Tubuhnya tergolong kecil untuk ukuran atlet dengan tinggi 157 cm. Namun prestasinya sungguh besar. Dua kali Thio Hok Seng menyandang gelar Juara Dunia angkat besi kelas 52 kg. Tahun 1987 ia menjuarai Kejuaraan Dunia angkat besi yang digelar di Lima, Peru. Setahun kemudian, ia kembali mempertahankan gelar Juara Dunia di Luxemburg. 1988 menjadi tahun yang amat manis bagi Hok Seng. Tak hanya mempertahankan gelar Juara Dunia, ia berhasil memecahkan rekor dalam angkatan deadlift 226 kg sekaligus meraih medali emas dalam kejuaraan di Jerman.
Ironisnya, di usianya yang kini telah terbilang senja, sang mantan Juara Dunia 2 kali tinggal di rumah petak kontrakan yang sederhana di Jl. Pasar Baru II Padang (Sumatera Barat), sekitar 500 meter dari Pasar Raya Padang. Di lingkungan tempat tinggalnya, Hok Seng sangat dikenal. Warga mengenalnya sebagai atlet angkat besi. Sebut saja namanya, semua orang pasti kenal dan tahu di mana ia tinggal. Untuk menghidupi sang istri, Monica Nova dan 2 buah hati mereka: Christofer (13) dan Pretty Meri (6), Hok Seng bekerja serabutan. Pria lulusan SMP ini antara lain bekerja sebagai wasit bulutangkis di Hall Bulutangkis Victory dan Tim Pelatda angkat besi PON Sumatera Barat. Toh penghasilannya dari bekerja serabutan di mana-mana masih jauh dari mencukupi. Kehidupan Hok seng dan keluarganya sangat sederhana. Tak hanya rumah kontrakannya yang tanpa telefon, ponselpun Hok Seng tak punya.
Tahun 2007, Hok Seng mendapat hadiah rumah dari pemerintah melalui Menpora. Rumah senilai Rp 100 juta di K0mpleks BCA, Andalas Makmur, Padang, itu dikontrakkan Hok Seng untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dari hasil mengontrakkan rumah itu pula ia membayar kontrakan yang ditempatinya. Sebelumnya, Hok Seng sekeluarga menumpang di rumah orangtua sang istri karena tak mampu membayar sewa rumah. Pria yang kini berusia 59 tahun ini berharap ada daerah yang tertarik merekrutnya sebagai pelatih anngkat besi. Tak hanya untuk memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya, Hok Seng ingin menurunkan ilmu dan pengalamannya selama belasan tahun menjadi atlet angkat besi kaliber dunia. Semoga. (MGH)
Ironisnya, di usianya yang kini telah terbilang senja, sang mantan Juara Dunia 2 kali tinggal di rumah petak kontrakan yang sederhana di Jl. Pasar Baru II Padang (Sumatera Barat), sekitar 500 meter dari Pasar Raya Padang. Di lingkungan tempat tinggalnya, Hok Seng sangat dikenal. Warga mengenalnya sebagai atlet angkat besi. Sebut saja namanya, semua orang pasti kenal dan tahu di mana ia tinggal. Untuk menghidupi sang istri, Monica Nova dan 2 buah hati mereka: Christofer (13) dan Pretty Meri (6), Hok Seng bekerja serabutan. Pria lulusan SMP ini antara lain bekerja sebagai wasit bulutangkis di Hall Bulutangkis Victory dan Tim Pelatda angkat besi PON Sumatera Barat. Toh penghasilannya dari bekerja serabutan di mana-mana masih jauh dari mencukupi. Kehidupan Hok seng dan keluarganya sangat sederhana. Tak hanya rumah kontrakannya yang tanpa telefon, ponselpun Hok Seng tak punya.
Tahun 2007, Hok Seng mendapat hadiah rumah dari pemerintah melalui Menpora. Rumah senilai Rp 100 juta di K0mpleks BCA, Andalas Makmur, Padang, itu dikontrakkan Hok Seng untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Dari hasil mengontrakkan rumah itu pula ia membayar kontrakan yang ditempatinya. Sebelumnya, Hok Seng sekeluarga menumpang di rumah orangtua sang istri karena tak mampu membayar sewa rumah. Pria yang kini berusia 59 tahun ini berharap ada daerah yang tertarik merekrutnya sebagai pelatih anngkat besi. Tak hanya untuk memberikan kehidupan yang layak bagi keluarganya, Hok Seng ingin menurunkan ilmu dan pengalamannya selama belasan tahun menjadi atlet angkat besi kaliber dunia. Semoga. (MGH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar