Kamis, 28 Februari 2013

MARGARET WANG : SUKSES JADI ARTIS TAIWAN


Lahir dan tumbuh d Indonesia namun sukses mengepakkan sayap di dunia hiburan Taiwan sebagai model, aktris dan penyanyi. Itulah Margaret Wang yang lahir di Jakarta, 10 Juni 1981 dengan nama Wang Yueji. Bakat seninya diwarisi dari sang ayah yang mantan aktor Hong Kong, Shaw Yao. 

Margaret meninggalkan Indonesia saat memutuskan kuliah di Amerika Serikat. Setelah lulus, ia pindah ke negeri asal sang ibu, Taiwan untuk merintis karir di dunia hiburan. Mengawali sebagai model iklan, Margaret segera mendapat kontrak bermain dalam film independen Singapura 'February 14th'. Film pertamanya ini langsung melejitkan namanya di Taiwan. Kontan, tawaran bermain dalam film-film Taiwan segera membanjir. Diantaranya, drama seri TV 'Snow Angel' yang meraih sukses di Asia. Sukses di dunia seni peran, Margaret digaet bergabung dengan band 7 Flowers.(MGH/Foto: Budaya Tionghoa)

KUE MRICA KETELA

Bahan:
Ketela   1 kg
Telor ayam   2 btr
Garam   secukupnya
Merica (lada) halus   secukupnya
Minyak goreng
Gula halus

Cara Membuat:
1. Kukus ketela lalu tumbuk halus dan bubuhi garam.
2. Kocok telor lalucampur dengan lada. 
3. Campur semua bahan.
4. Bentuk bulatan lalu goreng.
5. Cara menghidangkan: taburi dengan gula halus.
(Resep: Ny. Kutinawati)

Rabu, 27 Februari 2013

LIE POO DJIAN : 1 DARI 7 PENDEKAR BULUTANGKIS

Pudjianto, atau lebih dikenal dengan nama lahirnya Lie Poo Djian, adalah salah 1 dari 7 Pendekar Bulutangkis yang mempersembahkan Piala Thomas untuk pertama kalinya pada bangsa Indonesia (1958). Selain bermain di nomor tunggal, Poo Djian juga turun di nomor ganda bersama Tan Joe Hok yang juga saudara iparnya. Empat tahun kemudian, Poo Djian kembali memperkuat Tim Thomas Indonesia dan berhasil mempertahankan Piala Thomas di Bumi Pertiwi. 

Lahir tepat 25 Agustus 1932 di Purwokerto (Jawa Tengah), ayah 5 anak ini wafat 9 Agustus 2008 di rumahnya di Jakarta karena penyakit stroke yang sudah lama diderita. Menjelang tutup usia, Poo Djian hanya bisa duduk di kursi roda dan susah berbicara. Pahlawan bulutangkis Indonesia ini dimakamkan di Heroes Plaza, San Diego Hills, Karawang (Jawa Barat).(MGH)

URAPAN

Bahan:
Kacang panjang   2 ikat (potong-potong)
Taoge/kecambah   1 1/2 ons
Kol/kubis   4 lbr (potong 1/2 ruas jari)
Bayam   1 ikat (siangi)
Kelapa agak muda   1/2 buah
Air 

Bumbu:
Bawang putih   3 siung
Cabe merah   4 buah
Daun jeruk purut   3 helai
Garam   secukupnya
Terasi   secukupnya
Gula putih   1/2 sdm
Kencur   1/2 ruas jari

Cara Memasak:
1. Didihkan air.
2. Masukkan sayur mayur. Jangan sampai terlalu matang.
3. Parut kelapa.
4. Gerus bumbu-bumbu lallu campur dengan kelapa.
5. Goreng hingga berwarna kuning.
6. Bila akan makan, baru campurkan bumbu dengan sayuran. 

Selasa, 26 Februari 2013

MINARNI : JUARA SEMUA NOMOR BULUTANGKIS


Minarni, kadang disebut juga dengan Minarni Soedaryanto/Sudaryanto memang luar biasa. Tak hanya berjaya di banyak turnamen elit bulutangkis dunia, ia mampu meraih juara di semua nomor bulutangkis: ganda campuran, ganda putri, dan tunggal putri. Setelah mundur sebagai atlet, srikandi bulutangkis ini menekuni profesi sebagai pelatih di Pelatnas sekaligus pengurus PB PBSI.

Lahir di Pasuruan (Jawa Timur) tanggal 10 Mei 1944, wanita sawo matang yang akrab disapa Min ini mulai bergabung dengan Pelatnas bulutangkis saat berusia 15 tahun. Di dalam dan luar lapangan, ia bersahabat karib dengan pasangannya di ganda putri: Retno Kustiyah. Saking akrabnya, persahabatan keduanya berkembang menjadi persaudaraan karena Min menikah dengan adik Retno Kustiyah, Soedaryanto. Pasangan Min-Soedaryanto dianugerahi 3 orang anak. Min berpulang tepat tanggal 14 Mei 2003 di Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta karena radang paru-paru yang baru diketahuinya sebulan sebelum wafat.

Prestasi:
A. Ganda Campuran (bersama Darmadi)
- Juara Canadian Open 1969

B. Tunggal Putri
- Juara Malaysian Open 1960
- Medali emas Asian Games 1962
- Juara Malaysian Open 1966
- Juara malaysian Open 1967
- Juara 2 All England 1968
- Juara US Open 1969
- Juara 2 Uber Cup 1969 (bersama Tim Indonesia)
- Juara 2 Uber Cup 1972 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Uber Cup 1975 (bersama Tim Indonesia)

C. Ganda Putri (bersama Retno Kustiyah)
- Medali emas Asian Games 1962 
- Medali emas Asian Games 1966
- Juara Malaysian Open 1966
- Juara Malaysian Open 1967
- Juara All England 1968
- Juara Canadian Open 1969
- Juara US Open 1969
(MGH/Foto:badmintonstory.blogspot.com)

EMPAL PEDAS

Bahan:
Daging   1/2 kg
Minyak goreng   1 1/2 gelas

Bumbu:
Ketumbar   2 sdt
Bawang merah   10 btr
Bawang putih   5 siung
Cabe merah   4 buah
Kemiri   3 btr
Daun salam   2 helai
Laos   1 1/2 ruas jari
Garam   secukupnya
Air asam   secukupnya

Cara Memasak:
1. Daginng diris melebar mengikuti arah seratnya.
2. Gerus bumbu lalu campur dengan daging sambil diremas-remas.
3. Rebus daging bersama bumbu hingga lunak.
4. Goreng hingga berwaarna kecoklatan.
(Resep: Ny. Rahimah)

Senin, 25 Februari 2013

TAN JOE HOK : RAKET PERTAMANYA BAKIAK SANG IBU


Salah seorang pebulutangkis legendaris Indonesia yang berjasa memboyong Piala Thomas untuk pertamakalinya ke pangkuan Pertiwi (1958). Selain bermain di nomor tungal, Tan juga berlaga di nomor ganda bersama saudara iparnya, Lie Poo Djian. Keberhasilan Indonesia memboyong Piala Thomas kala itu meledakkan eforia di seluruh Indonesia, bahkan menjadi perhatian media olaharag dunia. Berbagai puja-puji dicurahkan pada para atlet anggota Tim Thomas Indonesia, termasuk Tan Joe Hok. Ada yang menyebut mereka '7 Magnificents', '7 Pahlawan Bulutangkis', dan sebagainya. Namun, Tan menolak disebut pahlawan. Ia lebih senang disebut pionir. 

Setelah gantung raket, Tan tetap berkecimpung dalam olahraga bulutangkis sebagai pelatih di PB Djarum Kudus merangkap Manajer Proyek cabang PB Djarum di Jakarta. Sebelumnya, Tan sempat melatih di Mexiko dan Hong Kong. Di luar bulutangkis yang menjadi panggilan jiwanya, Tan menceburkan diri ke dunia bisnis dengan mendirikan perusahaan Mandala Pest Control. 

Di eranya, Tan dijuluki 'The Giant Killer' oleh media internasional. Pasalnya, meski tubuhnya tergolong kecil, Tan telah membuktikan kelasnya dengan 'membantai' para pebulutangkis besar dunia. Majalah olaahraga terkemuka Amerika Serikat di era 50-an, Sport Illustrated pernah menurunkan profil lengkap Joe Hok dan menjulukinya 'Pemain yang Tak Terkalahkan'. 

Tan Joe Hok kadang  disebut dengan Tan Yoe Hok alias Hendra Kartanegara. Lahir di Sumedang (Jawa Barat), 11 Agustus 1937. Ia anak ke-2 dari 7 bersaudara. Berasal dari keluarga pedagang, Tan awalnya lebih dulu menggemari sepak bola. Minatnya pada bulutangkis mulai tumbuh saat keluarganya pindah ke Bandung dan tinggal di Gang Kote. Di sana, banyak orang yang bermain bulutangkis. Setelah keluarganya pindah ke rumah berhalaman luas di kawasan Cicendo, sang ayah membuat lapangan bulutangkis sederhana dengan garis terbuat dari bambu di halaman rumah mereka. Saat itu Tan berumur 12 tahun. Tak hanya dipakai keluarga Tan, para tetanggapun bergantian berlatih bulutangkis di lapangan 'eksklusif' itu. Tanpun tertarik eforia para tetangga dan keluarganya. Karena belum punya raket, awalnya ia bermain bulutangkis dengan memakai bakiak/kelompen/kelom ibunya sebagai pengganti raket. Teman berlatihnya, pembantu rumah tangga keluarga.  Seringnya bermain bulutangkis di rumah, membuat Tan jatuh hati pada olahraga teplok bola bulu angsa itu dan bergabung dengan klub Blue White (kemudian beralih nama menjadi PB Mutiara).

Meski berprestasi internasional dalam olahraga, Tan tak melupakan pendidikan formal. Ia bahkan bisa menyelesaikan pendidikan terakhirnya di Baylor University, Texas, Amerika Serikat, tempat ia meraih gelar sarjana bidang kimia dan biologi. Tan menikah dengan dara cantik Goei Kiok Nio dan dikaruniai 2 anak, Mariana dan Didik Kartanegara. Mereka tinggal di Jl.Mandala, belakang Kompleks Bidakara, Pancoran, Jakarta Selatan. Sayang, sang istri telah berpulang di tahun 1998. Untuk mengisi waktu sepeninggal sang istri, Tan belajar bahasa asing, memotret, dan menonton acara berita di TV. Iapun aktif dalam Komunitas Bulutangkis dan membantu para mantan atlet dan pelatih yang kurang beruntung di masa tua mereka. Kisah hidup  Tan Joe Hok telah difilmkan dengan judul 'Tan'. 

Prestasi:
- Juara Thomas Cup 1958 (bersama Tim Indonesia)
- Juara All England 1959 
- Juara US Open 1959
- Juara Canadian Open 1959
- Juara US Open 1960
- Juara Canadian Open 1960
- Juara Thomas Cup 1961 (bersama Tim Indonesia)
- Medali emas Asian Games 1962
- Juara Thomas Cup 1964 (bersama Tim Indonesia)
(MGH/Foto: Baltyra)

TERDIAM (Maliq n d'Essentials)

I KANGEN U


Bahan:
Mi instan Goreng Kriuuk Ayam  1 bks
Kangkung  30 gr
Taoge  20 gr
Dada ayam fillet  20 gr (dipotong-potong)
Jamur payung 1 buah (diseduh, dipotong-potong)
Saus tiram  1 sdm
Kecap manis  Indofood  1/2 sdm
Tepung maizena  1 sdt (dilarutkan dalam 1 sdm air)
Bawang goreng  1 sdt
Jeruk limau  1 buah (diambil airnya)

Cara Memasak:
  1. Rebus mi instan Goreng Kriuuk Ayam dalam 250 ml air mendidih sampai setengah matang. Masukkan kangkung dan taoge, masak sampai matang. Angkat dan tiriskan. Letakkan di dalam mangkuk.
  2. Didihkan sisa air rebusan. Masukkan ayam fillet, jamur payung, saus tiram, kecap manis, dan bumbu mi instan Goreng Kriuuk Ayam. Masak sampai matang.
  3. Kentalkan dengan larutan tepung maizena. Masak sambil diaduk sampai meletup-letup.
  4. Tuang ke atas mi instan Goreng Kriuuk Ayam. Taburkan bawang goreng. Tambahkan perasan jeruk limau. Sajikan. (Resep: Indomie)

Minggu, 24 Februari 2013

TAN KING GWAN : MEREBUT DAN MEMPERTAHANKAN PIALA THOMAS

Tahun 1958, putra-putra terbaik Indonesia: Tan King Gwan, Olich Solihin, Lie Poo Djian, Eddy Jusuf, Njoo Kim Bie, Ferry Sonneville, dan Tan Joe Hok memboyong Piala Thomas untuk pertama kalinya ke Tanah Air. Mereka sukses menaklukkan juara bertahan Malaya (gabungan Malaysia dan Singapura yang kala itu masih bersatu) di kandang lawan. Seketika, eforia membuncah ke seluruh Nusantara. Tak hanya disambut meriah dengan penghormatan kenegaraan setiba di Tanah Air, ke-7 pahlawan Piala Thomas diarak keliling Jakarta beserta lambang supremasi beregu putra tertinggi dunia itu. Mereka bertujuh juga digelari '7 Magnificents'. Dalam laga bersejarah di tahun 1958 itu, King Gwan turun membela Indonesia di nomor ganda bersama Njoo Kim Bie. 

Empat tahun kemudian, King Gwan kembali membela Indonesia untuk mempertahankan gelar juara Piala Thomas. Hasilnya, Tim Indonesia berhasil mempertahankan Piala Thomas tetap di Bumi Pertiwi dengan mengalahkan Tim Muangthai dengan skor 6-3. 

Tan King Gwan lahir tahun 1932 dan tutup usia di tahun 2001. Di tahun 1960-an ia mengganti nama menjadi Darmawan Saputra meskipun tetap lebih dikenal sebagai Tan King Gwan. 

Prestasi:
- Juara Thomas Cup, Malaya 1958 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Thomas Cup, Jakarta 1961 (bersama Tim Indonesia)
(MGH)

MI GARANG (Indomie Mangga Kerang)


Bahan:
Mi instan Goreng Pedas  1 bks
Bawang putih  1 siung (cincang halus)
Bawang merah  1 btr  (cincang halus)
Kerang  darah  100 gr (rebus)
Saus sambal  1 sdm
Seledri  1 tangkai  (iris)
Mangga manis  75 gr (iris)
Keju cheddar  25 gr (parut)
Minyak goreng  1 sdm (untuk menumis)

Cara Memasak:
  1. Rebus mi instan Goreng Pedas dalam air mendidih sampai matang. Angkat dan tiriskan. Tambahkan bumbu mi instan . Aduk rata. Letakkan di atas piring. Sisihkan.
  2. Panaskan minyak. Tumis bawang putih dan bawang merah sampai harum. Masukkan kerang darah, saus sambal, dan daun seledri. Aduk rata. Angkat.
  3. Sajikan mi instan Goreng Pedas  bersama tumisan kerang. Taburkan irisan mangga dan keju parut. (Resep: Indomie)

Sabtu, 23 Februari 2013

NJOO KIEM BIE : WAFAT SETELAH JATUH DI LAPANGAN BULUTANGKIS


Setiadharma Atmaja Koesbianto atau lebih dikenal dengan nama Njoo Kiem Bie adalah salah satu pahlawan Piala Thomas Indonesia. Bersama 6 rekannya, Kim Bie berhasil memboyong lambang supremasi tertinggi bulutangkis putra beregu ke Indonesia untuk pertamakalinya setelah menaklukkan Tim Malaya (1958). Sosok tegap setingggi 183 cm kala itu memang salah satu andalan tunggal putra Indonesia yang sedang di puncak prestasinya. 

Meski menjadi atlet bulutangkis kaliber dunia, Kim Bie tak pernah meninggalkan kota kelahirannya, Surabaya. Apabila kebanyakan atlet lain memilih pindah ke ibukota, Kim Bie memilih berlatih di Surabaya. Setelah mundur dari arena bulutangkispun, Kim Bie tetap tinggal di Surabaya. Ia bekerja sebagai karyawan bank milik Belanda yang kemudian dinasionalisasi menjadi Bank Exim dan akhirnya dimerger menjadi Bank Mandiri. Tentu, cintanya pada bulutangkis tak padam begitu saja. Ia tetap berkecimpung dalam olahraga yang amat dicintainya sebagai pelatih di PB Suryanaga, Surabaya. Kim Biepun sempat menyumbangkan pengalaman dan buah pikirannya sebagai Dewan Pakar PB PBSI  dan penasihat PBSI Jatim. 

Kim Bie lahir tanggal 17 September 1927. Menikah dengan Sisca Ling, Kim Bie dikaruniai 2 orang putri: Lucia Setiadharma Atmaja dan Maria Setiadharma Atmaja. Di mata putri-putrinya, Kim Bie adalah sosok ayah yang keras namun teguh memegang prinsip dan bertanggungjawab. Sementara bagi atlet-atlet muda binaannya, Kim Bie dikenang sebagai pelatih yang berdisiplin tinggi. Kim Bie selalu datang di lapangan 30 menit sebelum latihan dimulai. 

Yang juga menyentuh adalah kecintaannya yang mendalam terhadap bulutangkis. Saat sang istri dirawat di rumah sakit karena kanker, Kim Bie tak menghentikan aktivitasnya melatih bulutangkis di PB Suryanaga. Sebelum dan selesai melatih, ia selalu menunggui sang istri di rumah sakit. Ini dilakoninya setiap hari hingga istrinya berpulang. 

Njoo Kim Bie tutup usia di rumah sakit RKZ Surabaya, setelah terjatuh di lapangan bulutangkis saat sedang melatih. Tepatnya tanggal 7 januari 2008, Kim Bie menyusul sang istri yang telah berpulang karena kanker payudara (2007). Penuturan salah seorang kerabatnya, menjelang tutup usia Kim Bie mengingau mnyebut-nyebut nama anak-anak latihnya dan instruksi-instruksi latihan bulutangkis! Kim Bie dimakamkan beserta raket terakhir yang digunakannya melatih. Sayang,  ada 1 keinginannya yang tidak sempat dilihatnya sebelum wafat: melihat Piala Thomas dan Uber kembali bersanding di pangkuan Ibu Pertiwi. Semoga tak lama lagi, keinginan Mendiang dapat menjadi nyata. (MGH/Foto: Liputan 6)

BALI AYAM

Bahan:
Ayam   1 ekor

Bumbu:
Cabe merah   15 buah
Bawang merah   8 btr
Bawang putih   4 siung
Terasi   secukupnya
Asam   secukupnya
Garam   secukupnya
Gula merah   secukupnya
Mentega   2 sdm
Cengkeh   1 btr
Kayu manis   1/2 ruas jari

Cara Memasak:
1. Ayam dipotong-potong.
2. Bumbu digerus halus.
3. Panaskan mentega di wajan. 
4. Masukkan bumbu ke wajan. Aduk-aduk.
5. Masukkan ayam, cengkeh, dan kayu manis ke wajan. Biarkan hingga matang sambil sesekali dibalik. 
6. Angkat.
(Resep: Ny. Rahimah)

Jumat, 22 Februari 2013

RICKY SUBAGJA : TOLAK MELATIH DI LUAR NEGERI


Di era 90-an kala ganda putra Rexy Mainaky dan Ricky Subagja merajai bulutangkis dunia, Ricky banyak diidolakan remaja putri karena ketampanannya. Sementara bagi pecinta bulutangkis dunia, pasangan Rexy-Ricky merupakan 'raksasa' bulutangkis dunia. Selain sama-sama jago, karakter merekapun saling melengkapi. Pelatih ganda Indonesia, Christian Hadinata menyebut, Rexy dan Ricky bagaikan yin dan yang yang saling melengkapi. Ricky yang kalem dan tenang menjadi pengimbang Rexy yang berapi-api. 

Tak terhitung lagi gelar juara turnamen internasional yang diraih Rexy-Ricky selama bersama. Yang paling dikenang masyarakat Indonesia mungkin medali emas Olimpiade Atlanta, Amerika Serikat (1996). Saat itu, Ricky-Rexy memang berada di singgasana bulutangkis ganda putra dunia. Sejak 1994-1997 mereka menduduki peringkat 1 dunia, tanpa mampu digeser ganda putr lainnya. Namun bukan berarti keduanya tak pernah bermaslah. Sebagai 2 karakter berbeda merekapun pernah berselisih paham hingga saling tak bicara di dalam dan luar arena saat menghadapi turnamen French Open (1992). 

Ricky Ahmad Subagja, bungsu dari 6 bersaudara lahir di Bandung tanggal 27 Januari 1971. Persentuhannya dengan bulutangkis dimotivasi kekagumannya pada Liem Swie King, salah seorang legenda bulutangkis Indonesia. Begitu kagumnya pada King, sampai-sampai Ricky selalu menulis 'ingin menjadi Liem Swie King' sebagai cita-citanya bila mengisi biodata. Untungnya, Ricky berangkat dari keluarga pecinta olahraga. Setiap hari Minggu, keluarganya bermain bulutangkis bersama di lapangan dekat rumah mereka. Sang ibupun mendukung penuh minat Ricky pada olahraga, terutama bulutangkis. Tak heran, saat baru kelas 2 SD Ricky telah diikutkan klub bulutangkis. Bakat dan prestasi yang menonjol mengantarkan Ricky masuk Pelatnas saat baru kelas 3 SMP. Selain bulutangkis, Ricky menggemari sepakbola dan renang.

Setelah mundur dari bulutangkis, pria bertingi 172 cm ini kebanjiran tawaran melatih di luar negeri. Toh, ia  memilih melatih di Indonesia. Selain melatih di salah satu klub bulutangkis di Batam, Ricky sibuk mengisi pelatihan singkat di berbagai kota seluruh Indonesia. Belum lagi undangan-undangan dari berbagai eksibisi. Di luar urusan bulutangkis, diam-diam Ricky berbisnis dengan sesama mantan atlet bulutangkis, Hariyanto Arbi. Mereka memproduksi peralatan bulutangkis bermerek Flypower yang aktif mensponsori para atlet bulutangkis Indonesia. Sejak beberapa waktu lalu, kesibukan Ricky kini semakin padat setelah bergabung di jajaran pengurus PBSI. 

Dari pernikahannya dengan atlet renang jelita Elsa Manora Nasution, Ricky dikaruniai seorang putri cantik: Nailah Cahaya Puteri yang tahun ini genap berusia 12 tahun. Meski Ricky dan Elsa telah bercerai, mereka tetap kompak dalam mendidik Nailah. 

Prestasi:
Ganda Putra 
A. Bersama Rudy Gunawan:
- Juara IBF World Championships Birmingham, Inggris 1993

B. Bersama Denny Kantono:
- Juara Japanese Open 1994

C. Bersama Rexy Mainaky:
- Juara Piala Sudirman 1989 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Piala Sudirman 1991 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Final World Badminton Grand Prix 1992
- Juara Chinese Open 1992
- Juara Thai Open 1992
- Juara Hong Kong Open 1992
- Juara Piala Sudirman 1993 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Malaysian Open 1993
- Juara Indonesian Open 1993
- Juara Swedish Open 1993
- Juara Badminton World Cup 1993 
- Juara Thomas Cup 1994 (bersama Tim Indonesia)
- Medali emas beregu putra SEA Games 1994 (bersama Tim Indonesia)
- Medali emas beregu putra Asian Games 1994 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Indonesian Open 1994
- Juara Swedish Open 1994
- Juara Malaysian Open 1994 
- Medali emas Asian Games 1994
- Juara Final World Badminton Grand Prix 1994
- Juara Singaporean Open 1994
Juara IBF World Championships Lausanne, Swis 1995
- Juara Singaporean Open 1995
- Juara Korean Open 1995
- Juara Piala Sudirman 1995 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Badminton World Cup 1995
- Juara All England 1995
- Juara Japanese Open 1995
- Juara Thomas Cup 1996 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Korean Open 1996
- Medali emas Olimpiade Atlanta, Amerika Serikat 1996
- Juara Final World Badminton Grand Prix 1996
- Juara Japanese Open 1996
- Juara All England 1996
- Juara Piala Sudirman 1997 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Badminton World Cup 1997
- Juara Malaysian Open 1997
- Juara Japanese Open 1997
- Juara Vietnamese Open 1997
- Juara 3 IBF World Championships Glasgow 1997
- Medali emas beregu putra SEA Games 1998 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Indonesian Open 1988
- Medali emas Asian Games 1998 
- Juara Dannish Open 1998
- Medali emas beregu putra Asian Games 1998 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Thomas Cup, Hong Kong 1998 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Indonesian Open 1999
- Juara Thomas Cup 2000 (bersama Tim Indonesia)

Ganda Campuran
- Medali emas SEA Games 1991 (bersama Rosiana Tendean)
(MGH/Foto: Gembira Putra Agam)

KERUPUK UDANG

Bahan:
Udang   1 kg (kupas, buang kulit dan kepalanya)
Garam   1 ons
Tepung terigu   1 kg
Telor ayam/bebek   2 btr
Gula pasir   2 ons
Air   2 kaleng 
Minyak goreng
Daun pisang
Merang

Cara Membuat:
1. Kocok gula, garam, telor, dan air.
2. Haluskan udang, beri terigu, pewarna makanan merah muda/oranye. 
3. Campur dengan adonan no.2 dengan no.1.
3. Aduk-aduk hingga rata dan kental hingga bisa dibentuk.
4. Bentuk adonan seperti lontong atau setengah oval.
5. Rebus air dalam dandang atau lengser hingga mendidih. 
6. Masukkan sarangan dengan alas daun pisang ke dalam dandang/lengser.
7. Letakkan adonan di atas sarangan lalu kukus hingga matang.
8. Angkat lalu dinginkan di atas tampah selama 1 malam.
9. Potong-potong dengan pisau yang telah diolesi minyak goreng.
10. Jemur di atas tampah yang telah dialasi merang selama 3 hari/hingga kering.
11. Goreng lalu simpan dalam kaleng/stoples tertutup.
(Resep: Ny. Wulandari)

Kamis, 21 Februari 2013

CITRA FEBRIYANTI : DEMI JUARA, DENYUT NADINYA BERHENTI 7 MENIT


Di Olimpiade London (2012), andalan Indonesia di cabang olahraga angkat berat kelas 53 kg putri ini berhasil menempati urutan ke-4. Sebelumnya, Citra memboyong medali emas dari ajang SEA Games Palembang (2011). Yang mengagumkan dari dara ini, semangat juangnya yang tinggi di arena. Semangat tinggi dan pantang menyerah terlihat saat ia bertanding dalam Kejuaraan Angkat Berat Asia di Korea Selatan, 2 tahun lalu. Mengerahkan segenap kemampuan hingga kehabisan tenaga bahkan denyut nadinya sempat berhenti selama 7 menit. Namun, Citra berhasil menjadi yang terbaik hingga menyabet mahkota Juara Angkat Berat Puteri Asia!

Citra berasal dari Lampung dan merupakan salah seorang atlet angkat berat gemblengan Padepokan Gajah Lampung. Lahir tanggal 22 Februari 1988 dari keluarga buruh, kini Citra berhasil memperbaiki kehidupan keluarganya. Tak hanya mampu membeli rumah, Citrapun membiayai pengobatan orangtuanya yang kini sakit-sakitan dan menjadi tulang punggung keluarganya.

Prestasi:
- Juara angkat berat putri kelas 53 kg Asia, Korea Selatan (2011)
- Medali perak angkat berat putri kelas 53 kg SEA Games, Palembang (2012)
(MGH/Foto: Koran Jakarta)

SOTO BABAT

Bahan:
Babat sapi  1/2 kg (bersihkan)

Bumbu:
Bawang putih   5 siung
Bawang merah   10 btr
Merica   2 btr
Daun salam   2 helai
Daun seledri   1 btg
Jahe   1 ruas
Garam

Cara Memasak:
1. Rebus babat hingga lunak. Angkat dan iris-iris.
2. Gerus halus bumbu-bumbu kecuali bawang merah dan daun seledri.
3. Campur bumbu dengan rebusan babat.
4. Rajang bawang merah lalu goreng hingga kekuningan.
5. Sajikan dengan taburan bawang merah goreng, daun seledri, dan sambal soto babat.
(Resep: Ny. Wulandari)

Rabu, 20 Februari 2013

FERRY SONNEVILLE : PEJUANG OLAHRAGA INDONESIA


Ferry Sonneville. Siapa tak kenal nama besar salah satu legenda bulutangkis Indonesia ini. Rela mengorbankan kuliahnya di Amerika Serikat demi membela Indonesia di ajang Piala Thomas. Dialah yang memimpin Tim Indonesia sukses merebut Piala Thomas untuk pertama kalinya (1958) dengan mengalahkan Tim Malaya (Malaysia). Kemenangan pertama dilanjutkan dalam 2 penyelenggaraan Piala Thomas berikutnya (1961, 1964). Hebatnya dalam ketiga periode itu, Ferry tak hanya menjadi pemain dan pemimpin Tim Indonesia, namun juga merangkap pelatih! Ferry juga merupakan tunggal pertama andalan Indonesia kala itu. 

Di luar kecemerlangannya di Piala Thomas, banyak gelar juara disabetnya dari berbagai turnamen bulutangkis internasional. Selain menekuni bulutangkis, Ferry juga merupakan atlet sekaligus pelatih Jiu-Jitsu. Ia juga pendiri organisasi Judo dan Jiu-Jitsu Club Djakarta (kini Jiu-Jitsu Club Indonesia), di samping salah satu pendiri Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Ferry juga sempat menjabat Ketua PB PBSI (1981-1985). Bahkan, Ferry juga merupakan salah seorang pendiri Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Warisannya yang lain bagi dunia olahraga Indonesia adalah 2 buku karyanya: Better Badminton (1958) dan Bulutangkis Bermutu (1959).

Sosoknya yang disegani di tingkat dunia tampak dari kepercayaan yang diberikan pada Ferry sebagai Ketua International Badminton Federation (IBF) dan anggota Dewan Asian Games Federation (AGF). 

Ferdinand Alexander Sonneville, putra Dirk Jan Sonneville dan Leonij Elisabeth Hubeek. Lahir di Jakarta, 3 Januari 1931. Ferry memeluk agama Katholik. Pendidikan formal terakhir ditempuhnya di Universitas Erasmus, Belanda, di bidang ekonomi. Semasa kuliah, Ferry dipercaya menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda. Kembali ke Indonesia setelah menamatkan pendidikannya, Ferry menekuni dunia bisnis. Ialah pendiri perusahaan PT Ferry Sonneville & Co yang bergerak di bidang property dan biro perjalanan Vayatour.

Tak hanya sibuk berbisnis dan mengurus olahraga Indonesia, Ferry juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Selain mengurus beberapa perguruan tinggi swasta terkemuka, ia juga aktif sebagai anggota dewan penyantun anak-anak cacat, pelestarian arsip nasional, dan banyak lagi. 

Dari pernikahannya dengan Yvonne Theresia de Wit, Ferry dikaruniai 3 anak: Ferdinand Rudy Jr, Genia Theresia, dan Cynthia Guedolyn. Sayang, putra pertamanya meninggal dunia saat berusia 21 tahun. Dari kedua putrinya, Ferry mendapat 2 orang cucu. Selain kehebatannya sebagai atlet, Ferry dikenal para pecinta olahraga karena rambut putih yang menjadi ciri khasnya. Pria keturunan belanda ini memang berambut putih sejak usianya baru 18 tahun. 


Pejuang olahraga Indonesia ini wafat di RS MMC, Jakarta pada tanggal 20 November 2003 akibat kanker darah yang dideritanya. Saat itu ia masih menjabat Ketua Jiu-Jitsu Club Indonesia (JCI)

Prestasi:
- Juara Malayan Open 1955
- Juara Dutch Open 1955
- Juara Dutch Open 1956
- Juara Dutch Open 1957
- Juara French Open 1957
- Juara World's Invitational Tourney, Skotlandia 1957
- Juara Dutch Open 1958
- Juara Piala Thomas 1958 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Dutch Open 1959
- Juara German Open 1959
- Juara 2 All England 1959
- Juara Dutch Open 1960
- Juara German Open 1960
- Juara French Open 1960 
- Juara Dutch Open 1961
- Juara Piala Thomas 1961 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Canadian Open 1962
- Juara US Open 1962
- Juara Piala Thomas 1964 (bersama Tim Indonesia)

Penghargaan:
- Knighthood dari Gereja Katholik Roma (1972)
- FIABCI Medal Honour Melbourne (1988)
(MGH/Foto: REI)

SAMBAL SOTO BABAT

Bahan:
Cabe rawit   5-6 buah
Kemiri   1 btr
Kecap asin   2-3 sdm
Jeruk nipis   1 buah

Cara Membuat:
1. Kemiri digoreng.
2. Gerus cabe rawit dan kemiri.
3. Tambahkan kecap asin dan air jeruk nipis.
4. Hidangkan di atas piring sambal.
(Resep: Ny. Wulandari)

Selasa, 19 Februari 2013

ADELINE TIFFANIE SUWANA : PENDEKAR LINGKUNGAN YANG JAGO DEBAT


Adeline Tiffanie Suwana merupakan salah satu tipikal remaja berprestasi yang layak jadi panutan. Pelajar SMAK 1 Penabur Jakarta yang tahun ini meraih juara pertama EFL award dalam kejuaraan debat antar pelajar sedunia, World Schools Debating Championships (WSDC) di Turki. Tapi, yang membuat dara langsing ini istimewa, ia mempunyai kepedulian yang tinggi terhadap pelestarian lingkungan. Bahkan, ia menyabet juara Eco-Friendly (2009) karena peran nyatanya dalam pelestarian lingkungan.  Eco-Friendly adalah ajang internasional pemilihan anak-anak usia 8-16 tahun yang berperan nyata dalam pelestarian lingkungaan hidup. Setahun kemudian, Adeline dipilih badan lingkungan hidup PBB,  United Nations Environmental Program (UNEP), menghadiri International Children's Conference on Biodiversity di Nagoya (Jepang). Gadis 15 tahun ini juga dianugerahi World Summit Youth Award untuk kategori Go Green, juga karena aksi pelestarian lingkungan hidup. 

Awal keterlibatan Adeline dalam pelestarian lingkungan dimulai beberapa tahun lalu. Berangkat dari keprihatinannya pada kerusakan lingkungan dan banyaknya bencana alam, Adeline tergerak untuk berbuat sesuatu. Maka di waktu liburan sekolah, ia mengorganisir sekitar 150 teman sekolahnya untuk menanam mangrove di kawasan pantai Jakarta dan pelestarian koral di perairan Kepulauan Seribu. Ia kemudian membuat komunitas Sahabat Alam untuk mengorganisir teman-teman seusianya yang peduli dan mau bekerja bersama melestarikan lingkungan hidup. Dihimpun di dunia maya, anggota Sahabat Alam kini telah mencapai sekitar 2000 anak di seluruh Indonesia. Kegiatan pelestarian lingkungan yang dilakukan juga makin banyak seperti pengembangbiakan ikan dan pelestarian kura-kura. 

Tak berhenti di situ. Menyadari kurangnya kepedulian masyarakat terhadap gaya hidup ramah lingkungan, Adeline menjalin kerjasama dengan sekolah dan instansi pemerintah untuk mendukung gerakan Sahabat Alam.  Dari situ, ia berhasil membuat acara TV dan merekam lagu-lagu ajakan melestarikan lingkungan hidup dalam bahasa Indonesia serta Inggris.(MGH/Foto: Action For Nature)

KEMBANG GOYANG

Bahan:
Tepung beras   150 gr
Telor   1 btr
Santan   1/4 l
Gula   secukupnya
Garam   sedikit
Minyak goreng

Cara Membuat:
1. Telor  dan gula dikacau.
2. Campurkan tepung dan garam. Aduk.
3. Masukkan santan hingga adonan menjadi agak kental.
4. Panaskan cetakan kue kembang goyang dalam minyak goreng yang banyak. Angkat.
5. Celupkan cetakan ke dalam adonan (bagian atas cetakan jangan sampai terendam dalam adonan agar mudah melepas kuenya nanti).
6. Jika sudah melekat, angkat lalu goreng sambil digoyang-goyang hingga matang dan renyah. 
(ReseP: Ny. Kutinawati)

Senin, 18 Februari 2013

MIKAEL HARSENO SUBIANTO : MEDALI PERAK DARI NIGERIA

Meski sebagian pihak pesimis terhadap kualitas pendidikan di dalam negeri, para siswa sekolah Indonesia selalu mencatat prestasi akademis membanggakan di tingkat internasional setiap tahunnya. Mikael Harseno Subianto salah satunya, meraih medali perak dalam International Science Olympiad (IJSO) di Nigeria (2010).  Saat itu, Mikael masih berstatus murid SMP Susteran Purwokerto (Jawa Tengah). Jelas membanggakan, karena di ajang itu Mikael harus berkompetisi dengan para siswa terpilih dari 44 negara lain. Selain sekolahnya yang telah memberi kesempatanpada Mikael, peran sang ibu juga tak bisa dinafikan. Listi Janis Kusumadi, ibunda Mikael selalu mendorong putranya agar makin berprestasi di ajang akademis. Termasuk merestui Mikael pindah ke Jakarta untuk melanjutkan pendidikan di SMAK 1 Penabur.(MGH)

SESAAT KAU HADIR (Utha Likumahuwa)



- Lagu terbaik ASEAN Pop Song Festival 1989 di Manila, Filipina.
- Lewat lagu ini, Utha dinobatkan sebagai Penampil Terbaik Kedua dalam ASEAN Pop Song Festival 1989.
- Diterjemahkan ke dalam bahasa Tagalog oleh musisi senior Filipina, Gino Padilla dan dirilis di Filipina dengan judul 'Gusto Kita' dinyanyikan penyanyi setempat, Ronnie Liang.
- 'Gusto Kita' sukses di Filipina dan menjadi salah satu lagu yang paling sering diputar di radio hingga kini.
(MGH)

MI KARJO (MI Kari Ayam Jamur Oke)


Bahan:
Mi instan  Rasa Kari Ayam  1 bks

Bahan Tumisan:
Daging ayam  100 gr (dipotong dadu)
Jamur kancing  100 gr (masing-masing dibelah 2 bagian)
Garam  1/2 sdt
Bawang putih  3 siung (cincang halus)
Bawang merah  2 btr (iris tipis)
Daun bawang  2 btg (potong 1 cm)
Merica bubuk  1/4 sdt
Kari bubuk  1 sdt
Air  2 sdm
Santan kental  50 ml (dari 1/4 butir kelapa)
Bawang goreng  1 sdt (untuk taburan)
Saus sambal  1 sdt

Cara Memasak:
  1. Rebus mi instan dalam air mendidih sampai matang.  Angkat dan tiriskan. Letakkan dalam mangkuk. Sisihkan.
  2. Remas ayam dan jamur dengan bumbu mi instan dan garam. Diamkan 10 menit.
  3. Tumis bawang putih dan bawang merah sampai harum. Masukkan campuran ayam dan jamur. Aduk sampai ayam berubah warna.
  4. Masukkan daun bawang, kari bubuk, dan merica bubuk. Aduk rata. Masukkan air dan santan. Aduk sampai santan agak kental. Tuang di atas mi.
  5. Sajikan bersama taburan bawang goreng dan saus sambal. (Resep: Indomie)

Minggu, 17 Februari 2013

ZAENAL EFFENDI : BERJAYA DI WORLD PRESS PHOTO

Wartawan senior tabloid Bola ini memperoleh penghargaan dari kompetisi jurnalis foto sedunia World Press Photo di Amsterdam (Belanda) berkat foto olahraga karyanya. Zaenal yang kini berusia 63 tahun adalah anak ke-2 dari 13 bersaudara. Salah seorang adiknya, Didik Nur Yusuf, juga menekuni dunia jurnalistik karena dorongan Zaenal. Sayang, Didik meninggal saat meliput penerbangan pesawat Sukhoi tahun lalu (ingat kecelakaan tragis Sukhoi di gunung Salak pertengahan 2012). Zaenal sendiri masih aktif mengabdikan diri sebagai kuli warta hingga kini. 

Zaenal menikah dengan Endang dan tinggal di Depok, Jawa Barat. Zaenal juga biasa disebut dengan inisial namanya, ZE. Sempat menjalani rawat inap di RSPP karena diterjang stroke tahun lalu, Zaenal berhasil mengatasi penyakitnya dan kembali bergiat sebagai jurnalis.(MGH)

MI GORENG AURA WANGI AWET MUDA

Bahan:
Mi instan goreng  1 bks
Air  250 ml
Daun kemangi  5 tangkai
Telur ayam kampung  1 btr (rebus, potong-potong)
Bunga mawar  1 tangkai (suwir-suwir)
Bunga kantil  1 tangkai (suwir-suwir)
Bunga melati  1 tangkai (suwir-suwir)
Tomat  1 buah (potong-potong)

Cara Memasak:
  1. Rebus mi instan oreng dan bumbunya dalam air mendidih. Aduk rata sampai air mengering.
  2. Masukkan daun kemangi, bunga mawar, bunga kantil, dan bunga melati. Matikan api.
  3. Tuang mi ke atas piring. Tata telur  dan tomat di atasnya. Sajikan. (Resep: Indomie)

Sabtu, 16 Februari 2013

KARTONO RYADI : FOTOGRAFER OTODIDAK KELAS DUNIA


Salah satu nama besar dalam jurnalistik foto Indonesia yang 2 kali meraih penghargaan dari World Press Photo. Penghargaan pertama diraihnya lewat foto Pangeran Bernard dari Belanda yang sedang menggendong orang utan dalam kunjungannya di Indonesia (1974). Penghargaan kedua berkat karyanya foto pesut yang sedang melahirkan di Ancol (1980). dalam perkembangannya, ia kemudian mengkhususkan diri pada foto jurnalistik olahraga. 

Lahir di Pekalongan (Jawa Tengah) pada 30 Juni 1945, fotografer handal ini biasa dipanggil dengan nama KR. Berbeda dengan kebanyakan fotografer, KR belajar fotografi secara otodidak. Ia bahkan sempat bekerja sebagai guru SMP di Jakarta sebelum kemudian memenuhi panggilan jiwanya terjun ke dunia jurnalistik. Awalnya KR bergabung dengan majalah Ekspress sebagai fotografer. dari sana, ia kemudian pindah ke suratkabar Kompas (1971). Meski  ilmu fotografi didapatnya secara otodidak, KR dikenal sebagai fotografer yang memiliki teknik  tingkat tinggi. Lebih istimewa, KR memiliki naluri yang kuat dalam menangkap momentum sensasional, hal yag amat diperlukan jurnalis foto handal. 

KR wafat 31 Agustus 2005 di Jakarta. Dari sekian karyanya, foto ratu bulutangkis tahun 80-90-an Susi Susanti yang sedang menitikkan air mata ketika memenangkan medali emas Olimpiade Barcelona, Spanyol (1992) merupakan favorit KR. (MGH/Foto: Aryono Huboyo Djati)

APEM

Bahan:
Tepung beras   1/2 kg
Tape singkong   1 ons (buang seratnya)
Air kelapa   1/2 l
Gula   secukupnya
Mentega (untuk olesan)

Cara Membuat:
1. Hancurkan tape singkong hingga halus.
2. Campur dengan tepung beras, air kelapa, dan gula. Aduk rata. 
3. Jemur hingga memuai atau biarkan semalaman.
4. Kukus dalam cetakan yang sudah diolesi mentega. 
(Resep: Ny. Kutinawati)

Jumat, 15 Februari 2013

TARMIZY HARVA : FOTO-FOTO KARYANYA DIBUKUKAN DI LUAR NEGERI


Latar belakang pendidikannya tak berhubungan dnegan jurnalistik: Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara (USU). Tapi kepiawaiannya dalam menyampaikan kabar, utamanya dalam bentuk gambar sudah diakui secara internasional. Terbukti ia mengantongi Mention Honorable dari World Press Photo, Belanda (2004). Tak hanya sukses meraih Honorable Prize, karya Meji (begitu ia biasa diakrabi) juga telah diterbitkan dalam 2 buku yang terbit di mancanegara: Beyond Tsunami yang diterbitkan Poplar Publishing, Jepang (2006) dan The State of The World terbitan Reuters, London (2007). Meji mengawali karir jurnalistiknya di majalah Gatra, dan kini bekerja untuk kantor berita asing Thomson Reuters.

Meji lahir di Medan, tanggal 4 Januari 1971 dan beragama Islam. Pria asal Banda Aceh ini hingga kini tinggal di Medan bersama istri dan 3 anak mereka. Hanya keluarganyalah yang dicintai Afa melebihi kecintaannya pada dunia fotografi. Afa bisa dikontak di tharva@tarmizyharva.com atau  YM: giri_lantang@yahoo.com. ngobrol langsung juga bisa lewat Skype: meijiharva@yahoo.com atau hpnya: 0812.690.9736. Website: www.tarmizyharva.com(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

KERIPIK TEMPE

Bahan:
Tempe   2 ptg
Santan   1 gelas
Tepung beras   1/2 gelas
Minyak goreng   2 gelas

Bumbu:
Bawang putih    5 siung
Ketumbar   1 1/2 sdt
Garam   secukupnya

Cara Membuat:
1. Tempe diiris-iris, jemur setengah kering.
2. Gerus bumbu-bumbu.
3. Campur tepung beras, santan, dan bumbu menjadi adonan yang agak cair. 
4. Celupkan tempe ke dalam adonan.
5. Goreng hingga kering dan berwarna kecoklatan.
(Resep: Ny. Rahimah)

Kamis, 14 Februari 2013

SRI INDRIYANI : PERAIH MEDALI OLIMPIADE YANG INGIN JADI PELATIH

Sri Indriyani adalah salah satu anak asuh tokoh angkat berat senior Indonesia, Imron Rosadi yang sukses di tingkat internasional. Berasal dari Lampung dan lahir tanggal 12 November 1978, Sri telah unjuk prestasi mulai di kejuaraan Asia, Kejuaraan Dunia, hingga sukses menggondol medali perunggu Olimpiade (2000). Sayang ia tidak berpartisipasi dalam Olimpiade berikutnya karena mengundurkan diri dari Pelatnas dengan alasan menikah.

Atlet angkat berat putri andalan Indonesia ini berjaya di kelas 48 kg. Kini, Sri  telah menikah dengan sesama mantan atlet angkat berat dbekerja di PT Pos Indonesia, Jepara (Jawa Tengah). Meski telah membuktikan prestasi di tataran internasional, Sri masih tinggal di rumah kontrakan di pinggiran kota Jepara. Toh, ia tak pernah risau dengan kondisinya. Yang menjadi impiannya saat ini, menjadi pelatih angkat berat di Jepara. Ia ingin menularkan keterampilan dan pengalamannya untuk kemajuan angkat berat Indonesia. Sayang, impian Sri terkendala biaya. Ia tak memiliki tempat dan modal untuk itu. 

Prestasi:
- Medali perunggu Asian Games Bangkok (1998)
- Juara 2 World Championships Athena (1999)
- Medali perunggu Olimpiade Sydney (2000)
(MGH/Foto: 

RENDANG (khas Sumatera Barat)

Bahan:
Daging sapi   1/2 kg
Kelapa   1 btr





Bumbu:
Bawang merah   10 btr
Bawang putih   4 siung
Jahe   1 1/2 ruas jari
Laos   1 ruas jari
Kunyit   1 ruas jari
Cabe giling   3 sdm
Sereh   1 btg
Garam   secukupnya
Gula   secukupnya
Daun jeruk purut   3 helai

Cara Memasak:
1. Potong-potong daging.
2. Parut kelapa, buat santan kental.
3. Gerus bumbu-bumbu kecuali daun jeruk purut dan sereh. 
4. Rebus bumbu-bumbu dan santan di atas wajan hingga mendidih.
5. Masukkan daging.
6. Rebus terus hingga daging lunak dan santan berminyak.
7. Aduk-aduk hingga rendang menjadi kering dan berwarna coklat tua.
(Resep: Ny. Rahimah)