir     50 gr
Garam     14 gr
Cuka     15 cc
Air     600 cc

Cara membuat:
A. Kulit
1. Telor dikocok.
2. Tambahkan garam dan larutan tepung kanji. Ratakan.
3. Dadar tipis-tipis merata di wajan anti lengket yang sudah dipulas sedikit minyak goreng.

B. Pencelup
1. Campur semua bahan pencelup sampai menjadi adonan yanng rata.

C. Isi
1. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum.
2. Masukkan wortel dan rebung.
3. Aduk-aduk hingga wortel matang. 
4. Masukkan udang, irisan daun bawang,  dan daging ayam rebus.
5. Masukkan bumbu. Angkat.

D. Saos kacang
1. Grus cabe dan bawang putih.
2. Tambahkan bahan-bahan lain. Ratakan.
3. Masak sambil diaduk-aduk hingga mendidih.

Penyajian:
1. Isi kulit dengan isian yang sudah disiapkan.
2. Bungkus seperti lumpia.
3. Celup ke dalam pencelup.
4. Goreng sampai berwarna kuning kecoklatan. 
5. Hidangkan dengan saos kacang.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Sabtu, 18 Agustus 2018

SAMANTHA EDITHSO : KECIL-KECIL JUARA DUNIA


Jangan terkecoh senyum imut dan wajahnya yang menggemaskan. Samantha bukan anak biasa. Nggak percaya? Kasih aja satu set papan catur dan bidaknya. Berani  lawan juara dunia catur ini? ya, Samantha Edithso adalah juara dunia catur cepat di sampai sudah mengoleksi banyak gelar juara dari berbagai kejuaraan catur internasional. Hebatnya lagi Samantha tidak terkalahkan selama bertanding di Kejuaraan Dunia yang digelar bulan Juli lalu. 

Samantha memang anak luar biasa. Keistimewaannya tampak dari minatnya pada olahraga catur sejak sangat muda. Saat mayoritas anak seusianya masih suka main-main tidak jelas, sulung dari 2 bersaudara ini sudah senang bermain catur. Begitu masuk SD, ia langsung memilih ekstrakurikuler catur di sekolahnya. Umur 8 tahun, budak (anak, bahasa Sunda) Bandung ini sudah tidak menemukan lawan seusianya hingga bertanding di kelompok umur 12 tahun. Bahkan saat bertanding di Kejuaraan Pelajar se-Asia tahun lalu, Samantha bertanding di kelompok umur 17 tahun. Hebatnya (lagi), Samantha berhasil menjadi juara! Kini, Samantha Edithso adalah pecatur peringkat 1 dunia untuk kelompok umur 10 tahun. Padahal dulu ada salah satu pelatih catur yang mengatakan Samantha tidak punya bakat. Untung, Pak Larry Edith ayah Samantha tidak putus asa dan mencari pelatih lain. Jadi, Pak Larry berpesan, untuk orang tua yang punya putra-putri berbakat, jangan pernah putus asa meskipun orang melecehkan. Ingat, lebih banyak orang senang melihat kita gagal daripada yang senang melihat kita berhasil.

Prestasi:
- Juara nomor blitz Asian Schools Championships G-17 2017 RRC
- Juara nomor blitz Asian Youth Chess Championships G-10 2018 Muangthai
- Juara nomor rapid Asian Youth Chess Championships G-10 2018 Muangthai
- Juara nomor rapid FIDE World Championships U-10 2018 Belarusia
- Medali perak catur kilat putri U-12 Eastern Asian Youth Chess 2018 RRC
(mgh/foto: Tribunnews)

SWEET HAPPY YAY POTION


Bahan:
Air rebusan kayu manis     300 cc
Parutan kulit jeruk nipis     secukupnya
Buah naga      secukupnya
Es batu      secukupnya

Cara membuat:
1. Blender atau kocok dengan shaker semua bahan hingga halus.
2. Tuang ke dalam gelas.
(Nova Dewi/Republika)


Jumat, 17 Agustus 2018

BILLY MUHAMMAD ISLAM : JUARA DI ARENA, CEMERLANG DI SEKOLAH


Pada Asian Games 4 tahun lalu yang diadakan di Incheon (Korea Selatan), atlet boling muda Billy Muhammad Islam berhasil memboyong medali perunggu nomor duo putra bersama Hardy Rachmadian. Saat itu Billy baru berumur 17 tahun. Kini, Billy kembali memperkuat tim Merah Putih di Asian Games, kali ini di 'rumahnya' sendiri. Bukan lagi remaja belasan tahun, Billy kini 21 tahun dengan permainan yang lebih matang.

Lahir 30 Maret 1997 di Bandung, atlet bertinggi 170 cm dan berat 107 kg ini tak hanya berprestasi di arena boling. Billy juga siswa yang cemerlang di sekolah. Umur 14 tahun ia sudah masuk SMAN 3 Bandung. Nah, berprestasi di bidang non akademik bukan berarti sekolah jadi keteteran kan.

Prestasi:
- Medali emas boling nomor tim putra Asian School Bowling Championships 2012, Jakarta (bersama Adhiguna Widiantoro, Diwan Rezaldy Syahril, & Sean Christian Reinhart)
- Medali perunggu boling double putra Asian School Bowling Championships 2012, Jakarta (bersama Adhiguna Widiantoro)
- Medali perak boling all event putra Asian School Bowling Championships 2012, Jakarta 
- Medali emas boling double putra Asian Youth Games 2013 Hongkong (bersama Diwan Rezaldy Syahril)
- Medali perak boling all event putra Asian Youth Games 2013 Hongkong
- Medali perunggu boling ganda putra Asian Games Incheon 2014 (bersama Hardy Rachmadian)
(mgh/foto: istimewa)

BUGIS SIRAM

Bahan:
A. Kulit
Tepung ketan     300 gr
Kentang rebus     200 gr (rebus, kupas, lumatkan)
Gula halus     100 gr
Minyak goreng     4 sdm
Garam     1 sdt
Santan     200 cc
Pewarna makanan merah
Pewarna makanan hijau
Daun pisang (untuk alas)
Santan kental untuk saus (bubuhi sedikit garam)

B. Isi
Kelapa parut yang agak muda     1 kg
Gula Jawa     250 gr
Gula pasir     225 gr
Garam     1 sdt
Tepung ketan     25 gr (larutkan dengan sedikit air)

Cara membuat:
A. Kulit
1. Campur semua bahan.
2. Uleni sampai menjadi adonan yang lemas dan bisa dipulung.
3. Bagi menjadi 2, beri warna hijau dan bagian yang satunya diberi warna merah.
4. Pulungi bulat-bulat sebesar duku.
5. Isi dengan enten (cara embuat lihat B.Isi)
6. Bulatkan lagi.
7. Letakkan di langseng yang sudah dialasi daun pisang.
8. Kukus hingga matang. Angkat.
9. Siram dengan santan kental.
10. Sajikan.

B.Isi
1. Rebus gula Jawa dengan sedikit air hingga larut.
2. Angkat lalu saring.
3. Campur kelapa parut dengan garam, gula pasir dan gula Jawa.
4. Letakkan di wajan.
5. Masak sambil diaduk-aduk hingga kental.
6. Tambahkan larutan tepung ketan.
7. Aduk-aduk hingga tercampur rata. 
8. Angkat dan dinginkan. 
9. Pulungi bulat-bulat untuk isi bugisnya. 
(Nyonya Rumah/Kompas)

Kamis, 16 Agustus 2018

NOVIE PHANG : BERLATIH KERAS UNTUK ASIAN GAMES



Wanita murah senyum kelahiran Jakarta, 14 November 1977 ini adalah salah satu atlet boling putri andalan Indonesia di Asian Games 2018. Berpengalaman di berbagai kejuaraan boling internasional dan telah terbukti pula prestasinya, ibu satu putra ini sudah berada di Palembang sejak beberapa minggu lalu untuk berlatih menghadapi ajang olahraga terbesar se-Asia itu. Setiap hari di Jakabaring, nampak Novie serius berlatih untuk hasil terbaik di Asian Games. Sukses untuk boling Indonesia!


Prestasi:
- Medali perak boling tim 5 putri Asian Games Guangzhou 2010 (bersama Shalima Zalsha, Putty Armein, Tannya Roumimper, Ivana Hie, & Sharon Santoso)
- Medali perunggu boling tim 5 putri Asian Games Incheon 2014 (bersama Nabila Alisha, Chantika Cheya, Tannya Roumimper, Sharon Santoso, & Putty Armein)
(mgh/foto: istimewa)

NAGASARI


Bahan:
Pisang raja yang tua     6 buah (potong 1 buah jadi 4 bagian)
Daun pisang

Kulit:
Tepung beras     1 peres gelas
Tepung kanji     ½ gelas
Gula pasir     100 gr
Garam     1 sdt
Santan yang sedang kekentalannya     2 ½ gelas

Cara membuat:
1. Larutkan teung kanji dengan ½ gelas santan.
2. Larutkan tepung beras denan sebagian santan.
3. Didihkan sisa santan.
4. Masukkan larutan tepung beras, gula, dan garam.
5. Aduk sampai matang. Angkat.
6. Campurkan larutan tepung kanji.
7. Aduk hingga rata.
8. Letakkan adonan di atas selembar daun pisang.
9. Letakkan 1 iris pisang.
10.Tutup bungkusnya.
11. Kukus selama 30 menit.
12. Angkat dan rapikan bungkusnya.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Rabu, 15 Agustus 2018

SHARON LIMAN SANTOSO : KETIKA BENCI MENJADI CINTA


Sering disebut dengan Sharon Santoso atau kadang Sharon Adelina saja, si cantik yang periang dan ramah ini adalah salah satu atlet boling putri andalan Indonesia yang akan turut membela Merah Putih di Asian Games 2018 ini. 

Lahir 24 Oktober 1981, Sharon Adelina Liman Santoso memang lahir di keluarga penggemar olahraga bling. Sejak kecil, Sharon dan kedua saudaranya selalu diajak orangtua mereka main boling bersama. Tapi lucunya, Sharon justru tidak menyukai boling, Baginya, main boling sama sekali tidak seru karena cuma lempar-lempar bola. Titik balik terjadi ketika Sharon iseng mengikuti turnamen yunior boling. Ternyata Sharon yang tidak pernah berlatih serius bermain sangat bagus. Sadarlah Sharon kalau ia punya bakat boling. Sejak itu, Sharon berlatih sangat serius hingga prestasi terus meningkat dan kini menjadi atlet berkelas internasional. 

Prestasi:
- Medali perak boling tim 5 putri Asian Games Guangzhou 2010 (bersama Putty Armein, Ivana Hie, Tannya Roumimper, Novie Phang, & Shalima Zalsha)
- Medali perunggu boling tim 5 putri Asian Games Incheon 2014 (bersama Chantika Cheya, Tannya Roumimper, Putty Armein, Novie Phang, & Nabila Alisha)
- Medali emas boling duo putri SEA Games 2017 (bersama Tannya Roumimper)
- Medali perunggu trio putri Kejuaraan Dunia Boling 2017 Las Vegas, AS (bersama Putty Armein & Tannya Roumimper)
- Medali perunggu kelas master putri Kejuaraan Dunia Boling 2017  Las Vegas, AS 
(mgh/Foto: istimewa)