Nenni Marlini adalah wajah baru di jajaran atlet nasional Indonesia. Namun prestasinya yang terus naik membuatnya terpilih sebagai salah satu pejuang bangsa di Asian Games 2018 mendatang. Baru beberapa bulan pindah ke kelas RS:One, Nenni langsung menggondol beberapa gelar dari kejuaraan selancar internasional. Padahal di masa kecilnya, Nenni sakit-sakitan bahkan sampai lumpuh total. Toh ia tetap memaksa berjalan meskipun kedua kakinya sama sekali tidak bisa digerakkan. Untungnya 3 bulan kemudian Nenni bisa berjalan lagi.
Remaja bertingg/berat 152 cm/44 kg ini lahir di Tanjung Baru (Kalimantan Timur). Sejak kecil, Nenni akrab dengan laut. Bukan cuma karena ayahnya nelayan, tapi rumahnya tepat di pinggir pantai. Umur 10 tahun, Nenni mulai belajar olahraga layar karena ajakan teman. Ibunya yang tidak suka Nenni berlatih layar, selalu marah setiap Nenni pulang berlatih. Tapi Nenni tidak pernah menyerah. Ia terus berlatih hingga akhinya meraih gelar juara nasional. Sejak itu, ibunya mendukung pilihan Nenni menjadi atket layar/selancar angin. Apalagi sejak ayahnya terserang stroke dan tidak mampu melaut lagi tahun 2016, Nennilah yang menjadi tulang punggung keluarga.
Tubuhnya yag mungil dengan berat badan jauh di bawah standar berat badan atlet putri kelas RS:One yang 55 kg, namun Nenni sudah membuktikan ia mampu bersaing bahkan mengalahkan atlet-atlet lain yang berpostur lebih 'ideal'. Semoga dara 17 tahun ini mengukir prestasi terbaik di Asian Games nanti.
Prestasi:
- Medali emas kelas RS:One Singapore Open Windsurfing Championship 2018- Juara 1 kelas RS:One Seoul International Windsurfing Cup 2018
- Medali perunggu kategori Mix Team kelas RS:One, Asian Sailing Championship, Jakarta 2018 (bersama Ridwan Ramadan)
(mgh/foto: Berau Post)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar