Rabu, 20 Februari 2013

FERRY SONNEVILLE : PEJUANG OLAHRAGA INDONESIA


Ferry Sonneville. Siapa tak kenal nama besar salah satu legenda bulutangkis Indonesia ini. Rela mengorbankan kuliahnya di Amerika Serikat demi membela Indonesia di ajang Piala Thomas. Dialah yang memimpin Tim Indonesia sukses merebut Piala Thomas untuk pertama kalinya (1958) dengan mengalahkan Tim Malaya (Malaysia). Kemenangan pertama dilanjutkan dalam 2 penyelenggaraan Piala Thomas berikutnya (1961, 1964). Hebatnya dalam ketiga periode itu, Ferry tak hanya menjadi pemain dan pemimpin Tim Indonesia, namun juga merangkap pelatih! Ferry juga merupakan tunggal pertama andalan Indonesia kala itu. 

Di luar kecemerlangannya di Piala Thomas, banyak gelar juara disabetnya dari berbagai turnamen bulutangkis internasional. Selain menekuni bulutangkis, Ferry juga merupakan atlet sekaligus pelatih Jiu-Jitsu. Ia juga pendiri organisasi Judo dan Jiu-Jitsu Club Djakarta (kini Jiu-Jitsu Club Indonesia), di samping salah satu pendiri Persatuan Bulutangkis Seluruh Indonesia (PBSI). Ferry juga sempat menjabat Ketua PB PBSI (1981-1985). Bahkan, Ferry juga merupakan salah seorang pendiri Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI). Warisannya yang lain bagi dunia olahraga Indonesia adalah 2 buku karyanya: Better Badminton (1958) dan Bulutangkis Bermutu (1959).

Sosoknya yang disegani di tingkat dunia tampak dari kepercayaan yang diberikan pada Ferry sebagai Ketua International Badminton Federation (IBF) dan anggota Dewan Asian Games Federation (AGF). 

Ferdinand Alexander Sonneville, putra Dirk Jan Sonneville dan Leonij Elisabeth Hubeek. Lahir di Jakarta, 3 Januari 1931. Ferry memeluk agama Katholik. Pendidikan formal terakhir ditempuhnya di Universitas Erasmus, Belanda, di bidang ekonomi. Semasa kuliah, Ferry dipercaya menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) di Belanda. Kembali ke Indonesia setelah menamatkan pendidikannya, Ferry menekuni dunia bisnis. Ialah pendiri perusahaan PT Ferry Sonneville & Co yang bergerak di bidang property dan biro perjalanan Vayatour.

Tak hanya sibuk berbisnis dan mengurus olahraga Indonesia, Ferry juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial. Selain mengurus beberapa perguruan tinggi swasta terkemuka, ia juga aktif sebagai anggota dewan penyantun anak-anak cacat, pelestarian arsip nasional, dan banyak lagi. 

Dari pernikahannya dengan Yvonne Theresia de Wit, Ferry dikaruniai 3 anak: Ferdinand Rudy Jr, Genia Theresia, dan Cynthia Guedolyn. Sayang, putra pertamanya meninggal dunia saat berusia 21 tahun. Dari kedua putrinya, Ferry mendapat 2 orang cucu. Selain kehebatannya sebagai atlet, Ferry dikenal para pecinta olahraga karena rambut putih yang menjadi ciri khasnya. Pria keturunan belanda ini memang berambut putih sejak usianya baru 18 tahun. 


Pejuang olahraga Indonesia ini wafat di RS MMC, Jakarta pada tanggal 20 November 2003 akibat kanker darah yang dideritanya. Saat itu ia masih menjabat Ketua Jiu-Jitsu Club Indonesia (JCI)

Prestasi:
- Juara Malayan Open 1955
- Juara Dutch Open 1955
- Juara Dutch Open 1956
- Juara Dutch Open 1957
- Juara French Open 1957
- Juara World's Invitational Tourney, Skotlandia 1957
- Juara Dutch Open 1958
- Juara Piala Thomas 1958 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Dutch Open 1959
- Juara German Open 1959
- Juara 2 All England 1959
- Juara Dutch Open 1960
- Juara German Open 1960
- Juara French Open 1960 
- Juara Dutch Open 1961
- Juara Piala Thomas 1961 (bersama Tim Indonesia)
- Juara Canadian Open 1962
- Juara US Open 1962
- Juara Piala Thomas 1964 (bersama Tim Indonesia)

Penghargaan:
- Knighthood dari Gereja Katholik Roma (1972)
- FIABCI Medal Honour Melbourne (1988)
(MGH/Foto: REI)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar