Selasa, 31 Juli 2018

LIVI ZHENG : DARI BLITAR KE HOLLYWOOD


Indonesia tidak hanya punya aktor dan aktris yang berhasil menembus Hollywood. Kita juga punya Livi Zheng, wanita kelahiran Blitar yang berkiprah sebagai sutradara di pusat perfilman dunia itu. Lebih keren lagi, Livi banyak membuat karya bersetting Indonesia. Beberapa diantaranya adalah Bali: Beats of Paradise dan LA's Gateway to Indonesia. Livi memang belum lama berkiprah sebagai sutradara di Hollywood. Tapi melihat progresnya selama ini, karya-karyanya semakin matang dan menjanjikan.

Sulung dari 2 bersaudara ini lahir di Blitar (Jawa Timur) tanggal 3 April 1989. Livi dibawa keluarganya pindah ke Jakarta ketika usianya baru beberapa tahun. Usia 15 tahun, Livi dan keluarganya pindah lagi ke Beijing. Hanya 3 tahun di sana, pindah lagi ke Amerika Serikat hingga kini.

Livi meraih gelar Master sinematografi dari University of Southern California (AS). Mengawali karirnya di dunia perfilman sebagai peran pengganti di usia 15 tahun, kini Livi nyaman menekuni karir sebagai sutradara, aktris, dan produser film di Hollywood. Sebagian besar karyanya bergenre laga. Livi juga sering bekerjasama dengan sang adik, Ken, yang juga berkiprah di Hollywood sebagai aktor.

Meski hanya beberapa tahun di Blitar, Livi tetap ingat dan bangga pada kota kelahirannya yang tenang itu. Lidahnyapun tetap cocok dengan makanan Jawa Timur, terutama rawon. Livi bahkan mengaku sering memasak rawon untuk para kru filmnya. Pertengahan tahun lalu Livi membawa kru film dari Amerika Serikat ke Blitar untuk membuat film dokumenter tentang kebudayaan dan potensi pariwisata kota pegunungan itu. Bukan sekedar basa-basi kalau Livi mengatakan ingin memperomosikan Blitar pada dunia. Awal Mei lalu ia mengadakan pemutaran film dokumenter Amazing Blitar di Los Angeles (AS). Tidak hanya film, para hadirin disuguhi pentas aneka budaya dan musik tradisional Blitar. 

Ingin kenal lebih dekat dengan Livi atau mencari tahu jadwal casting untuk film terbarunya, coba saja ke:
Website : www.livizheng.com
Messenger : m.me/LiviZhengPage
Email : livizheng@gmail.com
(mgh/foto: istimewa)

RUJAK PENGANTIN


Bahan:
Kol     2 lbr (iris tipis halus)
Daun selada     5 lbr (iris kasar)
Mentimun     2 buah (belah 2 lalu iris tipis)
Nanas     ½ buah
Jambu merah
Kentang rebus     3 btr (kupas, potong-potong, goreng sebentar)
Telor rebus     2 btr (kupas, iris-iris)
Bawang goreng

Saus:
Kacang     150 gr (gerus lembut)
Gula pasir     50 gr
Ebi     1 sdm (rendam)
Garam     1 sdt
Cabe merah     3 buah
Air jeruk nipis     secukupnya
Air matang     ½ gelas

Cara memasak:
1. Gerus ebi.
2. Gerus cabe merah dan garam.
3. Masukkan ebi dan ½ gelas air.
4. Rebus hingga mendidih.
5. Masukkan gula. Aduk-aduk hingga gulanya larut.
6. Angkat lalu campurkan pada kacang.
7. Aduk-aduk hingga rata dan menjadi bumbu gado-gado.
8. Letakkan bahan-bahan rujak di atas piring atau mangkok.
9. Saus disajikan terpisah.
(Nyonya Rumah/Kompas)


Senin, 30 Juli 2018

SHEILA TIMOTHY : PRODUSER YANG TERUS MEMBUAT FILM BAGUS



Perkenalkan, inilah Sheila Timothy atau biasa dipanggil Lala, pemilik perusahaan film Lifelike Pictures. Para penikmat flm-film berkualitas tentu tak asing dengan perusahaan film satu ini yang film-filmnya menomorsatukan kualitas, tidak klise, dan banyak menyabet penghargaan internasional. Bahkan produksi terbarunya, Wiro Sableng yang akan tayang perdana di bioskop  akhir bulan depan merupakan film pertama di Asia Pasifik yang diproduksi bersama perusahaan film Amerika Serikat, Fox International Production (anak perusahaan raksasa 20th Century Fox). Lala sengaja memilih Wiro Sableng untk difilmkan karena merupakan pahlawan super asli Indonesia dan karakternya yang manusiawi.

Sulung dari 2 bersaudara ini lahir di Jakarta tepat 29 November 1971, Lala adalah putri dari Eugene Timothy, pemilik perusahaan rekaman Remaco dengan Erna Hoekwater. Sedangkan adiknya, Marsha dikenal sebagai aktris papan atas Indonesia. Melihat sepak terjang Lala sebagai produser film berkualitas beberapa tahun terkahir ini, siapa mengira kalau awalnya ia hanyalah ibu rumah tangga biasa. Iapun tidak pernah mempelajari perfilman secara formal. Lala adalah alumna Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti (Jakarta). Sempat bekerja di perusahaan periklanan, Lala total menjadi ibu rumah tangga setelah menikah dengan pengusaha Luki Wanandi. Ia fokus mengurus suami dan anak-anaknya. Rutinitas itu dijalaninya sampai anak-anaknya makin besar dan Lala punya banyak waktu luang. Tiba-tiba suatu hari ia teringat pesan Kepala Sekolah SMAnya, seorang wanita, bahwa wanita haruslah mandiri dan punya karya. Pesan inilah yang membangkitkan gairah lagi dalam diri Lala hingga ia mendirikan Lifelike Pictures. Produksi pertamanya, Pintu Terlarang, film bergenre thriller yang disutradarai Joko Anwar (2008). Hasilnya, langsung menyabet penghargaan sebagai film terbaik dari festival film internasional di Korea Selatan. 

Dua tahun kemudian, Lala dan Lifelikenya kembali memproduksi film kedua berjudul Modus Anomali. Lagi-lagi thriller dan disutradarai Joko Anwar. Dan lagi-lagi, meraih penghargaan dari festival film di Korea Selatan. Modus Anomali juga berhasil menembus pasar Inggris, Perancis, Jerman, Belgia, Belanda, Luxemburg, dan Turki. 

Sepuluh tahun berkiprah di dunia film, produksi Lifelike 'baru' 4 film panjang dan 1 film pendek. Terbilang belum terlalu banyak dibanding perusahaan-perusahaan film lain. Tapi, dari segi kualitas Lifelike termasuk yang paling konsisten menjaga mutu dan identitas ke-Indonesiaan. "Saya ingin terus membuat film, film yang bagus!" tegas Lala.

Penghargaan:
1. Pintu Terlarang
- Film Terbaik Puchon International Fantastic Film Festival (Pifan) 2009 
2. Modus Anomali
- Bucheon Award, Network of Asian Fantastic Films (NAFF) 2011
(mgh/foto: istimewa)

PEPES ONCOM (khas Sunda)


Bahan:
Oncom ukuran sedang     1 ptg (remas-remas)
Cabe hijau     100 gr
Cabe merah     3 buah
Daun kemangi     1 ikat
Daun bawang     3 btg
Bawang merah     4 btr
Bawang putih     2 siung
Kencur     2 btr
Gula     sedikit
Garam     secukupnya
Minyak goreng untuk menumis
Daun pisang untuk pembungkus
Daun salam
Sereh (memarkan)

Cara memasak:
1. Iris-iris daun bawang dan cabe hijau.
2. Gerus bawang merah, bawang putih, cabe merah, kencur, gula, dan garam.
3. Tumis no.1 dan 2 hingga harum.
4. Masukkan oncom. Aduk beberapa saat.
5. Tambahkan sedikit air.
6. Biarkan hingga air terserap. Angkat.
7. Campurkan irisan cabe hijau, daun bawang, dan kemangi. Ratakan.
8. Ambil daun pisang, letakkan selembar daun salam dan sereh diatasnya.
9. Letakkan adonan oncom di atas daun pisang. Bungkus.
10. Kukus selama 30 menit. Angkat.     
11. Panggang sebentar agar lebih harum.
(Nyonya Rumah/Kompas)

Minggu, 29 Juli 2018

MOULY SURYA : GELAR SUTRADARA TERBAIK DARI SPANYOL


Inilah salah satu sutradara muda kebanggaan Indonesia. Meski baru menghasilkan 3 film, namun semuanya dianugerahi gelar terbaik dari beberapa festival film internasional. Sebut saja Fiksi, What They Don't Talk About When They Talk About Love, hingga yang terbaru Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, semuanya mendapat penghargaan di tingkat internasional. Film What They Don't Talk About When They Talk About Love (nggak kurang panjang nih judul ya) bahkan membawa Mouly menggondol gelar Sutradara Pendatang Baru Terbaik di ajang Las Palmas Gran Canaria Film Festival di Spanyol tahun 2013. Sementara film terbarunya, Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak membuat Mouly dipuji para juri Five Flavors Asian Film Festival tahun lalu sebagai sutradara Asia yang luar biasa dan memiliki kekhasan dalam karya-karyanya. 

Mouly, ibu 3 anak dan istri dari produser film Rama Adi, adalah alumna magister bidang film dan televisi dari Bond University, Australia. Wanita ramah yang selalu santai dan ekspresif ini lahir di Jakarta tanggal 10 September 1980. Hobinya memang nonton film, terutama film-film perang. Tapi sebenarnya bungsu dari 6 bersaudara ini baru tertarik menggeluti dunia perfilman ketika kuliah S1 di Swinburne University of Technology, Melbourne (Australia) tahun 1999. Saat itu para mahasiswa Indonesia di Melbourne sedang demam membuat film Moulypun ketularan demam membuat  film. Film pertama yang dibuatnya bergenre horor dan dibuat bersama temannya. Ternyata Mouly menikmat proses pembuatan film yang baginya seru dan membuat penasaran. Beruntung, sang ayah mendukung pilihan Mouly menekuni perfilman. Ayahnya sampai mencarikan Mouly banyak referensi tentang film. 

Awal belajar film, Mouly mengaku banyak membaca referensi untuk memperkaya wawasan. Tapi kemudian ia menghindari referensi demi menjaga orisinalitas karyanya. Untuk  memperkaya cakrawala sebagai sutradara, Mouly memilih menonton film-film produksi berbagai negara di luar Amerika Serikat. Favoritnya, film-film Asia dan Eropa. Ironisnya, karya-karya Mouly lebih banyak diputar di forum-forum khusus dan festival-festival di luar negeri namun sangat sulit bertahan di bioskop-bioskop Indonesia sendiri. Sekarang ketiga film karya Mouly sedang diputar Singapore Film Society di The Projector Singapura. 

Penghargaan:
- Film Asia Terbaik NETPAC Award, Internationl Film Festival of Rotterdam 2013 (What They Do't Talk About When They Talk About Love)
- Sutradara Pendatang Baru Terbaik, Las Palmas Gran Canaria Film Festival, Spanyol 2013 (What They Don't Talk About When They Talk About Love)
- Sesi Director's Fortnight (Quinzane des Realisateurs), Cannes Film Festival 2017 (Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak)
- NETPAC Jury Award, Five Flavors Asian Film Festival, Arteria Art Foundation, Warsawa, Polandia 2017 (Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak)
(mgh/foto: istimewa)

RUJAK GOBET


Bahan:
Nanas
Mangga muda
Kedondong
Pepaya mengkal
Bengkoang
Mentimun
Jambu merah
Ubi merah
Bisa dikurangi atau ditambah buah-buahan lain sesuai selera

Saus:
Gula Jawa     ¼ kg (iris-iris)
Cabe merah    4 buah
Terasi     1 ptg (bakar)
Pisang kelutuk/pisang batu yang masih mentah     2 buah
Garam
Air asam
Air matang

Cara memasak:
1. Rebus gula merah dengan sedikit air. Saring.
2. Kupas piang kelutuk, cuci bersih, iris tipis-tipis.
3. Gerus semua bahan saus.
4. Tambahkan air asam dan larutan gula Jawa. Aduk rata.
5. Kupas buah-buahan bahan rujak lalu parut dengan parutan gobet.
6. Campur semua buah ke dalam saus. Aduk rata.
7. Simpan di kulkas hingga dingin.
8. Hidangkan di mangkok kecil.
(Nyonya Rumah/Kompas)


Sabtu, 28 Juli 2018

BALI (JOEY ALEXANDER)

JOEY ALEXANDER : NOMINATOR GRAMMY TERMUDA DALAM SEJARAH


Lahir di Denpasar (Bali) tanggal 25 Juni 2003, Joey masih muda, sangat muda. Tapi prestasinya melampaui kebanyakan orang yang jauh lebih tua darinya. Joey 2 tahun berturut-turut masuk nominasi Grammy Award, pertama kali saat usianya baru 12 tahun. Artinya pianis muda belia ini mencatat rekor dengan menjadi nominator Grammy termuda sepanjang sejarah musik! Tidak cuma itu. Hingga kini, Joey adalah satu-satunya musisi Asia yang pernah masuk nominasi Grammy, penghargaan musik paling bergengsi di Amerika Serikat. Pers Amerika Serikat menjulukinya "prodigy". Publik musik Amerika terkesima. Para musisi jazz senior Amerika antri mengajaknya berkolaborasi. Media mainstream maupun online internasional memuji performa dan bakat Joey. Bahkan aktris Scarlett Johanssonpun sampai datang langsung nonton konser Joey. 

Josiah Alexander Sila, demikian nama lengkapnya, putra pengusaha pariwisata Denny Sila dengan Farah Leonora Urbach. Joey mulai menggeluti musik jazz klasik  sejak usia sangat belia, 6 tahun. Ketertarikannya pada genre musik 'berat' ini karena telinganya biasa terpapar musik jazz dari koleksi rekaman orang tuanya. Apalagi sang ayah sengaja mencekoki telinga Joey dengan musik jazz klasik. Beruntung, kedua orang tuanya yang musikal (jelas) sangat mendukung bakat sang putra. Begitu terlihat bakat musik Joey, keluarganya memutuskan pindah ke Jakarta dari Bali, agar Joey bisa belajar pada musisi jazz senior. Di Jakarta, Joey berguru pada musisi kugiran Indra Lesmana yang saat itu masih bermukim di Jakarta. Waktu umurnya masih 8 tahun, Joey terpilih untuk tampil bermain piano di depan musisi jazz top dunia, Herbie Hancock, yang sedang berkunjung ke Jakarta sebagai duta UNESCO. Tidak ada yang menduga, itulah 'batu pertama' karir internasional Joey. Itulah hari, yang menurut Joey, hari ia memutuskan untuk mendedikasikan masa kecilnya untuk musik jazz. 

Setahun kemudian, Joey memenangkan kontes musik jazz untuk anak-anak sedunia Master Jam Fest 2013 di Ukraina. Melihat bakat Joey makin berkilau, orang tuanya memutuskan pindah ke New York City (Amerika Serikat) tahun 2014 agar bakat sang putra lebih tersalurkan. Keberuntungan tak pernah jauh dari Joey. Hampir seketika dengan kepindahan mereka, Joey mendapat tawaran kolaborasi dari musisi jazz papan atas Amerika Wynston Marsalis di malam gala Jazz at Lincoln Center. Itulah penampilan pertama Joey di kancah musik Amerika. Keesokan harinya, media Amerika ramai memuat puja puji atas penamilan Joey. Tak kurang media sekaliber The New York Times menjulukinya, "overnight sensation". Kritikus musik senior Allen Morrison bahkan menggelari Joey "genius prodigy." Sejak itu Joey sibuk tampil dari panggung ke panggung di Amerika Serikat bersama para musisi papan atas. Joey bahkan diundang tampil bersama bandnya di Gedung Putih di era Presiden Barack Obama. Tapi dari mana Wynston Marsalis tahu Joey? Marsalis rupanya mengenal Joey dari rekaman penampilan Joey di youtube dan sangat terkesan sampai menyebut Joey "my hero" di facebooknya. Setahun setelah penampilan pertamanya yang spektakuler bersama Wynston Marsalis, Joey merilis album pertamanya My Favorite Things (2015) yang menghantarkannya masuk 2 nominasi Grammy tahun 2016 sebagai Best Improvised Jazz Solo dan Best Jazz Instrumental Album.  Album keduanya, Countdown, rilis pertengahan 2017 kembali membuat Joey masuk nominasi Grammy sebagai Best Improvised Jazz Solo. Album terbarunya berjudul Eclipse baru diluncurkan tahun ini. 

Berjaya di negeri orang tak membuat Joey melupakan Indonesia. Tahun lalu, saat tur keliling dunia, ia sempat pulang ke Tanah Air dan tampil bersama bandnya Joey Alexander Trio. Tidak narsis, Joey dengan murah hati berbagi panggung dengan musisi-musisi Indonesia diantaranya Isyana Sarasvati, Glenn Fredly, dan Barry Likumahuwa, Adinda Shalahita, dan banyak lainnya. Iapun menawakan pada penonton yang ingin tampil di panggung bersamanya. Tak lupa, Joey memainkan beberapa lagu karya musisi Indonesia, diantaranya Zamrud Khatulistiwa karya Guruh Soekarno Putra, lagu ungkapan kebanggaan 
pada Tanah Air Indonesia. Joey sendiri menciptakan lagu berjudul Bali yang masuk dalam album terbarunya, Eclipse. Tidak cuma lagunya, videoklipnya juga keren banget. Merekam kehidupan penduduk Bali dan harmoni antara manusia dan binatang di sana. Lihat video itu rasanya bahagiaaaaa, melihat bagaimana semua makhluk ciptaan Tuhan hidup berdampingan dan saling menghargai. Tidak ada manusia biadab yang melempari anjing, tidak ada manusia munafik yang menyiksa kucing, dan tidak ada manusia yang tanpa malu membantai atau mengusir binatang karena merasa yang punya Bumi. Lihat video Bali-nya Joey, saya jadi kangen ke Bali lagi malah kepikiran pindah ke sana. 

Ciri khas Joey sebagai musisi jazz, sangat mementingkan improvisasi dan spontanitas. Sampai-sampai hingga beberapa jam sebelum konser dimulai, susunan lagu yang akan disuguhkan belum diketahui. Joey baru menentukan lagu-lagunya beberapa saat sebelum naik panggung. Spontanitas itu juga yang membuat anak jenius yang pemalu ini 'hobi' mengajak penonton termasuk para musisi yang menonton konsernya maju ke panggung untuk berkolaborasi dadakan.

Ingin berkolaborasi juga dengan Joey? Jangan khawatir, banyak jalan menuju Joey:
Email : joeyalexander30@gmail.com
Facebook : Joey Alexander
Twitter : _JoeyAlexander
Website : joeyalexandermusic.com
Instagram : joeyalexandermusic
Messenger : m.me/JoeyAlexanderMusic
Untuk keperluan publikasi media, silakan kontak ke:
Jordy Freed
Email : jordy.freed@me.com
Atau ingin mengundang Joey tampil di acara Anda? Itu sih langsung ke agennya di:
info@imnworld.com
(mgh/foto: istimewa)

ULUKUTEK LEUNCA (khas Sunda)


Bahan:
Oncom     1 iris (gerus kasar)
Leunca     150 gr
Cabe merah     2 buah
Cabe hijau     2 buah (iris kasar)
Daun kemangi     1 ikat
Daun salam
Lengkuas (memarkan)

Bumbu halus:
Bawang merah     4 btr
Bawang putih     2 siung
Kencur     1 btr
Jahe     1 iris
Terasi     1 ptg
Garam
Gula     sedikit
Minyak goreng

Cara memasak:
1.Tumis bumbu halus hingga harum.
2. Masukkan irisan cabe, lengkuas, dan daun salam. Aduk-aduk sebentar.
3. Tuangi ½ cangkir air.
4. Masukkan oncom.
5. Aduk sesekali hingga airnya terserap.
6. Masukkan leunca.
7. Aduk lagi beberapa saat. Angkat.
(Nyonya Rumah/Kompas)


Jumat, 27 Juli 2018

LARAS SEKAR : WAJAH INDONESIA DI CATWALK EROPA




Prestasinya sebagai model internasional cukup membanggakan. Tidak hanya wira wiri di catwalk Paris dan London, sosoknyapun telah menjadi model label adibusana Perancis Saint Laurent Paris (dulu Yves Saint Laurent atau YSL), kosmetik L'Oreal dan laris menghiasi sampul majalah-majalah mode terkemuka diantaranya Vogue Amerika, Vogue India, Inter/view Jerman, dan Schon Inggris. Wajahnya yang khas Indonesia dengan kulit sawo matang dan tubuh tinggi langsing, membuatnya istimewa dan sangat pas dengan citra eksklusif merek-merek ternama tersebut. 

Laras Sekar Arum, demikian nama lengkapnya, gadis Jawa kelahiran Balikpapan yang memang bercita-cita menjadi model. Karena itu, setelah lulus SMA ia meninggalkan Balikpapan dan pindah ke Jakarta untuk merintis karir sebagai model. Tak diduga, foto-foto polaroid yang diunggahnya di instagram menarik perhatian pencari bakat agen model Ford Models yang bermarkas di Paris. Merekapun mengontak Laras. Hebatnya, kontrak pertama Laras langsung dengan rumah mode papan atas Saint Laurent Paris. Berikutnya merek-merek ternama menjadikan Laras model mereka. 

Kini, Laras bermukim di Paris dan berencana melebarkan sayap ke New York City, Amerika Serikat. Meski demikian, Laras tetap pulang ke Indonesia setiap ada kesempatan. Laras juga bisa dikontak lewat:
Facebook: Laras Sekar
Instagram: @larasekar
YM: laras_blue.spot
Skype: laras.sekar.arum
Twitter: laaaraas
Plurk: laaraasaa
(mgh/foto: istimewa)

GUDEG KOMPLET (khas Yogya)


Bahan:
Nangka muda     1 kg (iris kecil)
Santan     500 ml
Ayam     500 gr (1/2 ekor)
Telor ayam rebus     3 btr
Tahu     5 ptg
Daun jati untuk pewarna merah

Bumbu yang dihaluskan:
Irisan bawang merah     3 sdm
Irisan bawang putih     1 sdt
Ketumbar     1 sdt
Jintan    ¼ sdt
Kemiri    4 btr
Garam     secukupnya
Gula Jawa     2 sdm
Terasi      1 sdt
Salam     1 lbr
Lengkuas     1 iris

Cara memasak:
1.Masukkan nangka muda, ayam, dan daun jati ke dalam panci
2. Masukkan air hingga nangka dan ayam terendam.
3. Rebus.
4. Masukkan semua bumbu. Rebus.
5. Masukkan santan.
6. Biarkan hingga airnya kering.
7. Masukkan telor rebus dan tahu.
8. Biarkan hingga kering.
9. Bubuhi gula. Biarkan hingga air betul-betul kering.
10. Masak dengan api kecil.
11. Angkat lalu hidangkan.

Info saji:
Untuk: 10 porsi (210 kal/porsi)
(Ibu Tuti Soenardi/Kompas)


Kamis, 26 Juli 2018

HEAVEN TANUDIREDJA : MENOLAK KEWARGANEGARAAN BELGIA


Namanya masih sangat baru di jagad mode Indonesia. Tapi di tataran internasional perancang mode Heaven Tanudiredja sudah malang melintang selama bertahun-tahun.Tidak hanya karena aksesoris yang dirancang dan memakai label namanya sendiri sukses menembus butik-butik eksklusif di Inggris, Italia, dan Amerika Serikat, namun kualitasnya sebagai perancang juga sangat mumpuni. Terbukti Heaven menyabet penghargaan Christine Mathijs Award dari Dries van Noten saat masih di tahun kedua belajar mode di Royal Academy of Fine Arts, Antwerp, Belgia. Tak heran, setelah lulus Heaven langsung direkrut perancang busana legendaris Belgia itu. Setelah 3 tahun bergabung dengan tim Dries van Noten, Heaven memutuskan mendirikan labelnya sendiri "Heaven Tanudiredja" dan merancang aksesoris.

Heaven Tanudiredja, lahir di Jakarta tanggal 7 Juni 1982. Sempat belajar mode di ESMOD Jakarta kemudian bekerja pada perancang busana terkemuka Biyan Wanaatmadja. Melihat bakat Heaven, Biyan mendorong Heaven untuk kembali ke bangku kuliah, memperdalam ilmu tentang mode. Jalan makin terbuka ketika Heaven diterima di Royal Academy of Fine Arts di Antwerp, Belgia, salah 1 dari 4 sekolah mode terbaik di dunia. Dan kemudian berkarir sebagai perancang mode di Antwerp, Belgia. 

Sepuluh tahun menetap di Belgia, heaven mulai merasa bosan. Ia merasa kehidupan moden di sana membuat segalanya terlalu mudah tapi kurang tantangan dan kosong. Saat itulah ia mendapat tawaran masuk warganegara Belgia. Dilematis karena karirnya yang sudah sangat mapan di Belgia. Heavenpun curhat pada sang ibu yang selalu mendukungnya. Ternyata, ibunya tidak setuju Heaven masuk warganegara Belgia. "Durhaka pada tanah kelahiran kalau sampai pindah!" cetus sang ibu. Kata-kata ibunya itu tergiang terus di kepala Heaven. Eropa jadi makin tak menarik bagi Heaven hingga akhirnya ia memutuskan pulang ke Indonesia, meninggalkan segala yang sudah sangat mapan di Belgia. Awal tahun ini Heaven resmi kembali bermukim di tanah kelahirannya, Indonesia. 

Di Indonesia, Heaven memulai segalanya dari awal lagi. Ia mendirikan label heaven Tanudiredja, kali ini tidak hanya merancang aksesoris tapi juga adibusana untuk pri dan wanita. Ia memilih bermukim dan berkarya di tepi Pantai Sanur, Bali. Kendala utamanya, sangat sulit menemukan karyawan yang bisa mengerjakan mode adibusana. Banyak yang melamar kerja, tapi hampir semua minim ketrampilan dan enggan belajar. Mereka kurang sabar dan lebih suka mengerjakan baju dengan sistem borongan yang mengesampingkan kualitas dan seni. Walhasil, kebanyakan karyawannya hanya bertahan bekerja beberapa hari. Tapi Heaven tidak berputus asa. Ia bertahan berkarya di negeri kelahirannya sambil terus dengan sabar melatih para karyawannya agar mempunyai ketrampilan yang mumpuni untuk mengerjakan adibusana. Sampai sekarang, Heaven tetap harus turun tangan sendiri memasang payet-payet.

Dengan segala kendala tersebut, Heaven mampu menyelesaikan satu seri koleksinya yang ditampilkan dalam pagelaran busana perdananya di Jakarta awal tahun ini. Pertengahan tahun ini, ia kembali mengadakan pagelaran busana di Jepang. (mgh/foto: istimewa)







LAWAR (khas Bali)


Bahan:
Kacang panjang     250 gr (potong-potong, rebus sebentar)
Kelapa parut     100 gr
Bawang merah goreng     ½ sdm
Bawang putih goreng     ½ sdm
Air jeruk nipis     sedikit

Bumbu halus:
Bawang merah     6 btr
Bawang putih     3 siung
Cabe merah    6 buah
Lengkuas     1 cm
Kencur     2 cm
Ketumbar     ½ sdt
Kemiri     2 btr
Terasi     ½ sdt
Gula merah     2 sdt/sesuai selera
Garam     secukupnya

Cara memasak:
1. Campur dan tumis bumbu halus hingga harum.
2. Masukkan kelapa parut.
3. Beri rasa, tumis sebentar. Angkat.

Cara menghidangkan:
1. Campur bahan ke-2 dengan kacang panjang, bawang merah goreng, dan bawang putih goreng.
2. Ratakan lalu hidangkan.
(Gupta Sitorus/Majalah Kenduri)







Rabu, 25 Juli 2018

MELATI SURYODARMO : "PUTRI SOLO" YANG MENDUNIA


Sebagai seniwati instalasi, nama Melati Suryodarmo sudah sangat dikenal tak hanya di Indonesia namun juga di tingkat internasional. Ati, demikian ia disapa, sering tampil di berbagai ajang seni dalam dan luar negeri. Berbagai penghargaan dari luar negeripun telah dikantoginya. Salah satu karyanya yang berjudul Transaction of Hollows bahkan dipamerkan di Singapura selama 1 bulan penuh! Atipun pernah berpameran tunggal di Singapore Art Week, selain juga tampil di Jepang, Kanada, Swedia, Hong Kong, Jerman, RRC, dan banyak negara lain. Pokoknya Ati menjelajahi dunia lewat gerak tubuhnya yang lentur dan bermakna.

Ati lahir di Solo (Jawa Tengah) tahun 1969 dari keluarga seni. Ayahnya, Surapto Suryodarmo dan ibunya, Siti Nuranti adalah penari tradisional Jawa. Sang ayah bahkan sering diundang e luar negeri untuk mengajar seni olah gerak. Ati sendiri sudah diarahkan belajar tari Jawa sejak umur 8 tahun. Ati, alumna FISIP Universitas Padjajaran (Unpad) ini mulai tertarik menekuni seni saat menimba ilmu di Hochschule fur Bildende Kunste (HBK) di Braunschweig, Jerman. Adalah 2 professor HBK, Anzu Furukawa dan Marina Abramovic yang sangat berpengaruh pada Ati. Bagi Prof. Marina, Ati adalah murisnya yang paling mengesankan.Terbukti beberapa tahun lalu waktu Prof. Marina menulis tentang 10 seniman provokatif yang wajib disaksikan, ia menempatkan Melati Suryodarmo di urutan ketiga. Sejajar dengan para seniman instalasi legendaris dunia lainnya.

Setinggi-tinggi bangau terbang pasti pulang ke sarangnya. Meski sibuk menampilkan karya-karyanya dari satu negara ke negara lain, Ati tetap memusatkan kegiatannya di Indonesia. Di kota kelahirannya Surakarta, Ati mendirikan Padepokan Lemah Putih tempat ia menularkan ilmu pada para seniman muda. Setiap tahun, ia menggelar Performance Art Laboratory Project dan 'undisclosed territory-performance art event" yang diikuti para seniman berbagai negara. Kedua ajang ini menjadi sarana bertemunya seniman Indonesia dan luar negeri. Tentu, Ati juga selalu ada waktu untuk anjing kesayangannya yang setiap menemani setiap hari termasuk saat Ati sibuk di padepokannya. 

Ingin tahu lebih banyak tentang seniwati penyayang binatang ini atauingin menimba ilmu juga, silakan kunjungi:
melatisuryodarmo.com
Atau kontak ke:
info@melatisuryodarmo.com
Galerie Ark
Suryodiningratan 36A
Yogyakarta 55141

Penghargaan:
- Arbeitsstipendium der Niedersächsische Ministerium für Kultur und Wissenschaft, Braunschweig (Grant from the Ministry of Culture and Science Niedersachsen), Jerman, 2003
– Arbeitsstipendium Stiftung Kunsfonds, Bonn, Jerman 2006
– Jahresstipendium der Niedersächsische Ministerium für Kultur und Wissenschaft, (Grant from the Ministry of Culture and Science Niedersachsen Germany) 2008
– Signature Art Prize Asia Pacific Brewery Foundation, Jurors Choice Award 2015

– Research Grant for the project “Sisyphus” from the Ministry of Culture of South Korea 2015

(mgh/foto: istimewa)


KUE POPACO (khas Manado)


Bahan:
Telor    2 btr  
Gula pasir     75 gr
Tepung terigu     250 gr
Santan     750 ml
Vanili     sejumput
Gula merah     250 gr (iris halus)
Garam     sejumput
Kelapa muda     ½ btr (kerok dagingnya)
Kenari cincang     100 gr
Daun pandan besar (lebar)/daun pisang     secukupnya (untuk wadah)

Bahan saos Santan:
Santan     300 ml
Tepung maizena     5 gr
Garam     ½ sdt
Daun pandan     1 lbr

Cara membuat:
1. Kocok gula pasir dan telor hingga halus dan rata.
2. Masukkan vanili, terigu, dan santan. Ratakan.
3. Tambahkan gula merah dan garam. Aduk rata.
4. Masukkan kelapa muda dan kenari ke dalam wadah pandan.
5. Tuang adonan ke atasnya hingga 2/3 bagian.
6. Kukus selama 15 menit. Angkat dan dinginkan.
7. Buat saos santan:
   * Campur semua bahan saos santan.
   * Rebus hingga mendidih dan kental.
   * Angkat.
8. Hidangkan dengan disiram saos santan.

Wadah:
- Potong pandan sekitar 10 cm
- Lipat ujung-ujungnya, tekuk.
- Bentuk seperti perahu/takir.
- Bisa juga memakai daun pisang atau mangkok kecil (cucing)

Info saji:
Untuk: 15 buah
230 kal/buah
(Ibu Tuti Soenardi)