Minggu, 31 Maret 2013

CHRISTIAN NENEPATH : WAKIL ASIA DI SEMIFINAL LARI OLIMPIADE

Namanya memang kurang dikenal bahkan bagi pecinta olahraga sekalipun. Padahal sebagai pelari cepat, Christian Nenepath  telah mempersembahkan prestasi membanggakan bagi bangsa Indonesia. Tak hanya berprestasi di SEA Games, Christian juga mencatat prestasi membanggakan di Olimpiade Los Angeles (Amerika Serikat) tahun 1984. Bersama Johanes Kardiono, Ernawan Witarsa, dan Purnomo, Christian mencapai semifinal lari estafet 4 x 100 meter dan menjadikan Indonesia satu-satunya negara Asia yang mencapai semifinal Olimpiade di nomor tersebut. Setahun kemudian, Christian berhasil mempersembahkan medali emas lari 100 meter perorangan putra dari ajang SEA Games di Bangkok. Olahragawan asal Sulawesi Utara ini bertinggi-berat 168/58 kg dan lahir tepat tanggal  21 April 1961. (MGH)

MI MERAH PUTIH


Bahan:
Mi instan Goreng   2 bks
Kornet sapi   5 sdm
Kentang   1 buah  (rebus, haluskan)
Bawang putih   3 siung (cincang)
Bawang Bombay   1/4 buah  (potong panjang)
Saus tomat   3 sdm
Susu cair   100 ml
Abon sapi   50 gr  (utk taburan)
Keju cheddar  50 gr (parut, utk taburan)
Margarin   1 sdm (utk menumis)

Cara Memasak:
  1. Rebus mi instan goreng dalam air mendidih bersama 1 1/2 sdm margarin sampai matang. Angkat dan tiriskan. Tambahkan minyak dan kecap manis dari kemasan mi instan goreng. Aduk rata.
  2. Panaskan margarin. Tumis bawang putih dan bawang Bombay sampai harum. Masukkan kornet. Aduk rata. Tambahkan kentang, saus tomat, dan bumbu mi instan goreng. Aduk rata. Masukkan susu cair. Masak sampai matang dan kental.
  3. Sajikan mi instan goreng bersama siraman tumisan kornet. Taburkan abon sapi dan keju parut secara bersebelahan. (Resep: Indomie)

Sabtu, 30 Maret 2013

CAROLINA RIEUWPASSA : SPRINTER PUTRI ASIA TERBAIK DI KOLN


Di tahun 1970-an, Indonesia memiliki pelari cepat (sprinter) wanita handal yang mampu berprestasi di tingkat antar-bangsa. Ialah wanita asal Sulawesi Selatan, Carolina Rieuwpassa atau biasa disapa dengan nama Nina. Masuk 3 besar di Asian Games tahun 1970, Nina melesat menjadi pelari cepat Asia terbaik dalam pelatihan di Koln (Jerman). Total catatan waktunya melampaui catatan waktu yang dicapai para pelari Asia lainnya. Nina lahir di Makassar, 7 Februari 1949 dari pasangan Marcus Rieuwpassa dan Mien. Kini, Nina menikmati masa pesiunnya di Jl. Patiro Sompe, Makassar.

Prestasi:
- Medali perunggu lari 100 meter Asian Games Bangkok 1970
- Medali perunggu lari 200 meter Asian Games Bangkok 1970
- Medali emas 100 meter SEA Games 1977
(MGH/Foto: Rizal Harahap)

CAKE PISANG

Bahan:
Tepung terigu   250 gr (ayak halus)
Mentega   250 gr
Gula halus   200 gr
Telor ayam   5 btr
Pisang   2 buah
Bakpuder   1 1/2 sdt
Jeruk sitrun   1/2 sdt

Cara Membuat:
1. Kocok mentega dan gula halus hingga putih.
2. Haluskan pisang. 
3. Masukkan telor 1 per 1 sambil terus dikocok.
4. Campurkan pisang.
5. Masukkan tepung terigu dan bakpuder.
6. Masukkan ke dalam cetakan.
7. Bakar dalam oven selama sekitar 1 1/2 jam.
8. Setelah matang lepaskan dari cetakan.
9. Potong-potong.
(Resep: Ny. Rahimah)

Jumat, 29 Maret 2013

EUGENE PANJI : FILMNYA PALING LARIS DI FESTIVAL FILM BERLIN


Sutradara muda Indonesia Eugene Panji sukses mencuri perhatian publik dalam Festival Film Berlin (Berlin Film Festival) di Jerman lewat film Cita-Citaku Setinggi Tanah. Meski tak menyabet penghrgaan (walah masuk nominasi 5 besar), film tersebut sukses menjadi yang paling diminati pengunjung sepanjang festival berlangsung. Setiap pemutaran Cita-Citaku Setinggi Tanah, 1050 kursi yang tersedia selalu dipenuhi penonton. Prestasi yang tak mampu disamai film-film dari negara lain yang mengikuti Berlin Film Festival tahun ini. 

Cita-Citaku Setinggi Tanah bercerita tentang beberapa anak keluarga miskin di pelosok Indonesia yang berjuang mewujudkan cita-cita mereka yang sederhana. Tak perlu berbicara tentang cita-cita yang muluk, untuk mewujudkan cita-cita yang sederhanapun mereka menemui banyak kendala. Selain menyutradarai, Eugene juga memproduseri film ini.

Tak banyak yang tahu, di balik kesuksesan Cita-Citaku Setinggi Tanah di  Berlin, Eugene sempat dipusingkan dengan masalah biaya keberangkatan ke Jerman. Untuk mengumpulkan dana, Eugene kemudian menjual DVD Cita-Citaku Setinggi Tanah seharga Rp. 200.000. Untunglah, DVD laris manis dan masalah dana terpecahkan hingga Eugene dan beberapa pendukung film bisa menghadiri festival di Berlin. 

Eugene Panji lahir tanggal 29 Agustus, jebolan desain grafis Institut Kesenian Jakarta. Dari pernikahannya dengan Meilany A. Runtuwene, ia dikaruniai sepasang anak: Moby dan Sade. Di waktu luangnya, Eugene juga gemar bermain dengan London, anjing kesayangannya. Eugene bisa dikontak lewat email: eugenepanji@yahoo.com(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

SINGGANG AYAM

Bahan:
Ayam gemuk   1 ekor
Arang (untuk memanggang)

Bumbu:
Bawang merah   10 btr
Bawang putih   5 siung
Cabe merah   3 buah
Merica halus   1/2 sdt
Laos   1/2 ruas jari
Sereh   1 btg
Jahe   1/2 ruas jari
Daun jeruk purut   3 lbr
Kunyit   1/2 ruas jari
Santan kental   3 gelas
Garam   secukupnya
Gula   secukupnya
Air

Cara Memasak:
1. Ayam dibelah 2.
2. Gerus halus bumbu-bumbu.
3. Masukkan ayam ke dalam bumbu. Tambahkan sedikit air.
4. Diamkan selama sekitar 1 jam.
5. Rebus dengan air santan hingga santannya berminyak. Angkat.
6. Pisahkan ayam agar airnya kering.
7. Bakar ayam di atas bara api hingga berwarna kuning. Angkat. 
(Resep: Ny. Rahimah)

Kamis, 28 Maret 2013

HENNY MASPAITELLA : SEKALI BERLARI, LUMPUHKAN 2 PENCOPET


Henny Maspaitella memang dilahirkan untuk menjadi atlet. Dilahirkan dalam keluarga olahragawan, berayah Leonard Maspaitella yang atlet lompat jangkit dan beribu Paulina Sarah Lessil, seorang atlet bola voli. Tak hanya orang tuanya, adik Henny, Loudry, juga atlet bola voli. Henny sendiri sempat menekuni bola voli, basket, hingga sofbol, sebelum kemudian menemukan 'cinta sejatinya' pada atletik, terutama lari. Tak salah juga, karena sejak kecil Henny sudah gemar berlari. Waktu itu, ia lebih sering berlari daripada berjalandi dalam rumahnya. Untungnya, rumah orangtua Henny di Jl. Kawung Surabaya dekat lapangan sepakbola. Di lapangan itulah Henny kecil berlatih lari setiap hari.  

Lourina Henriette Maspaitella demikian nama lengkapnya, menikah dengan sesama atlet atletik, I Wayan Budi Astra. Wanita langsing bertinggi-berat 171 cm/60 kg ini kini menekuni profesi sebagai pelatik atletik di Surabaya dan Sidoarjo (Jawa Timur). Apalagi ia telah mengambil pensiun dini dari Bank Dagang Negara(BDN) untuk total mengabdi pada dunia olahraga yang amat dicintainya. Di waktu senggangnya, Henny gemar membaca buku-buku psikologi. Ini sangat membantu Henny mendekatkan diri dengan anak latihnya. Henny memang menempatkan diri sebagai ibu bagi anak-anak latihnya, jadi teman curhat bahkan soal yang sangat pribadi sekalipun. Toh di saat latihan ia tetap menerapkan ketegasan dan disiplin yang ketat, bahkan cenderung otoriter. 

Di luar prestasinya sebagai pelari cepat, tahun 1998, Henny sempat ramai diberitakan banyak media nasional karena prestasinya yang lain. Waktu itu, Henny yang masih bekerja di BDN di Jakarta sembari menjadi atlet Pelatnas. Suatu hari sepulang bekerja, di bis kota menuju tempat latihannya, Henny dicopet sekelompok pria. Menyadari dompetnya diembat, tanpa pikir panjang, wanita berdarah Ambon ini langsung mengejar hingga turun dari bis kota sambil berteriak. Kebetulan ada seorang polisi yang berada di dekat TKP. Kontan, pak Polisi membantu sang peraih emas SEA Games mengejar para pencopet. Hasilnya, pak Polisi sukses membekuk seorang pencopet dan Henny melumpuhkan....2 pencopet! Sesampai di kantor polisi, Henny membuat tercengang para polisi karena keperkasaannya. Sampai ia sempat disangka intel yang sedang bertugas. Apalagi, waktu itu Henny masih berambut cepak. Dan esoknya, peristiwa ini menjadi berita di berbagai media Tanah Air.

Di balik semua itu, tak banyak yang tahu, Henny sempat keder akan kemungkinan balas dendam komplotan pencopet yang diringkusnya. Maka, selama 2 bulan setelah peristiwa itu ia tak berani naik bis kota dan selalu naik taksi. Setelah pensiun dini dari BDN, Henny dan keluarganya tinggal di kawasan Sidosermo, Surabaya. 

Prestasi:
- Medali emas lari 100 m puteri SEA Games 1979
- Medali emas lari 100 m Kejuaraan Asia Terbuka 1981
- Medali emas lari 200 m Kejuaraan Asia terbuka 1981
(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

KUE LAPIS

Bahan:
Tepung beras   75 gr
Tepung kanji   40 gr
Gula pasir   50 gr
Pewarna makanan   secukupnya
Santan kental   20 cc
Garam   sedikit
Air   10 cc
Vanili   sedikit

Cara Membuat:
1. Campur kedua jenis tepung, air dan garam. 
2. Rebus santan kental dan gula pasir. Bubuhi vanili.
3. Campur santan manis dengan adonan tepung. Ratakan.
4. Adonan dibagi 2, yang pertama tanpa pewarna dan kedua diberi pewarna.
5. Tuang bagian pertama ke atas loyang. 
6. Rebus hingga setengah matang.
7. Ulangi langkah 5-6 untuk bagian kedua yang berpewarna.
8. Bila adonan sudah matang, dinginkan dalam almari es.
(Resep: Ny. Kutinawati)

Rabu, 27 Maret 2013

ERNAWAN WITARSA : SEMANGAT TERSULUT INDONESIA RAYA


Di ajang Olimpiade, para pelari kita tak hanya mencatat sejarah secara individual namun juga estafet beregu. Ini terjadi tahun 1984 di Olimpiade Los Angeles (Amerika Serikat). Empat pelari cepat (sprinter) kita: Purnomo, Johannes Kardiono, Christian Nenepath, dan Ernawan Witarsa sukses menempus semifinal estafet 4 x 100 meter putra. Sebelumnya putra-putra Indonesia tersebut mencapai tempat ke-3 di seri ke-3 babak pertama. 

Ernawan mengenang, meski waktu itu belum ada iming-iming bonus milyaran, para atlet kita bertanding di Olimpiade dengan semangat membara. Motivasinya hanyalah memberikan yang terbaik bagi bangsa dan negara tanpa memikirkan yang lainnya. Lagu kebangsaan 'Indonesia Raya' yang dikumandangkan sebelum bertanding, sudah mampu membakar semangat juang  para olahragawan kita. Tanpa gentar, mereka bertanding melawan para atlet terbaik dunia yang berpostur lebih tinggi dan besar. 

Meski bilangan usia telah jauh bertambah, Ernawan Witarsa masih berprestasi di tingkat internasional. Tiga tahun lalu, pelari kelahiran 3 Maret 1966 yang bertinggi badan 173 cm ini meraih 2 medali emas dalam Kejuaraan Atletik Asia di Kuala Lumpur yaitu untuk nomor 100 meter dan 200 meter. Untuk menghidupi keluarganya, Ernawan sehari-hari bekerja sebagai karyawan bank OCBC NISP di Garut. Tetap, ia meluangkan waktu berbagi ilmu dan pengalaman dengan melatih para pelari muda. Namun di rumah, ia tetap memberikan waktu terbaik bagi kedua putranya, Arasy Akbar dan Akmal Fajar juga sang istri tercinta Neni Sikki.(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

IKAN BANDENG BUANG TULANG

Bahan:
Ikan bandeng   1 ekor
Daging sapi   1 ons (haluskan)
Daun pisang (untuk membungkus)

Bumbu:
Bawang putih   1 siung
Bawang merah   3 btr
Merica   secukupnya
Garam   secukupnya
Gula   secukupnya

Cara Membuat:
1. Bandeng dibelah di bagian samping. Keluarkan dagingnya.
2. Tumbuk halus daging Bandeng lalu campur rata dengan daging sapi.
3. Gerus bumbu-bumbu lalu campur dengan daging. Ratakan. 
4. Masukkan adonan ke dalam kulit Bandeng, bungkus dengan daun pisang.
5. Kukus hingga matang. Angkat.
6. Goreng sebentar.
(Resep: Ny. Rahimah)

Selasa, 26 Maret 2013

M. SARENGAT : DARI ISENG JADI JUARA ASIA


M. Sarengat adalah salah satu pahlawan olahraga Indonesia di era 60-an. Lewat cabang atletik, Beliau mengharumkan nama Indonesia di turnamen-turnamen internasional. Prestasi Beliau yang paling dikenang adalah merebut 2 medali emas di Asian Games Jakarta 1962, masing-masing untuk nomor lari 100 meter putra dan lari gawang 110 meter. 

Mohamad Sarengat, demikian ama lengkap legenda atletik Indonesia ini. Lahir dari keluarga sederhana di Banyumas (Jawa Tengah), 28 Oktober 1928. Uniknya semsa kana-kanak hingga remaja, Beliau justru menekuni olahraga sepakbola dan biasa berperan sebagai penjaga gawang untuk kesebelasan sekolahnya. Ia bahkan sempat direkrut bergabung dengan kesebelasan Indonesia Muda (IM) di Surabaya. Sayangnya, Beliau selalu duduk di bangku cadangan hingga akhirnya jenuh. Inilah yang mendorongnya menjajal kemampuan di cabang olahraga atletik. 

Meski awalnya iseng, Sarengat muda jadi menyadari bakatnya di bidang atlerik, khususnya lari. Iapun memutuskan serius berlatih lari. SAking seriusnya, sekolahnya di SMAN 1 Jakarta sempat tersendat. Lulus SMA, Beliau masuk dinas TNI AD karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Beruntung, ia mendapat beasiswa dari TNI AD hingga bisa melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI). Namun lagi-lagi, pendidikan Beliau tersendat karena kesibukan sebagai olahragawan. Toh akhirnya Pak Sarengat berhasil lulus dan meraih gelar dokter dari FK UI. 

Setelah tak lagi aktif sebagai pelari, Pak Sarengat meneruskan pengabdiannya sebagai dokter TNI AD. Beliau juga sempat menjadi dokter pribadi Wakil Presiden Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik. Pangkat terakhir Beliau di TNI AD adalah Kolonel. Setelah purna dari dinas TNI AD, Pak Sarengat kembali ke olahraga yang sangat dicintainya, lari. Tidak sebagai atlet, tentu saja, namun sebagai pengurus organisasi. Beberapa tahun terakhir ini, Beliau mengabdikan diri sebagai dokter anti narkoba dengan mendirikan klinik rehabilitasi Sport Wijayakusuma. Untuk melepas kepenatan, Pak Sarengat gemar berkaraoke di rumah bersama keluarga dan teman-teman yang berkunjung. Untuk menghormati jasa-jasa Beliau, nama M. Sarengat diabadikan sebagai nama stadion di Batang (Jawa Tengah).

Tiga tahun lalu, Beliau terserang stroke dan hingga kini hanya bisa terbaring di rumahnya didampingi bu  Nanik, sang istri yang selama berpuluh tahun setia mendampingi dan memberinya 3 anak berparas rupawan: Meidy, Sari, dan Andung. Dibantu selang infus dan tabung oksigen, Pak Sarengat tetap berjuang, kini untuk tetap hidup.

Kalau Sahabat  ingin menjenguk Beliau, silakan ke rumah keluarga Sarengat di Jl. Kemang No. 1 Jakarta Selatan(MGH/Foto: Grup Batang)

ACAR MENTIMUN

Bahan:
Mentimun   3 buah
Cabe rawit   15 btr (hijau dan merah)
Air   1 1/2 gelas

Bumbu:
Gula pasir   3 1/2 sdm
Cuka   2 sdm
Garam   secukupnya

Cara Membuat:
1. Belah mentimun dan pisahkan bagian tengahnya.
2. Iris sepanjang 1 jari atau membulat.
3. Cabe dibuang tangkainya.
4. Campur mentimun dengan garam, gula, dan cuka. Biarkan sebentar.
5. Didihkan air lalu tuang ke atas bahan-bahan yang sudah dicampur tadi.
6. Masukkan cabe.
(Resep: Ny. Rahimah)

Senin, 25 Maret 2013

PURNOMO : TANPA SEPATU DI KEJUARAAN PERDANA


Sebelum pelari (sprinter) legendaris kita Mardi Lestari menembus semifinal lari 100 m Olimpiade, seniornya, Purnomo, telah mencatat sejarah dengan pencapaian yang sama di Olimpiade Los Angeles (1984). Purnomo juga menjadi satu-satunya pelari Asia yang berhasil menembus hadangan pelari kelas dunia hingga semifinal. Purnomo berhasil mendapat tempat di semifinal setelah berhasil menduduki urutan ke-3 tercepat di seri ke-4 perempat final. Di urutan pertama ada Ray Stewart dari Jamaika dan Allan Wells dari Inggris, sang pemegang medali emas Olimpiade sebelumnya!

Purnomo Muhammad Yudhi lahir di Purwokerto (Jawa Tengah), 12 Juli 1962. Kesuksesan putra petani ini hingga menjadi pelari kelas dunia dicapai dengan modal kerja keras, mental baja, dan semangat pantang menyerah. Mengenang masa mudanya sebagai atlet, Beliau menuturkan setiap hari berlatih mulai jam 05.00 pagi hingga 06.30.Berangkat ke sekolah naik angkot dan harus sudah berlatih lagi pukul 15.00 sepulang sekolah. Purnomo menerjuni olahraga atletik khususnya lari karena terinspirasi kesuksesan M. Sarengat, pelari legendaris Indonesia lain yang juga berasal dari keluarga sederhana namun mampu berprestasi di tingkat internasional. 

Purnomo mengikuti kejuaraan atletik antar pelajar pertama kali saat kelas 3 SMA. Yang mengharukan, ia berlomba dengan hanya hanya mengenakan kaos kaki karena tak mampu membeli sepatu. Purnomo menikahi putri bangsawan RAy Endang Irmastiwi dan dikaruniai 4 orang anak. Setelah mundur dari lintasan, Beliau aktif di organisasi olahraga yang mengurus mantan atlet-atket Olimpiade Indonesia.

Prestasi:
- Medali perak Kejuaraan Atletik Asia Jakarta 1985
- Medali perak Kejuaraan Atletik Asia Jakarta 1985
- Medali emas Kejuaraan Atletik Asia Jakarta 1985
- Medali emas lari 200 m SEA Games Bangkok 1985
- Medali emas estafet 4 x 100 m SEA Games Bangkok 1985 (bersama Tim Indonesia)
- Medali perunggu lari 100 m SEA Games 1985
(MGH/Foto: Kartono Ryadi)

NOGOSARI

Bahan:
Tepung beras   500 gr
Tepung kanji   100 gr
Kelapa   1 btr (untuk santan)
Gula pasir   1 sdm
Garam   sedikit
Piang raja yang sudah masak
Daun pisang (untuk membungkus)

Cara Membuat:
1. Pisang dipotong-potong. 1 buah dipotong 4 bagian.
2. Kelqapa diparut lalu dijadikan santan. Hangatkan.
3. Campur kedua jenis tepung dengan santan hangat. Uleni rata.
4. Masukkan gula dan garam.
5. Ambil daun pisang, gulung.
6. Letakkan adonan di atas daun pisang.
7. Beri 1 potong pisang.
8. Lipat daun pisang, jangan sampai robek.
9. Kukus hingga matang.
(Resep: Ny. Wulandari)

Minggu, 24 Maret 2013

MARDI LESTARI : MANUSIA TERCEPAT ASIA


'Manusia tercepat Asia' begitu ia dijuluki setelah menjadi satu-satunya atlet Asia yang berhasil menembus semifinal lari 100 m Olimpiade Seoul (1988). Hingga kini, julukan itu lekat pada pelari kelahiran 1 Juli 1968. Pencapaian di Olimpiade tak hanya melambungkan nama Mardi lestari di Tanah Air, namun juga di luar negeri. Bahkan hingga kini, nama dan sosoknya masih sangat dikenal kalangan olahraga di Jerman. 

Kadir Sani, pelatih atletik Sumatera Selatan yang sempat mengikuti pelatihan lari gawang di Jerman 3 tahun lalu mengatakan, nama Mardi Lestari sangat dikenal bahkan oleh para siswa sekolah olahraga di Jerman. Komite olahraga nasional Jaerman juga memiliki rekaman lengkap Mardi lestari saat bertanding di SEA Games dan Olimpiade. Yang mengharukan, tambah Kadir, penghargaan yang ditunjukkan masyarakat olahraga Jerman pada Mardi. Mantan Manusia Tercepat Asia itu disambut layaknya seorang pejabat di Indonesia. Padahal di Indonesia sendiri, nama dan presatsi Mardi Lestari sudah dilupakan banyak orang. 

Lahir di Binjai (Sumatera Utara) dengan nama Afdiharto Mardi Lestari, tubuhnya terbilang mungil untuk ukuran atlet: tinggi 166 cm dengan berat 63 kg. Namun, soal kecepatan, kelincahan, dan kekuatan, ia tak kalah dengan atlet-atlet lari kelas dunia. Terbukti Mardi mampu bersaing adu cepat di lintasan yang sama dengan pelari-pelari top dunia seperti Ben Johnson di Olimpiade.

Prestasi:
- Medali perak 100 m SEA Games Jakarta 1987
- Medali emas 200 m SEA Games Kuala Lumpur 1989
- Medali emas 100 m SEA Games Kuala Lumpur 1989
- Medali emas 100 m SEA Games Manila 1991
- Medali emas 100 m SEA Games Singapura 1993
(MGH/Foto: Wikipedia)

PAK TEPAK (khas Madura)

Bahan:
Singkong   1 kg
Kelapa yang sedang (tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda)   1/2 btr (parut)
Garam   sedikit
Kacang hijau   200 ngr
Bubuk hitam dari merang yang dihanguskan lalu digerus.
Daun (untuk alas lengser)


Cara Membuat:
1. Kupas singkong, parut, lalu buang kanjinya dengan cara diperas.
2. Bubuhi garam dan ratakan.
3. Bagi 2. Satu bagian dibiarkan putih dan sisanya dibubuhi bubuk hitam.
4. Ratakan bagian yang diberi bubuk hitam hingga berwarna kelabu.
5. Biarkan hingga matang berwarna hitam pekat.
6. Ratakan masing-masing bagian di atas lengser yang sudah dialasi daun.
7. Kukus selama kira-kira 30 menit hingga matang.
8. Dinginkan lalu potong-potong.
9. Campur parutan kelapa dengan garam.
10. Sangrai kacang hijau lalu buang kulitnya.
11. Gulingkan potongan kue di atas kelapa parut.
12. Taburi kacang hijau.
(Resep: Nyonya Rumah/Kompas)

Sabtu, 23 Maret 2013

ELGA KHARISMA NOVANDA : PERINGKAT 4 PEMBALAP WANITA BMX ASIA


Usianya baru 19 tahun dan masih duduk di bangku kelas 3 SMKN 9 Malang (Jawa Timur). Namun, dara berambut pendek ini mantap mengukuhkan diri di posisi ke-4 Padahal Elga terbilang belum lama menekuni balap sepeda BMX. Ia baru menekuni olahraga ekstrem ini saat duduk di bangku SMP, karena tertarik melihat aktivitas sang paman yang pelatih balap BMX, Sugeng Trihartono. 

Kesuksesan dara kelahiran 14 November 1993 ini juga tak lepas dari dukungan kedua orangtuanya, Bambang Irianto dan Eny Khusnul Chotimah. Dukungan keluarga dan terutama orangtuanya membuat Elga mulus merebut juara di berbagai kejuaraan balap BMX, mulai tingkat lokal, nasional, hingga internasional. Untuk melepas penat selesai berlatih keras, Elga gemar bermain games dan PS. Sedangkan untuk menghilangkan grogi saat menghadapi pertandingan, Elga selalu mendengarkan musik. Sejak awal bulan ini, Elga mengikuti pelatihan di Aigler, Swiss, selama 5 bulan. 

Elga bisa dihubungi lewat email: kharismaelga@yahoo.com atau facebook: elgakharisma. kalau mau lihat foto-fotonya, ikuti Elga di instagram: elga_kharisma. Kegiatan sehari-hari Elga juga bisa diikuti di twitter: sLgaKharisma atau  ngobrol saja langsung lewat skype: elga kharisma

Prestasi:
- Juara Muangthai Open 2011
- Medali emas SEA Games Palembang 2011
(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

KUE JAHE

Bahan:
Tepung beras   125 gr
Tepung gaplek   250 gr
Gula halus   250 gr
Telor ayam   3 btr
Parutan jahe   50 gr
Soda kue   1/2 sdt
Mentega (untuk olesan loyang)

Cara Membuat:
1. Kocok gula dan telor hingga putih.
2. Masukkan parutan jahe. Aduk rata.
3. Masukkan kedua jenis tepung dan soda kue. 
4. Bentuk bulatan kecil.
5. Ambil loyang lalu olesi dengan mentega.
6. Letakkan adonan kue di atas loyang lalu pipihkan dengan garpu.
7. Bakar dalam oven.
(Resep: Ny. Kutinawati)

Jumat, 22 Maret 2013

MAHARANI ARDY : MEDALI EMAS DI HARI ULANG TAHUN


SEA Games Palembang (2011) lalu benar-benar kenangan tak terlupakan bagi atlet menembak kita, Maharani Ardy. Tak hanya berhasil mempersembahkan medali emas bagi bangsa Indonesia dari nomor 50 meter rifle prone putri, lebih dari itu, kemenangannya diraih tepat di hari ulang tahunnya. 

Reni, demikian wanita kelahiran Palembang ini biasa disapa, lahir tanggal 14 November 1986. Di samping menekuni olahraga menembak, putri pasangan Sukardi-Ira Sakura sehari-hari bekerja di Bank Sumsel Bangka-Belitung. Menyusul kemenangannya di SEA Games, Reni mendapat bonus uang sebesar Rp 500 juta  dari pemerintah RI yang digunakannya untuk membiayai kedua orang tua menunaikan ibadah haji. Untuk Reni, masih ada bonus lain:  hadiah mobil sport yang siap mengantarnya ke manapun ia mau.(MGH/Foto: Haryanto Tri Wibowo)

KUE KU

Bahan:
Tepung beras ketan   1 l
Santan kental   2 mangkok
Kacang hijau   1/4 kg (rendam air panas hingga kulitnya mengelupas)
Gula pasir   150 gr
Garam   1 sdt
Air pandan 
Pewarna makanan   sedikit

Cara Membuat:
1. Campur tepung dengan santan hangat dan air pandan, namun jangan sampai terlalu cair.
2. Bubuhi pewarna makanan.
3. Rebus kacang hijau lalu haluskan.
4. Rebus kacang hijau dengan gula hingga mengental dan dapat dibentuk.
5. Lumuri cetakan kue ku dengan  tepung.
6. Masukkan adonan tepung beras ketan ke dalam cetakan.
7. Isi bagian tengah adonan dengan kacang hijau.
8. Tutup dengan adonan tepung beras ketan hingga kacang hijau tak terlihat.
9. Kukus selama sekitar 5 menit.
(Resep: Ny. Kutinawati)

Kamis, 21 Maret 2013

KUSUMA WARDHANI : PERAK PERTAMA DARI OLIMPIADE SEOUL


Bersama Nurfitriyana dan Lilies Handayani, Kusuma Wardhani mempersembahkan medali pertama bagi Indonesia dari ajang Olimpiade Seoul (1988). Tiga srikandi tersebut mencatat sejarah dengan memboyong medali perak panahan beregu puteri setelah mengalahkan tim putri Amerika Serikat. Tidak mudah, karena tim Indonesia dan Amerika Serikat mencatat skor yang sama. Melalui pertandingan ulang untuk memperebutkan medali perak, ke-3 srikandi kita berhasil mengungguli trio putri Amerika Serikat dan mempersembahkan medali Olimpiade pertama bagi bangsa Indonesia. (MGH/Foto: Iwan Dahnial)

SAYUR ASAM JAKARTA

Bahan:
Kacang panjang   1 ikat
Jagung muda   3 buah
Daun melinjo   1 genggam
Nangka muda kecil   1/4 buah
Kacang tanah   1 ons
Kaldu   1 gelas
Terong   2 buah

Bumbu:
Cabe merah   5 buah
Bawang merah   10 butir
Bawang putih   4 siung
Blimbing wuluh   10 buah (belah-belah)
Kemiri   4 btr
Asam Jawa   secukupnya
Daun salam   2 helai
Garam   secukupnya

Cara Memasak:
1. Gerus halus bumbu-bumbu lalu rebus bersama kaldu hingga mendidih.
2. Masukkan sayur mayur yang agak keras yang sudah dipotong-potong.
3. Biarkan hingga agak lunak.
4. Masukkan sayur mayur lainnya.
5. Masukkan air asam dan Blimbing wuluh.
6. Biarkan hingga benar-benar matang.
(Resep: Ny. Rahimah)

Rabu, 20 Maret 2013

DICK SUDIRMAN : NAMANYA UNTUK PIALA INTERNASIONAL


Kalau suka bulutangkis, pasti tahu kan Sudirman Cup. Inilah piala kejuaraan beregu putra dan putri paling bergengsi di dunia dan salah satu gelar paling bergengsi untuk olahraga bulutangkis. Dari namanya, juga rancangan pialanya yang dikelililingi replika candi Borobudur, jelas bahwa piala ini didedikasikan untuk seorang putra Indonesia. Dialah Dick Sudirman, tokoh bulutangkis dunia asal Sumatera Utara.

Dick Sudirman adalah atlet bulutangkis tangguh di eranya yang kemudian aktif bekerja untuk olahraga bulutangkis di Indonesia dan dunia. Beliau lahir di Pematang Siantar (Sumatera Utara), 29 April 1922 dan wafat tanggal 10 Juni 1986. Semasa hidupnya, Beliau pernah menjabat sebagai Wakil Presiden International Badminton Federation (IBF). 

Satu yang juga membanggakan, piala Sudirman dibuat sebuah perusahaan Indonesia yang berlokasi di Bandung, Masterix. Kejuaraan Piala Sudirman yang pertamapun digelar di Jakarta (1989). Meskipun kini jumlah pesertanya mencaapai 50 negara, namun sepanjang sejarah penyelenggaraannya hanya 3 negara berhasil memboyong Piala Sudirman pulang: Indonesia, Korea, dan Cina.pernah Mungkin, Piala Sudirman adalah piala kejuaraan internasional yang paling Indonesia. (MGH/Foto: Badminton CN)

KUE PISANG

Bahan:
Tepung hunkwee/tepung jagung   2 sdm
Gula pasir   2 sdm
Santan   1/5 l
Pisang raja/pisang nangka
Garam   sedikit
Pandan 
Vanili

Cara Membuat:
1. Campur santan, gula, vanila, garam, pandan, dan tepung.
2. Rebus sambil diaduk-aduk hingga kental dan matang.
3. Rebus/kukus pisang beserta kulitnya hingga matang lalu kupas dan potong-potong.
4. Layukan daun pisang untuk membungkus.
5. Letakkan 1 sendok adonan tepung di atas daun pisang.
6. Letakkan sekerat pisang di dalamnya lalu bungkus persegi empat.
7. Dinginkan baru dinikmati. 
(Resep: Ny. Kutinawati)

Selasa, 19 Maret 2013

MULYADI : PILIH MELATIH DI JEMBER


Penggemar olahraga terutama bulutangkis yang lahir sebelum era 1970-an pasti pernah merasakan bagaimana bangganya menjadi anak bangsa adi daya bulutangkis. Di era itu, Indonesia memang adi daya di cabang bulutangkis, terutama sektor putra. Di berbagai turnamen elit dunia, sering terjadi final sesama pemain putra Indonesia, baik tunggal maupun ganda. Di ajang Piala Thomas, Indonesiapun tak terbendung. Salah satu pemain bulutangkis Indonesia masa itu adalah Mulyadi yang bermain di nomor tunggal putra dan ganda putra. Namun, namanya memang lebih kencang sebagai atket tunggal putra. 

Lahir di Jember (Jawa Timur), 11 September 1941 dengan nama Ang Tjing Siang (Weng Zhenxiang). Mulyadi mengasah bakat bulutangkisnya di PB Rajawali Surabaya, klub yang juga melahirkan atlet-atlet kelas dunia seperti Rudi Hartono dan Johan Wahjudi. Sayang, ia harus mundur dari bulutangkis tahun 1972 saat prestsinya masih di puncak. Keputusan mengejutkan itu diambil Mulyadi karena ketidakpuasan terhadap kebijakan PBSI kala itu yang menetapkan semua pemain wajib mengikuti invitasi untuk menentukan tempat di tim Piala Thomas, kecuali Rudi Hartono dan duet Ade Chandra/Christian Hadinata. Setelah mundur dari bulutangkis, Mulyadi menekuni bisnis tekstil dan perbankan. Toh ia tak melupakan bulutangkis dengan mendirikan klub bulutangkis lengkap dengan gedung olahraga untuk latihan di Jember. Mulyadi bahkan turun langsung melatih. Olahraga lain yang juga digemarinya adalah bersepeda dan golf. 

Berkat prestasinya, Pemda Jatim menghadiahinya sebuah rumah di Darmawangsa I/9 Surabaya. Toh, Mulyadi memilih pulang ke kampung kelahiran yang juga kampung halaman sang istri di Jember. Mulyadi tutup usia di RS Malang tanggal 14 Maret 2010 karena demam berdarah dan komplikasi. Sebelumnya, ia sempat mendapat perawatan di salah satu rumah sakit di Jember sebelum akhirnya dirujuk ke Malang dan wafat. 

Prestasi:
- Juara Thomas Cup 1964 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Thomas Cup 1967 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Thomas Cup 1970 (bersama Tim Indonesia)
- Juara 2 All England 1971
(MGH/Foto: Fei Souw)

NASI GORENG JAWA TIMURAN

Bahan:
Nasi putih   700 gr
Telor   2 btr
Udang kecil kupas   100 gr
Daun Bawang   2 tangkai (potong 1/2 cm)
Kecap manis Bango   1/2 sdm
Margarin   1 sdm
Saus tomat   2 sdm
Saus sambal   1 sdt (kalau suka)
Cabe merah besar   1 buah (buang bijinya, iris halus)
Lada   1/2 sdt
Gula pasir   1/2 sdt
Kecap asin   2 sdt
Kaldu bubuk rasa sapi   1 bks
Bawang putih   4 siung (cincang)
Bawang merah   4 btr (iris halus)

Cara Memasak:
1. Panaskan margarin.
2. Tumis bawang putih dan bawang merah hingga matang.
3. Masukkan udang. Biarkan hingga berubah warna.
4. Tambahkan telor. Biarkan hingga matang.
5. Masukkan daun bawang dan cabe. Biarkan hingga layu. 
6. Masukkan saus tomat, saus sambal, kecap manis, lada, garam, gula, kecap asin, dan kaldu bubuk.
7. Masukkan nasi putih dan daun bawang. 
8. Biaarkan hingga matang dan bumbu merata.
(Resep: Blue Band)

Senin, 18 Maret 2013

JOHAN WAHJUDI : SIAP MELATIH TANPA DIBAYAR


Johan Wahyudi mengawali karir bulutangkisnya sebagai pemain tunggal. Namun prestasinya sebagai atlet bulutangkis mendunia setelah dipasang sebagai pemain ganda putra bersama Tjun Tjun. Bersama tandemnya inilah Johan Wahjudi hampir tak pernah kalah di masa jayanya. Hanya Christian Hadinata/Ade Chandra, ganda putra Indonesia lainnya, yang mampu mengimbangi duet maut Johan/Tjun Tjun. 

Tak hanya kompak saat mengatasi lawan di lapangan, Johan Wahjudi dan Tjun Tjun juga kompak saat gantung raket (1982). Keduanya memutuskan mundur dari bulutangkis karena masalah pribadi yang timbul setelah kekalahan di final All England (1981). Namun keduanya telah tercatat dengan tinta emas dalam sejarah bulutangkis Indonesia dan dunia sebagai salah satu ganda putra terbaik di eranya. 

Johan lahir di Malang (Jawa Timur), 10 Februari 1953. Melihat ang ayah, Mangku Prayitno gemar berolahraga, Johan jadi ikut-ikutan  berolahraga. Setiap hari, Johan kecil berlari keliling alun-alun Tugu sebanyak 4-5 kali! Sementara latihan bulutangkis mulai dilakoninya saat SMP. Latihannya di PB Gajahputih milik kepolisian setempat. Saat SMA, Johan pindah ke Surabaya. Di sana ia berlatih di PB Rajawali. Saat yang sama, Rudi Hartono juga berlatih di sana. 

Kini Johan tinggal di kampung halamannya di kota Malang. Menikah dengan Evisianawati, ayah 4 anak ini menekuni bisnis kayu Sulawesi. Setiap hari ia masih berolahraga tenis selama 1,5 jam. Sesekali ia juga bermain bulutangkis. Komunikasi dengan teman-teman sesma mantan atlet bulutangkis juga tetap dilakukannya terutama dengan Icuk Sugiarto, yuniornya. 

Alumnus SMA Petra Surabaya ini masih menyimpan asa, kelak bisa mendirikan GOR bulutangkis untuk melatih bibit-bibit berbakat yang tidak mampu. Ia bertekad mencari dan melatih bibit-bibit unggul untuk membangkitkan kembali prestasi bulutangkis Indonesia. Untuk itu, Johan bersedia melatih tanpa dibayar. Sayangnya, Johan kesulitan menemukan sponsor yang bersedia membantu pembangunan GOR bulutangkis di Malang. Sahabat tergerak menjadi sponsor? Bisa menemui Johan  di rumahnya: Perum Wilis Indah E-6, Malang. Berikut sebagian prestasi internasional  Johan:

Prestasi:
- Juara Danish Open 1972
- Juara Danish Open 1973
- Juara Thomas Cup 1973 (bersama Tim Indonesia)
- Juara 2 Danish Open 1973
- Juara Danish Open 1974
Juara Asian Games Teheran 1974
- Juara All England 1974
- Juara All England 1975
- Juara Thomas Cup 1976 (bersama Tim Indonesia) 
- Medali emas SEA Games 1976
- Juara All England 1977
- Juara IBF World Championships Birmingham, Inggris 1977
- Juara All England 1978
- Juara All England 1979
- Juara Thomas Cup 1979 (bersama Tim Indonesia)
- Juara All England 1980
- Juara 2 All England 1982
(MGH/Foto: Badminton Cn)

MI INSTAN SIMANALAGI


Bahan:
- Mi instan Rasa Soto Mie   2 bks
- Mangga simanalagi mengkel, tanpa biji   75 gr  (potong-potong)
- Sarden ikan   1 kaleng kecil/160 gr  (pisahkan daging sarden dari  kuahnya)
- Minyak goreng   2 sdt  (utk menumis)
- Air   800 ml

Cara Memasak:
  1. Tumis ikan sarden dengan sedikit minyak. Sisihkan.
  2. Rebus mi instan dalam 800 ml air mendidih selama 3 menit. Pisahkan kuah dari minya.
  3. Campur kuah dengan 2 bungkus mi instan. Aduk rata.
  4. Campur sarden dengan mi lalu taburkan potongan mangga. Sajikan bersama kuah. (Resep: Indomie)

Minggu, 17 Maret 2013

IIE SUMIRAT : NYENTRIKNYA SANG PENDEKAR BULUTANGKIS


Tahun 1970-an Indonesia mendominasi bulutangkis dunia terutama di sektor putra. Indonesia merajai arena dengan 7 Pendekar Bulutangkis atau The Magnificent 7: Rudi Hartono, Liem Swie King, Christian Hadinata, Tjun Tjun, Ade Chandra, Johan Wahyudi, dan tentu saja: Iie Sumirat. Nama terakhir tak hanya dikenal karena prestasinya, namun juga sifat humoris dan nyentriknya. Iie merupakan salah seorang pebulutangkis andalan Indonesia di sektor tunggal, di samping Rudi Hartono. Di luar lapangan, Iie dan Rudi bersahabat karib. Meski prestasinya lebih menjulang sebagai pemain tunggal, Iie juga mampu mencetak kemenangan sebagai pemain ganda putra di turnamen-turnamen internasional. 

Salah satu kenyentrikan Iie yang paling diingat masyarakat bulutangkis, terjadi saat pertandingan final Piala Thomas antara Indonesia melawan Denmark (1979). Saat bertanding melawan Svend Pri di nomor tunggal, Iie banyak melakukan gerakan-gerakan senam yang mirip tarian Sunda. Tapi, tentu tak cuma itu. Iie menyumbang 3 dari 9 poin kemenangan Indonesia: 2 kemenangan di nomor tunggal dan 1 kemenangan di nomor ganda bersama Tjun Tjun. Artinya, dari 3 kali penampilan, Iie tak sekalipun terkalahkan!

Iie Sumirat lahir di Bandung, 15 November 1950. Ia malang melintang di arena bulutangkis dunia di era 60-70an. Tan Joe Hok kecil, demikian pers menjulukinya kala itu. Tapi bukan hanya itu julukan bagi ayah 6 anak ini. Iie juga digelari 'Sang Pembunuh Raksasa.' Setelah gantung raket, ia berkonsentrasi menjadi pelatih dan mendirikan klub bulutangkis PB Sarana Muda yang kemudian berganti nama  menjadi SGS Elektrik. Atlet tunggal putra papan atas dunia, Taufik Hidayat, merupakan salah seorang anak didik Iie.

Kalau ingin sejago Iie atau Taufik, atau sekedar ingin bertemu salah satu legenda bulutangkis Indonesia ini bisa datang ke stadion milik Iie di Jl. Soekarno Hatta No.52 Bandung. Letaknya di dekat SM Bulding Mengger Moh. Toha. 

Prestasi:
- Medali emas Asian Games 1966
- Medali emas Asian Games 1970
- Juara 2 All England 1974
- Juara Asian Invitation Tournamment Bangkok 1976
- Juara 2 All England 1977
- Juara Taiwanese Open 1977
- Juara Tokyo Open 1978
- Juara Thomas Cup 1979 (bersama Tim Indonesia)
(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

BEEF PHO MI INSTAN


Bahan:
Mi instan Rasa Ayam Bawang   2 bks
Sawi asin   2 lbr  (iris tipis, rebus)
Kapri manis   50 gr  (rebus)
Wortel   1 buah  (potong-potong, rebus)
Bawang putih    1 siung  (haluskan)
Daging sapi giling   50 gr
Saus tiram  1 sdm
Kecap manis   1 sdm
Gula pasir   1 sdt
Garam   1/4 sdt
Merica bubuk   1/4 sdt
Daun bawang   2 cm (iris tipis)
Minyak goreng   1 sdm (utk menumis)

Cara Memasak:
  1. Panaskan minyak. Tumis bawang putih sampai harum. Masukkan daging sapi, aduk sampai berubah warna. Masukkan saus tiram, kecap manis, gula pasir, garam, dan merica bubuk. Aduk sampai matang. Angkat. Sisihkan.
  2. Rebus mi instan dan bumbunya dalam air mendidih sampai matang.
  3. Masukkan mi instan  ke dalam mangkok. Tambahkan sawi asing, kapri, wortel, dan tumisan daging sapi di atas mi. Taburkan daun bawang. Sajikan. (Resep: Indomie)

Sabtu, 16 Maret 2013

JASON MATTHEW UTOMO : MEDALI PERAK KOMPETISI PIANO TINGKAT ASEAN


Penampilannya lucu dan menggemaskan, tak beda dengan bocah seusianya. Tapi kalau sudah bicara prestasi, baru terlihat istimewanya putra Jose Utomo ini. Bagaimana tidak, tahun lalu Jason berjaya di The 5th ASEAN Chopin Piano Competition yang diadakan di Kuala Lumpur, 19-25 Oktober. Dalam ajang ini, Jason berhasil menyabet medali perak untuk kategori primary school 1st and 2 grade. ASEAN Chopin Piano Competition adalah kompetisi piano tingkat ASEAN yang khusus melombakan ketreampilan memainkan karya-karya musisi klasik Chopin. Wow, se-Asia Tenggara lho!(MGH/Foto: Sendy Pramananta)