Jumat, 28 September 2018

AQSA SUTAN ASWAR : EMAS DARI JETSKI


Di tengah ramainya berita memprihatinkan tentang kebobrokan sebagian remaja Indonesia yang tawuran, ribut sana sini, keluyuran tidak jelas, main geng motor, berbuat onar di mana-mana dan sebagainya, masih remaja-remaja hebat yang berprestasi hingga tingkat internasional. Salah satunya adalah Aqsa Sutan Aswar atau sering juga disebut Aqsa Aswar saja. Inilah atlet jetski remaja kebanggaan Indonesia yang berhasil mempersembahkan medali emas Asian Games 2018 baru lalu. Tapi tidak hanya itu. Aqsa sudah dikenal sebagai atlet jetski kelas dunia yang banyak memengkan berbagai kejuaraan internasional meski masih belia.

Aqsa lahir di keluarga pecinta olahraga jetski. Bahkan ayahnya, Saiful Sutan Aswar adalah Ketua Umum Indonesia Jetsport Boating Association. Sedangkan kakaknya Aero Sutan Aswar adalah atlet jetski kelas dunia yang pernah menjadi  juara dunia tahun 2014. Aqsa lahir di Jakarta tanggal 31 Mei 1997 dari keluarga berkecukupan. Sejak balita, ia dan kakaknya sudah diperkenalkan pada olahraga jetski dan laut. Tidak hanya melatih bermain jetski, Pak Saiful juga mengajarkan agar kedua putranya mencintai laut. Tak heran Aqsa merasa laut adalah rumahnya. Keren banget ya, masih muda, ganteng, berprestasi internasional, cinta lingkungan lagi! Ini tipe anak muda mileneal banget!

Prestasi:
- Juara Canadian National Watercross nomor Pro Runabout Limited, Belle River 2011

- Juara Canadian National Watercross nomor Expert Runabout Limited, Belle River 2011
- Medali perunggu jetski nomor Runabout Limited Asian Games Jakarta-Palembang 2018 
- Medali emas jetski nomor Endurance Runabout terbuka Asian Games Jakarta-Palembang 2018
(mgh/foto: istimewa)

SATE TELOR PUYUH



Bahan:
Telor puyuh     30 btr (rebus, kupas)
Kecap manis     3 sdm
Air asam     1 sdm
Minyak goreng     2 sdm
Air    3 sdm
Garam     1/2 sdt
Tusuk sate

Cara Membuat:
1. Masukkan semua bahan kecuali tusuk sate ke wajan.
2. Masak sambil diaduk-aduk sampai bumbu meresap. Angkat.
3. Dinginkan.
4. Tusuki dengan tusuk sate.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Senin, 24 September 2018

HUTOMO SURYO WASISTO : ILMUWAN MUDA, SEGUDANG PENGHARGAAN DUNIA


Penampilannya jauh dari kesan serius seperti image para ilmuwan. Ito, demikian ia biasa disapa, berpenampilan tak beda dengan anak muda metroplitan jaman now. Model rambut dan busana kasual yang trendy untuk saat santainya, iapun gemar berolahraga terutama bilyar. Bicaranyapun santai bahkan sering berbahasa Jawa bila berkomunikasi dengan teman-temannya. Padahal ia adalah fisikawan yang berkarir di Jerman dan menjabat sebagai Kepala Grup OptoSense-Laboratory for Emerging Nanometrology di Technische Universitatet Braunschweig. Itopun sangat sering diundang sebagai pembicara dalam berbagai konferensi internasional fisika, terutama sebagai narasumber teknologi nano. Nama Hutomo Suryo Wasisto memang sangat dikenal di kalangan ahli teknologi nano internasional. Ia telah menerbitkan lebih dari 60 makalah ilmiah baik berupa jurnal peer-review maupun konferensi ilmiah internasional. Itopun mempunyai 2 paten di Jerman dan Eropa. Prestasinya yang begitu mengagumkan membuat pemerintah Jerman terpesona dan menganugerahi Ito dengan hak tinggal khusus untuk warga non Jerman berkualifikasi hebat. 

Sukses dan terhormat di negeri orang tidak menggerus identitas dan rasa cinta Ito pada Indonesia. Ia mendirikan lembaga kerjasama Indonesia-Jerman di bidang nano dan quantum yang diberi nama Indonesian-German Center for Nano and Quantum Technologies (IG-Nano). Langkah awal lembaga ini memfasilitasi pendidikan S3 dan penelitian untuk para ilmuwan muda LIPI di bidang nano dan quantum di Technische Universitaet Braunschweig. Berikutnya, IG-Nano memperluas kerjasama dengan ilmuwan-ilmuwan Indonesia di luar LIPI termasuk dengan sejumlah universitas. Ito menegaskan, ia tak mau pikiran dan tenaganya hanya dicurahkan untuk Jerman. Karena itu pula tahun 2018 ini Ito pulang ke Indonesia, selain untuk menghadiri pertemuan ilmuwan dispora Indonesia, Simposium Cendekia Kelas Dunia 2018 yang diselenggarakan pemerintah Indonesia bulan lalu, iapun berbagi ilmu dan pengalaman dengan saudara-saudara sebangsa lewat seminar Mit Wissen kann man Die Welt Veraendern (dengan kemauan, manusia bisa merubah dunia). Dalam seminar ini, Ito tidak hanya menjelaskan tentang teknologi nano, namun juga berbagi pengalaman dengan siapapun yang berminat kuliah di Jerman, termasuk kiat-kiat menjadi ilmuwan kelas dunia. Sangat menarik, bukan?

Hutomo Suryo Wasisto menamatkan pendidikan S1 teknik elektro dengan predikat cum laude di Universitas Gadjah Mada (UGM), sebelum kemudian terbang ke Taiwan untuk menempuh pendidikan S2 di Asia University. Sedangkan gelar PhD diperolehnya dengan (lagi-lagi) predikat cum claude dari Technische Universitaet Braunschweig, Jerman. Lebih lengkap tentang Ito bisa diikuti di:
Facebook: hutomosuryowasisto
Instagram: hutomowasisto
Website: www.tu-braunschweig.de/mib/lena/nachwuchsgruppen/optosense

Prestasi:
- Best Young Scientist Poster Award, the 26th European Conference on Solid-State Transducer (Eurosensors 2012), Krakow (Polandia)
- Best Paper Award dari IEEE Nanotechnology Council, Suzhou (RRC) 2013
- Penghargaan Walter-Kertz-Studienpreis, Technische Universitaet Braunschweig 2014
- Travel Grant Award dari Transducer Research Foundation (TRF), Alaska (AS) 2015
- Best Conference Poster Award, The 31st European Conference on Solid-State Transducer (Eurosensors 2017)
- Pembicara di European Materials Research Society Meeting 2017 Fall Meeting
Pembicara di The 8th International Workshop on Advanced Materials Science and Nanotechnology (IWAMSN) 2016
- Niederlassungserlaubnis fuer Hochqualifizierte (hak tinggal khusus untuk orang asing dengan kualifikasi tinggi) dari Pemerintah Jerman, sejak 2016
- Pembicara di International Conference on Functional Nanomaterials and Nanodevices 2017 (NANOMAT 2017)
(mgh/foto: istimewa)

PASTEL GORENG



Bahan:
A. Kulit
Tepung terigu     250 gr
Minyak goreng     3 sdm
Telor ayam     1 btr
Garam     1/2 sdt
Air hangat-hangat kuku     secukupnya

B.Isi
Dada ayam     1 ptg (rebus, potong-potong)
Wortel     2 buah (parut kasar)
Buncis muda     50 gr (iris tipis bulat)
Sohun     25 gr (rendam, iris-iris)

C. Bumbu
Garam
Merica
Bawang merah     4 btr (iris tipis)
Bawang putih     2 siung (cincang)
Daun bawang     2 btg (iris halus)
Tepung kanji     1 sdm (larutkan dengan 2 sdm air)
Minyak goreng     2 sdm (untuk menumis)

Cara Membuat:
A. Isi
1. Tumis bawang merah dan bawang putih hingga harum.
2. Masukkan bahan-bahan lain kecuali sohun.
3. Masukkan bumbu-bumbu.
4. Aduk-aduk hingga wortelnya matang.
5. Masukkan sohun dan larutan tepung kanji.
6. Ratakan lalu angkat.
7. Tambahkan seiris telor rebus pada isi tiap pastel.

B. Kulit
1. Campur semua bahan. Ratakan.
2. Campur dengan air hangat-hangat kuku sampai adonan cukup lemas untuk dipulung.
3. Pulungi bulat-bulat sebesar buah duku lalu tipiskan.
4. Usahakan agar bentuknya tetap bulat. 
5. Isi dengan isian yang sudah disiapkan. Tekuk. 
6. Bagian sambungan dipulas air supaya merekat.
7. Rapatkan dengan dipilin.
8. Goreng sampai kuning keemasan.
(Nyonya Rumah/Kompas)

MUHAMMAD HINAYAH : SERING JADI BURUH BANGUNAN


Keberhasilannya memboyong medali emas panjat tebing nomor speed relay bersama Abudzar Yulianto, Leonardo Veddriq dan Rindi Suprianto tidak hanya mengharumkan nama bangsa Indonesia di tingkat dunia, namun berbuah manis bagi Hinayah dan keluarganya. Tidak hanya bonus berupa uang tunai ratusan juta, Hinayahpun dihadiahi 1 unit apartemen dari Pemprov Sumatera Selatan, daerah asalnya. Pemda Musi Banyuasin bahkan akan mengangkat HInayah sebagai PNS untuk memotivasi putra-putra daerahnya yang lain. Sesuatu yang sebelumnya tak terbayangkan pria dari keluarga sederhana yang terjun ke olahraga panjat tebing sejak umur 9 tahun ini.

Muhammad Hinayah lahir di keluarga besar, ia punya 5 saudara kandung. Orangtuanya, Herman dan Arnizah harus memutar otak untuk menghidupi anak-anaknya. Apalagi setelah usaha herman bangkrut, ia terpaksa bekerja serabutan mulai buruh bangunan, tukang ojeg, atau buruh tani. Hinayah sendiri sering membantu ayahnya bekerja sebagai buruh bangunan di sela-sela aktivitasnya sebagai atlet panjat tebing. Pemuda kelahiran Musi Banyuasin (Sumatera Selatan) 17 Desember 1995 ini berharap bisa mengubah nasib keluarganya lewat olahraga. Motivasi itulah yang membuatnya tekun berlatih panjat tebing meskipun ia fobia ketinggian bahkan trauma karena pernah jatuh dari ketinggian 10 meter dan cedera. Apalagi teman-teman dan pelatihnya terus memotivasi Hinayah agar tidak menyerah hingga ia mampu mengalahkan fobianya. Kuncinya menurut Hinayah, ia selalu berusaha memanjat tebing secepat mungkin agar bisa segera turun. Boleh dicoba nih, tips dari Hinayah untuk Anda yang fobia ketinggian tapi harus sering 'berurusan' dengan tempat-tempat tinggi.

Titik terang mulai muncul ketika pemuda bertinggi-berat 165 cm/66 kg ini terpilih mengikuti Pemusatan Latihan Daerah (Pelatda). Ia mendapat uang saku Rp 1,5 juta/bulan yang digunakannya untuk membantu meringankan beban orangtuanya. Kini dengan ratusan juta di tangan, Hinayah ingin membahagiakan kedua orangtuanya. Selain berniat mengumroh dan hajikan orangtua, Hinayah berniat membeli rumah dan membuka usaha untuk orangtuanya. Alumni Politeknik Negeri Sriwijaya (Sumatera Selatan) ini  berharap ayahnya tak perlu lagi menjadi buruh bangunan.

Prestasi:
- Medali perunggu Kejuaraan Asia Panjat Tebing 2017 Iran
- Medali emas panjat tebing nomor speed relay putra Asian Games 2018 Jakarta-Palembang (bersama Leonardo Veddriq, Abudzar Yulianto, dan Rindi Suprianto)
(mgh/foto: M.Hatta)

SRIKAYA TELOR (khas Jambi)

Bahan:
Telor ayam kampung     5 btr/telor ayam negeri ukuran sedang     3 btr
Gula pasir     50 gr
Gula Jawa     100 gr (rebus dengan 50 cc air, saring)
Santan kental     125 cc
Garam     1/2 sdt
Daun pandan     2 lbr (potong-potong)

Cara membuat:
1. Kocok telor dan gula pasir hingga larut.
2. Campurkan rebusan gula Jawa, santan, dan garam. Aduk rata dan saring.
3. Tuang adonan ke pinggan tahan panas. 
4. Beri irisan daun pandan.
5. Kukus hingga matang dan padat (selama sekitar 35 menit).
6. Angkat, dinginkan, lalu hidangkan.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Senin, 17 September 2018

PROF. DEDEN RUKMANA : TIDAK MELUPAKAN INDONESIA


Setahun lalu Indonesia sempat dipermalukan mahasiswa S3 TU Delft Belanda, Dwi Hartanto. Tapi omong besar satu manusia halu jelas tidak mewakili Indonesia. Masih banyak putra-putri Indonesia yang BENAR-BENAR berprestasi di negara orang dan menempati posisi terhormat di bidang ilmu pengetahuan. Salah satunya adalah Prof. Deden Rukmana, guru besar A&M University Alabama sekaligus pimpinan Community and Regional Planning Department di universitas yang sama. Sebelumnya, Prof. Deden menempuh pendidikan S1 di Institut Teknologi Bandung (ITB). Deden terbang ke Amerika Serikat untuk melanjutkan pendidikan S2 di Florida State University dan S3 di University of Southern California dengan spesialisasi di bidang ilmu perencanaan dan pembangunan. Tahun 2006, Deden mulai bekerja di Savannah State University sebagai Asisten Profesor. Bersama sang istri Rita dan kedua anak mereka, Alivia serta Hilmy, Prof. Deden tinggal di Savannah, Georgia hingga kini

Di luar bidang keilmuan, Prof. Deden adalah penggemar berat olahraga tenis. Ia selalu berusaha menyempatkan diri menonton turnamen langsung di arena tenis. Minatnya yang lain adalah ngeblog, terutama yang berhubungan dengan bidang keilmuannya.

Belasan tahun tinggal di Amerika Serikat bersama keluarganya tidak membuat Prof. Deden aktif di organisasi diaspora Indonesia. Ia bahkan menjabat sebagai Ketua Umum Ikatan Ilmuwan Internasional Indonesia (I-4). Prof. Deden juga senang berbagi ilmu lewat blognya: indonesiaurbanstudies.blogspot.com. Berbakti pada Tanah Air memang bisa di mana saja, bahkan ketika tinggal sangat jauh sekalipun. (mgh/foto: istimewa)







 

TELOR BALADO (khas Padang)



Bahan:
Telor ayam     8 btr (rebus, kupas)
Air asam     1 sdm
Minyak goreng

Bumbu halus:
Cabe merah besar     10 buah
Bawang merah     6 btr
Kemiri     3 btr
Terasi     1 ptg
Garam     secukupnya

Cara Memasak:
1. Goreng telor hingga berwarna kecoklatan.
2. Angkat dan tiriskan.
3. Gerus bumbu halus.
4. Panaskan 3 sendok makan minyak goreng sisa menggoreng telor.
5. Tumis bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan sampai harum. 
6. Masukkan telor goreng dan air asamnya. Aduk-aduk rata.
7. Biarkan hingga bumbunya meresap sambil sesekali diaduk.
8. Angkat lalu hidangkan.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Minggu, 16 September 2018

AJI BANGKIT PAMUNGKAS : PENDEKAR REMAJA PENAKLUK ASIA


Saat sebagian besar remaja seusianya sibuk mengejar lawan jenis atau pusing mencari jati diri, Aji telah berprestasi sebagai atlet pencak silat kelas internasional. Usia 18 tahun, ia telah menjadi juara Asia di kelasnya. Prestasi terbarunya, baru beberapa minggu lalu Aji mempersembahkan medali emas dari ajang olahraga terbesar se-Asia, Asian Games. 

Aji lahir tanggal 20 Mei 1999 di kota reyog Ponorogo (Jawa Timur) mempersembahkan kemenangannya di Asian Games 2018 untuk kedua orangtuanya. Remaja 19 tahun bertinggi 179 cm dengan berat 89 kg berencana menggunakan uang bonusnya untuk membeli rumah bagi kedua orang tuanya, Agus Widodo dan Anis Nurul Laili, sekaligus memberangkatkan mereka ke Mekkah untuk berhaji. Aji mengakui peran kedua rangtuanya sangat penting hinga ia menjadi seperti sekarang. saat final Asian Games misalnya, Aji menghadapi pesilat Singapura yang sangat tangguh. Namun dukungan kedua orang tuanya yang datang langsung menonton membuat Aji mendapat suntikan semangat dan kekuatan tambahan hingga akhirnya memenangkan laga. 

Prestasi:
- Juara Asia pencak silat nomor tarung kelas I:85-90 di Ponor0 kg putra 2017
- Medali emas pencak silat nomor tarung kelas I:85-90 kg putra  Asian Games Jakarta-Palembang 2018
(mgh/foto: CDN)

PUTRI MANDI



Bahan:
Tepung ketan     250 gr
Yepung sagu/tapioka     50 gr
Santan encer     125 ml
Pewarna makanan hijau     secukupnya
Pewarna makanan merah     secukupnya
Garam     secukupnya

Isi:
Kelapa parut 1/2 tua     100 gr
Gula merah     100 gr
Air     100 ml
Daun pandan     2 lbr
Garam     secukupnya

Kuah santan:
Santan encer     500 ml
Tepung beras     1/2 sdt
Daun pandan     2 lbr
Garam     secukupnya

Cara Membuat:
Isi:
1. Campur semua bahan.
2. Rebus sambil diaduk hingga kering.
3. Angkat dan sisihkan.

Kuah santan:
1. Campur semua bahan kuah santan.
2. Rebus hingga mendidih dan kental.
3. Angkat dan sisihkan. 

Bulatan putri mandi:
1. Campur tepung ketan, garam, dan tepung sagu.
2. Beri air kapur sirih.
3. Tuang satan sedikit hingga sedikit hingga bisa diuleni.
4. Bagi adonan menjadi 2, masih-masing diberi warna merah dan hijau.
5. Ambil sedikit adonan, bentuklah bulat kecil.
6. Isilah dengan bahan isi lalu bulatkan kembali.
7. ulangi hinga seluruh adonan habis.
8. Rebus air dengan 2 daun pandan hingga mendididh.
9. Masukkan bulatan-bulatan putri mandi.
10. Rebus hingga mengambang. Angkat. 
11. Masukkan ke kuah santan.
12. Hidangkan.

Info Saji:
Untuk: 8 porsi
232 kal/porsi
(Ibu Tuti Soenardi/Kompas)

Sabtu, 15 September 2018

PROF. ARU WISAKSONO SUDOYO : PRESIDEN PARA DOKTER PENYAKIT DALAM SEDUNIA


Kepakaran Prof. DR. dr Aru Wisaksono Sudoyo Sp.PD-KHOM, FINASIM, FACP di bidang kedokteran spesialis penyakit dalam tidak hanya diakui di dalam negeri tapi juga diakui kalangan medis internasional. Terbukti Prof. Aru dipercaya sebagai Presiden Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Sedunia. 

Guru Besar Hematologi Onkologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FK UI) Jakarta ini lahir di Washington DC, pada tanggal 29 Juni 1951. Berayah seorang diplomat,  tak heran sekeluarga hidup berpindah pindah dari satu negara ke negara lain mengikuti tugas sang ayah. Masa kecil hingga remaja dijalaninya di berbagai kota besar dunia: Washington DC, Roma, Brussels, Manila, sebelum kemudian pulang ke Jakarta untuk menempuh pendidikan SMA di Jakarta dan kemudian masuk FK UI. Lulus UI  tahun 1976, Prof. Aru ditugaskan sebagai dokter di Pulau Buru. Meski hanya 2 tahun, pengalaman bekerja di pulau terpencil sangat berkesan bagi pakar kanker ini. Tidak hanya keterampilan dan pengalaman yang makin kaya, namun orang-orang yang ditemui selama bertugas di  Pulau Buru menjadi motivasi istimewa agar tetap bertahan menghadapi kendala apapun.

Semakin hebat seseorag, makin besar pula tantangan dan cobaan yang dihadapi. Ini terjadi pula pada Prof. Aru. Ada kalanya, Beliau mengaku merasa lelah dan hampir menyerah. Namun ingatan pada orang-orang di Pulau Buru dan para relawan kanker yang berjuang tanpa kenal lelah membuat Prof. Aru mengaku jadi malu sendiri dan kembali teguh pada tujuan semula. Prof. Aru menikah dengan Herawati Supolo dan dikaruniai 2 anak: Ruby G. Sudoyo serta Panji N. Sudoyo. (mgh/foto: Konsula)

CENIL



Bahan:
Tepung sagu/tepung tapioka     100 gr
Nasi     50 gr (blender halus)
Air     50 ml
Air kapur sirih    1 sdm
Pewarna makanan merah     secukupnya
Air daun suji     secukupnya
Kelapa parut yang agak tua     100 gr (untuk taburan)
Garam
Gula pasir

Cara Membuat:
1. Kelapa parut dibubuhi sedikit garam lalu dikukus.
2. Tambahkan 50 gram gula pasir atau sesuai selera.
3. Campur tepung sagu dengan nasi dan air kapur sirih.
4. Uleni sambil tuangi air sedikit demi sedikit hingga kalis.
5. Bagi adonan menjadi 2 bagian, masing-masing diberi air daun suji/pewarna makanan hijau dan pewarna makanan merah.
6. Bentuk adonan berbentuk lonjong.
7. Didihkan air.
8. Masukkan adonan yang sudah dibentuk.
9. Biarkan hingga mengapung. 
10. Angkat lalu tuang ke wadah berisi kelapa parut.
11. Balur rata.
12. Angkat da hidangkan.

Info Saji:
Untuk: 4 porsi
181 kal/porsi
(Ibu Tuti Soenardi/Kompas)
 

Jumat, 14 September 2018

LASTRI BERRY WIJAYA : KEBERANIANNYA DIAKUI DUNIA


Ketangguhannya sebagai jurnalis foto tidak diragukan lagi. Tidak hanya meliput peristiwa-peristiwa penting seperti Asian Games yang baru lalu, Adek Berry (nama topnya) sudah biasa menjelajahi daerah konflik di berbagai penjuru dunia. Ia pernah bertugas di Afganishtan dan Poso, pernah juga meliput bencana alam dahsyat di Yogyakarta dan Lombok. Keberaniannya di bidang peliputan bencana dan perang telah berbuah penghargaan dari organisasi jurnalis foto internasional yang bermarkas di Amerika Serikat The National Press Photographers Association, Life Magazine, dan Time LightBox. 

Adek Berry adalah jurnalis foto yang bekerja untuk kantor berita Perancis Agence France-Presse (AFP) biro Jakarta. Wanita cantik berpenampilan anggun ini lahir di Rejang Lebong (Bengkulu) tanggal 14 September 1971. Bungsu dari 7 bersaudara, Adek Berry memang cenderung tomboy sejak kecil. Tidak hanya lebih dekat dengan kakak-kakak cowoknya, iapun hobi memotret (kebanyakan perempuan hobi dipotret, bukan?). Hobinya yang lan, mendaki gunung. Tak heran ia memilih kuliah di Universitas Jember yang jauh dari hiruk pikuk kota besar. Kampusnya yang berada di daerah pegunungan membuat Adek Berry kerasan karena bisa menyalurkan hobinya naik gunung sekaligus memotret apa saja yang ditemui. Bermodal kamera Yashica hadiah salah satu kakaknya, ia mengasah kemampuannya sebagai fotografer di salah satu klub fotografi setempat, Holycon Photography Club. Tidak hanya saling berbagi ilmu, Adek Berry dan beberapa kawan sekomunitasnya bekerja sebagai fotografer lepas mulai di acara pernikahan hingga acara-acara resmi.

Nyatanya, setelah lulus, Adek Berry diterima bekerja sebagai jurnalis di salah satu media di Jakarta sebelum akhirnya pindah ke media baru, Tajuk, kali ini sesuai minatnya: sebagai jurnalis foto. Beberapa tahun bekerja di Tajuk, Adek Berry kemudian bergabung dengan AFP mulai tahun 1999 hingga kini. 

Di luar karirnya yang cemerlang sebagai jurnalis foto, Adek Berry tetaplah istri Yudiana Sabiruddin yang karyawan swasta, serta ibu dari Hafizh Rahmadhian Soleh dan Nafisah Firzana. Ia tetaplah wanita biasa yang punya rasa takut saat bertugas di daerah konflik, menangis bila teringat keluarganya saat di tengah peperangan atau bencana yang jauh dari kedua anaknya. Namun kehebatan Adek Berry adalah ia mampu mengatasi ketakutannya demi dedikasi pada profesi yang telah dipilihnya, demi menyampaikan fakta pada dunia lewat mata lensanya. Berbagai pengalamannya selama menjadi jurnalis telah dituangkannya dalam buku berjudul Mata Lensa yang terbit tahun lalu. 
(mgh/foto:istimewa)

WEDANG CEMUE (minuman khas Jawa Timur)



Bahan:
Jahe     1 ons (bakar, kupas, memarkan)
Sereh     3 btg (ambil bagian putihnya, memarkan)
Daun pandan     3 lbr (sebit-sebit)
Gula pasir sesuai selera
Gula Jawa
Garam
Santan

Pelengkap:
Roti tawar
Kelapa muda
Kacang goreng     sedikit

Cara Membuat:
1. Roti tawar dan kelapa muda diiris-iris kecil serupa serundeng.
2. Letakkan jahe, sereh, dan daun pandan di panci.
3.Tuangi paling sedikit 1 liter air. 
4. Biarkan hingga mendidih dan beraroma jahe.
5. Bubuhi gula Jawa dan gula pasir sesuai selera.
6. Tambahkan sedikit santan dan garam. Saring.
7. Tetap biarkan di atas api kecil agar kuahnya tetap panas.
8. Masukkan irisan kelapa muda.
9. Hidangkan dengan cara menuangkan kuah jahe di mangkok.
10. Tambahkan pelengkap irisan roti tawar dan sedikit kacang goreng.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Kamis, 13 September 2018

SALMAN ARISTO : PENGHARGAAN DARI IRAN


Siapa tak kenal Salman Aristo. Mengawali karir sebagai wartawan film, Salman kemudian mengundurkan diri dari pekerjaan kantorannya untuk bekrja lepas sebagai penulis skenario film. Meski sempat mengalami masa-masa sulit, Salman berhasil melewati semua itu dan kini menjadi penulis skenario film paling sukses di Indonesia. Ia bahkan melebarkan sayap sebagai sutradara dan produser film. Salman memang memiliki kelebihan bisa meramu film yang komersil sekaligus berkualitas. Meskipun ia mengakui tidak tahu apa sebenarnya rumus film yang laku. Beberapa filmnya sendiri, menurut Salman, gagal mencetak box office di pasar nasional. Apapun, kualitas karyanya telah diakui internasional dengan penghargaan Best Screenplay dari International Festival of Film for Children and Young Adults di Iran tahun 2011. Salman meraih penghargaan itu berkat film Sang Pemimpi yang digarapnya bersama Riri Riza dan Mira Lesmana. 

Salman Aristo, pria Minang kelahiran Jakarta 13 April 1976, adalah alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran. Menikah dengan Ginatri S.Noer yang juga penulis skenario  film laris, Salman dan Gina dikaruniai 2 buah hati: Biru Langit Fatiha serta Akar Rindu Furqan. Berharap lebih banyak penulis cerita film, Salman mendirikan Wahana Kreator Plotpoint di Cipete, Jakarta Selatan. Salman mengistilahkan kantornya ini sebagai pabrik cerita. Ya, karena di sinilah para penulis berkumpul, berdiskusi, menulis, berkarya. Salman mentransfer ilmu dengan pendamingan dan konsultasi, dan setiap akhir pekan diadakan workshop menulis. Tidak hanya menulis skenario, tapi juga novel, kritik film, apa saja ide yang ingin ditulis! Untuk yang tidak bisa datang langsung ke Plotpoint, Salman juga sudah menulis buku tentang cara mewujudkan ide ke dalam naskah film. Sang istri Gina, juga ikut berbagi ilmu di Plotpoint. 

Tapi tidak hanya ada para penulis di Plotpoint. Para kucing juga bebas keluar masuk kantor para insan kreatif itu. Jangan heran, Salman dan para penulis keatif di Plotpoint semua penyayang kucing. Jadi tidak aneh lagi kalau di markas Plotpoint para kucing tanpa takut bebas menjelajahi seluruh ruangan dan....kucingnya pada gendut-gendut. Namanya juga kucing di sarang penyayang kucing. (mgh/foto: Hai Online)

ES SARI BUAH



Bahan:
Jeruk peras     4 buah
Wortel     2 buah (pilih yang berwarna oranye bagus)
Tomat merah     3-4 buah
Air gula
Air matang
Es batu

Cara Membuat:
1. Rebus timat lalu peras dan saring.
2. Bersihkan wortel, parut, lalu peras seperti memeras kelapa. Gunakan air matang untuk memerasnya.
3. Peras jeruk.
4. Campur semua bahan.
5. Tambahkan air matang secukupnya.
6. Hidangkan di gelas dengan ditambah es batu. 
(Nyonya Rumah/Kompas)

FARMAN PURNAMA : SOLIS OPERA INTERNASIONAL


Menyandang gelar arsitek dari Institut Teknologi Bandung (ITB) bagi sebagian besar orang Indonesia menjadi jaminan kehidupan makmur dengan pekerjaan kantoran. Namun Farman Purnama memilih mengikuti panggilan jiwanya menjadi penyanyi opera. Tidak hanya membintangi panggung di dalam negeri, Farman menjelajahi panggung-panggung opera di luar negeri. Kelantangan suaranya yang indah ditunjang teknik bernyanyi yang mumpuni, telah mengantarkan Farman melakoni berbagai opera diantaranya sebagai Iro dan Giove dalam Il Ritorno d'Ulisse in Patria produksi Opera Studio Nederland di Amsterdam, sebagai Ferrando dalam Cosi fan Tutte produksi Dutch National Opera Academy di Den Haag, sebagai Admeto dalam Alceste di Utrecht, dan banyak lagi lainnya. 

Farman juga sangat berpengalaman tampil sebagai solis opera di luar negeri seperti Misa Coronation di Singapura, Macau International Music Festival di Macau, Misa Carl Maria Von Weber di Kanazawa (Jepang) dan sebagainya. Bahkan penampilannya sebagai solis bersama Orchestra Ensemble Kanazawa di Jepang telah direkam Warner Classic Japan dalam bentuk album yang diedarkan untuk pasar Jepang. 

Meski berangkat dari dasar musik klasik yang kuat, Farman jago juga menyanyikan genre musik non klasik. Ia juga prima membawakan lagu-lagu pop. Setelah lulus sebagai sarjana arsitektur dari ITB tahun 2002, Farman terbang ke Negeri Belanda untuk menuntut ilmu di bidang seni suara klasik di Hogeschool voor de Kunsten Utrecht hingga meraih gelar Master. Bermukim di Jakarta, pria yang akrab dipanggil Ipul ini juga aktof sebagai guru vokal dan pencipta lagu. 

Farman bisa dikontak di:
The Resonanz music Studio & Entertainment
Jl. Kertanegara No.28 Kebayoran Baru, Jakarta Selatan
Telp. (021) 7201918
atau
The Ottava
theotta8va@gmail.com
Telp. (021) 0813 3708 2851
(mgh/foto: istimewa)

KOKTAIL BUAH



Bahan:
Pepaya 
Melon
Nanas
Kolang-kaling
Avokad
Kiwi
Stroberi
Jeruk peras
Agar-agar     1/2 pak
Air gula     secukupnya
Pewarna makanan merah
Pewarna makanan hijau
Es batu 
Air

Cara Membuat:
1. Campur agar-agar dengan 350 cc air.
2. Rebus hingga mendidih.
3. Bagi 2 bagian, masing-masing diberi warna merah dan hijau. 
4. Tuang di wadah ceper. Dinginkan.
5. Potong persegi kecil.
6. Campur semua bahan.
7. Masukkan perasan jeruk dan air gula secukupnya.
8. Tambahka es batu.
9. Hidangkan.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Jumat, 07 September 2018

RIFKI ARDIANSYAH ARROSYID : LATIHAN SAMPAI MUNTAH DARAH


Salah satu medali emas yang dikoleksi Indonesia dari Asian Games 2018 baru lalu dipersembahkan karateka kita Sersan Dua Rifki Ardiansyah Arrosyid. Kejutan yang indah, bukan hanya karena karateka 21 tahun ini tidak diunggulkan.  Posisinyapun semula 'hanya' sebagai atlet cadangan. Beruntung, di seleksi terakhir ia berhasil menempati peringkat pertama hingga lolos mewakili Indonesia ke Asian Games. Di final, atlet asal Jawa Timur ini menghadapi karateka Iran, Amir Mahdi Zadeh yang diunggulkan memenangkan medali emas. Pasrah kepada Allah SWT dan berusaha menampilkan performa terbaiknya, menjadi kunci kemenangan Rifki. Tapi tentu tidak hanya itu. Perjuangan Rifki dimulai jauh hari sebelum berlaga di Asian Games. Latihan keras menjadi makanan sehari-hari. Bahkan 3 hari menjelang pembukaan Asian Games, Rifki cedera parah saat latihan. Rahangnya cedera terkena pukulan rekan berlatih bahkan sampai muntah darah. Namun dengan semangat dan motivasi kuat, Rifki berhasil mengatasi sakit dan kecemasannya, hingga berhasil menjadi karateka  yang terbaik di Asia di kelas kumite 60 kg. Sehari-hari, Serda Rifki Ardiansyah Arrosyid bertugas di jajaran Kodam V/Brawijaya. Menjadi juara Asian Games dan juara dunia karate adalah cta-citanya sejak kecil. 

Prestasi:
- Medali perunggu karate kelas kumite beregu SEA Games 2017 Kuala Lumpur
- Medali emas karate kelas kumite 60 kg Asian Games 2018 Jakarta-Palembang
(mgh/foto: Suara Merdeka)

BOTOK DAGING DAN SOUN

Bahan:
Daging cincang     250 gr
Soun     50 gr (rendam, tiriskan, potong-potong)
Pete     1 papan (kupas, belah 2, iris-iris)
Cabe merah     3 buah (iris-iris tipis)
Cabe hijau     3 buah (iris-iris tipis)
Telor ayam     1 btr (kocok lepas)
Santan yang sedang kekentalannya     1 gelas
Lengkuas (memarkan)
Daun salam
Daun pisang (untuk pembungkus 8-10 bungkus botok)

Bumbu halus:
Bawang merah     5 btr
Bawang putih     3 siung
Terasi     1 sdt
Gula     secukupnya
Garam     secukupnya

Cara memasak:
1. Gerus semua bumbu halus.
2. Tumis bumbu halus dan lengkuas hingga harum.
3. Masukkan daging cincang. Aduk-aduk  hingga daging berubah warna.
4. Masukkan santan. 
5. Didihkan selama beberapa saat. Aduk rata lalu angkat.
6. Biarkan sampai agak dingin.
7. Masukkan pete, soun, telor, cabe merah, dan cabe hijau. Aduk rata.
8. Siapkan daun pisang. 
9. Bagi adonan menjadi 8-10 bagian.
10. Bungkus setiap bagian adonan dengan daun pisang.
11. Selipkan selembar daun salam pada setiap bungkus botok. 
12. Kukus sampai matang.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Kamis, 06 September 2018

KOMANG HARIK ADI PUTRA : SANG PENDEKAR SILAT ASAL BALI


Lahir di keluarga atlet pencak silat, tak heran sejak kecil Harik sudah menggemari olahraga beladiri asli Indonesia ini. Apalagi ayahnya juga mantan pesilat internasonal yang pernah menembus kejuaraan dunia. Meski demikian, baru di usia 12 tahun Harik serius menekuni pencak silat. Dan kini Harik ada di puncak prestasi dengan menguasai medali emas Asian Games yang baru beberapa hari lalu berkhir. 

Komang Harik Adi Putra lahir di Buleleng (Bali), 14 Oktober 1994. Bungsu dari 3 bersaudara putra I Ketut Mudastra dan Ni Nyoman Sarianis ini baru awal tahun ini lulus dari IKIP PGRI Denpasar. Sedangkan ilmu beladiri pencak silat dipelajari atlet bertinggi 173 cm ini di perguruan Bakti Negara. Awalnya, Harik menekuni seni pencak silat. Baru setelah SMA ia beralih menekuni tarung dan terbukti makin sukses. Semoga pencak silat bisa secepatnya dipertandingkan di Olimpiade agar Indonesia makin berkilau. 

Prestasi:
- Medali perunggu tarung kelas E:65-70 kg putra SEA Games Kuala Lumpur 2017
- Medali perunggu tarung kelas E:65-70 kg putra Belgium Open 2018
- Medali emas tarung kelas E:65-70 kg putra Asian Games Jakarta-Palembang 2018
(mgh/foto: Liputan 6)

BOTOK TEMPE


Bahan:
Tempe 10 cm dan tebal 2 jari     1 ptg
Daun tangkil muda     1 ons
Teri asin goreng    25 gr
Cabe hijau     5 buah
Kelapa yang agak muda     1 buah (parut)
Bawang merah     5 btr
Bawang putih     2 siung
Kencur     1 btr
Terasi     1 sdt
Gula     secukupnya
Garam     secukupnya
Lengkuas     1 iris (memarkan)
Telor ayam     1 btr (kocok lepas)
Daun salam
Daun pisang (untuk pembungkus)
Lidi

Cara memasak:
1. Iris tempe persegi kecil.
2. Daun tangkil dipotong kasar.
3. Cabe hijau diiris-iris tipis.
4. Gerus bumbu-bumbu lalu tumis hingga harum. Angkat.
5. Campur bumbu dan semua bahan. Aduk rata.
6. Bungkus dengan daun pisang.
7. Selipkan daun salam di setiap bungkusan.
8. Tutup bungkusannya dengan lidi.
9. Kukus hingga matang.
(Nyonya Rumah-Kompas/foto: Cara Membuatmu)

Rabu, 05 September 2018

CHRISTOPHER RUNGKAT : DARI TURNAMEN KE TURNAMEN


Beberapa waktu sebelum perhelatan olahraga terakbar se-Asia Asian Games dilaksanakan, petenis Christo meminta pada pelatihnya agar dipasangkan dengan Aldila Sutjiadi untuk ganda campuran. Christo merasa pukulan Dila yang bertenaga dan berkarakter penyerang cocok dengan permainannya. Dua minggu menjelang Asian Games, mereka resmi menjadi pemain ganda campuran wakil Indonesia di Asian Games. Dua minggu itu pula mereka berlatih. Hasilnya, Christo dan Dila menyabet emas tenis ganda campuran Asian Games!

Christopher Benjamin Rungkat kelahiran Jakarta, 14 Januari 1990 berdarah Indonesia-Belanda dari ayahnya Michael Alexander Fritz Rungkat dan Indonesia-Kamboja dari sang ibu Elfia Mirlianti. Berbeda dengan kebanyakan atlet Indonesia, petenis bertinggi 170 cm ini justru mengawali karirnya sebagai atlet di Eropa pada tahun 2008. Tidak tanggung-tanggung, Christo menjuarai Grand Slam kategori junior Perancis Terbuka di nomor ganda putra. Bertekad menjadi petenis profesional, Christo menghabiskan hampir seluruh waktunya dari satu turnamen ke turnamen lainnya, di seluruh dunia. Bahkan ketika ditanaya untuk apa bonus Asian Games Rp 1 milyar yang baru didapatnya, Christo dan Dila mempunyai jawaban yang sama: untuk dana ikut turnamen lagi. Maklum saja, biaya mengikuti turnamen tenis internasional berkisar Rp 500 juta - Rp 1 milyar/tahun. Butuh dana besar, memang. Dan Christo mengakui tenis tidak menghasilkan banyak uang, lebih menghabiskan dana baginya. Namun karena Christo memang menyukai tenis sejak kecil, ia setia pada tenis hingga kini. Apalagi tenis juga memenuhi hobinya jalan-jalan dan fotografi. Bila sedang mengikuti turnamen, Christo senang memotret dan bersantai di cafe bila sedang tidak bermain. 

Prestasi:
- Medali perak beregu putra SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima, Muangthai
- Medali perunggu ganda putra SEA Games 2007 Nakhon Ratchasima, Muangthai
- Juara ganda putra Perancis Terbuka kategori junior 2008 (bersama Henri Kontinen)
- Medali perunggu ganda putra SEA Games 2009 Vientiane
- Medali perunggu beregu putra SEA Games 2009 Vientiane
- Medali emas tunggal putra SEA Games 2011 Palembang
- Medali emas ganda putra SEA Games 2011 Palembang
- Medali emas beregu putra SEA Games 2011 Palembang
- Medali perak ganda campuran SEA Games 2011 Palembang
- Medali emas tunggal putra Islamic Solidarity Games 2013 Palembang
- Medali emas ganda putra Islamic Solidarity Games 2013 Palembang
- Medali emas beregu putra Islamic Solidarity Games 2013 Palembang
- Medali perak beregu putra SEA Games 2015 Singapura
- Medali emas tunggal putra SEA Games 2017 Kuala Lumpur
- Medali perak ganda campuran SEA Games 2017 Kuala Lumpur
- Medali emas ganda campuran Asian Games 2018 Jakarta-Palembang (bersama Aldila Sutjiadi)
(mgh/foto: istimewa)

MATA RODA (khas Jawa Tengah)



Bahan:
Singkong     1/2 kg
Gula pasir     100 gr
Santan yang sedang kekentalannya     100 cc
Garam     1 sdt
Pisang tanduk matang
Pewarna makanan hijau
Minyak goreng (untuk olesan)
Cetakan bulat bergerigi

Cara membuat:
1. Singkong dikupas, lalu diparut.
2. Masukkan santan, gula pasir, dan garam. Ratakan.
3. Bubuhi pewarna hijau. Ratakan lagi.
4. Cetakan dipulas minyak. 
5. Pisang dkupas, iris bulat setebal 1 cm.
6. Letakkan di cetakan. Tuangi adonan hinga penuh. Ratakan.
7. Kukus hingga matang.
8. Angkat dan dinginkan.
9. Keluarkan dari cetakan.
(Nyonya Rumah/foto: Kompas)

Selasa, 04 September 2018

SUGIANTO : BONUS ASIAN GAMES UNTUK MASJID & PELESTARIAN HUTAN


Ketekunan, disiplin, dan dukungan penuh orang tua merupakan kunci kesuksesan seorang atlet. Beruntunglah atlet pencak slat kita Gie, nama panggilan Sugianto, karena memiliki semua itu. Berlatih pencak silat sejak umur 9 tahun, aalnya karena terpengaruh adegan berantem di film action. Meski awalnya main-main, Gie terus didorong kedua orangtuanya untuk berlatih dan berlatih hingga akhirnya menjadi atlet kaliber internasional. Puncaknya beberapa hari lalu Gie berhasil menjadi pesilat yang terbaik di Asia untuk nomor seni tunggal putra.  

Yang lebih hebat, Gie sudah menganggarkan sebagian bonus yang diperolehnya untuk donasi pelestarian hutan dengan cara mengikuti program adopsi pohon. Ia juga akan menyumbang untuk korban bencana alam termasuk yang di Lombok, pembangunan masjid, dan pondok. Wah keren banget yaaa! Jarang banget kan ada yang ingat nyumbang buat pelestarian lingkungan hidup kalau dapat duit banyak. Ini  nih baru idola yang sebenarnya! Semoga jadi teladan untuk bangsa indonesia. Makin sukses ya Gie dan tetap peduli lingkungan! Tapi untuk keluarga jangan lupa dianggarkan juga ya dananya. Oh ya, Gie sekarang berusia 28 tahun dan telah dikaruniai seorang anak yang lucu buah pernikahannya dengan Anita Permatasari. Sang istri inilah yang membelikan kain dan mencari penjahit untuk kostum yang dipakai Gie saat final Asian Games lalu. Pantes kostumnya keren banget!

Prestasi:
- Medali perak SEA Games 2015 Singapura 
- Juara dunia pencak silat 2015
- Juara dunia pencak silat 2016
- Medali perak SEA Games 2017 Kuala Lumpur 
- Medali emas seni tunggal putra Asian Games 2018 Jakarta-Palembang
(mgh/foto: Medcom)

KLEPON UBI


Bahan:
Ubi rebus berwarna putih
Gula Jawa (iris-iris)
Tepung kanji
Kelapa parut (kukus, bubuhi sedikit garam)
Garam
Pewarna makanan warna hijau

Cara membuat:
1. Kupas ubi panas-panas. Haluskan.
2. Campur kan tepung kanji sampai adonan cukup lemas untuk dipulung.
3. Beri warna hijau. Ratakan.
4. Pulungi bulat-bulat sebesar telor puyuh.
5. Isi dengan irisan gula Jawa. Bulatkan lagi.
6. Ulangi hingga semua adonan habis. 
7. Didihkan air. Campur dengan sedikit garam.
8. Masukkan klepon ke dalamnya dan biarkan hingga mengapung. Angkat dan tiriskan.
9. Gulingkan di atas kelapa parut.
10. Hidangkan.
(Nyonya Rumah-Kompas/foto: Menjual Kerupuk)