Tahun 2013, Nini, demikian dara cantik ini biasa disapa, merintis usaha puding Puyo bersama sang kakak Adrian Christopher Agus dari dapur rumah orangtua mereka. Bermodal resep karya sang ayah yang memang hobi memasak uang Rp 5 juta, Nini dan Adrian membuat puding, memasarkan lewat instagram, hingga mengantar sendiri pada para pemesan. Siapa sangka hanya dalam 5 tahun usaha mereka berkembang pesat. Kini Nini dan Adrian sudah punya ratusan karyawan dan berkantor di gedung 3 lantai yang cukup nyaman di Tangerang Selatan. Yang lebih membangggakan, tahun ini Nini dinobatkan majalah bisnis internasional Forbes sebagai salah 1 dari 30 pengusaha berusia di bawah 30 tahun yang paling sukses di Asia tahun 2018 ini. Tidak hanya Nini, sang kakak Adrian juga masuk dalam daftar Forbes 30 Under 30 Asia 2018 itu.
Berbagi tugas dengan sang kakak, putri pasangan Paul dan Linda Agus ini menangani pemasaran, kampanye, dan desain Puyo. Hebatnya, meski sempat tinggal cukup lama di Australia semasa kecilnya, kampanye-kampanye yang dirancang Nini kental nuansa sosial untuk semua masyarakat. Meskipun Puyo masih dipasarkan di mal-mal Jabodetabek dan Bandung, kampanye yang dilakukan justru banyak di daerah pedalaman Indonesia. Patut diacungi jempol, kampanye dilakukan setiap tahun dan tanpa menaikkan harga. Jadi semua kampanye yang dilakukan tidak membebani konsumen, namun dipotong dari keuntungan yang didapat. Kampanye-kampanye yang sudah dilakukan Puyo terutama untuk pelestarian binatang yang hampir punah dan pendidikan anak-anak tidak mampu dan di daerah terpencil. Ini menurut Nini, karena ia dan Adrian sangat peduli pada nasib binatang dan pendidikan anak-anak miskin. Agar kampanye yang diluncurkan lebih kencang gaungnya, Nini berstrategi menggandeng artis ternama seperti Vidi Aldiano dan Chelsea Islan.
Keinginan untuk selalu berbagi dengan sesama, menurut Nini, ditanamkan oleh orang tuanya sejak ia dan Adrian masih kecil. "Sejak kecil, orangtua menanamkan bahwa jika kita diberkati, maka kita juga harus memberkati orang. Puji Tuhan ketika kami diberi kesempatan untuk punya Puyo, sebisa mungkin kami bisa give back. Sesimple itu," jelas gadis kelahiran Jakarta, 5 Maret 1994 yang meraih gelar sarjana dari Universitas Prasetya Mulia Jakarta ini.
Meskipun bukan penganut agama Islam, Nini dan Adrian sejak awal mendirikan Puyo hingga sekarang selalu menyeponsori acara-acara sahur dan buka puasa anak yatim piatu yang diadakan berbagai perusahaan maupun teman-teman mereka. Berbagi dengan tulus tanpa sekat warna kulit, ras maupun kepercayaan, menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan, itulah yang seharusnya diteladani dari Nini dan Adrian.Ini baru anak muda kebanggaan Indonesia!(mgh/foto: istimewa)
Berbagi tugas dengan sang kakak, putri pasangan Paul dan Linda Agus ini menangani pemasaran, kampanye, dan desain Puyo. Hebatnya, meski sempat tinggal cukup lama di Australia semasa kecilnya, kampanye-kampanye yang dirancang Nini kental nuansa sosial untuk semua masyarakat. Meskipun Puyo masih dipasarkan di mal-mal Jabodetabek dan Bandung, kampanye yang dilakukan justru banyak di daerah pedalaman Indonesia. Patut diacungi jempol, kampanye dilakukan setiap tahun dan tanpa menaikkan harga. Jadi semua kampanye yang dilakukan tidak membebani konsumen, namun dipotong dari keuntungan yang didapat. Kampanye-kampanye yang sudah dilakukan Puyo terutama untuk pelestarian binatang yang hampir punah dan pendidikan anak-anak tidak mampu dan di daerah terpencil. Ini menurut Nini, karena ia dan Adrian sangat peduli pada nasib binatang dan pendidikan anak-anak miskin. Agar kampanye yang diluncurkan lebih kencang gaungnya, Nini berstrategi menggandeng artis ternama seperti Vidi Aldiano dan Chelsea Islan.
Keinginan untuk selalu berbagi dengan sesama, menurut Nini, ditanamkan oleh orang tuanya sejak ia dan Adrian masih kecil. "Sejak kecil, orangtua menanamkan bahwa jika kita diberkati, maka kita juga harus memberkati orang. Puji Tuhan ketika kami diberi kesempatan untuk punya Puyo, sebisa mungkin kami bisa give back. Sesimple itu," jelas gadis kelahiran Jakarta, 5 Maret 1994 yang meraih gelar sarjana dari Universitas Prasetya Mulia Jakarta ini.
Meskipun bukan penganut agama Islam, Nini dan Adrian sejak awal mendirikan Puyo hingga sekarang selalu menyeponsori acara-acara sahur dan buka puasa anak yatim piatu yang diadakan berbagai perusahaan maupun teman-teman mereka. Berbagi dengan tulus tanpa sekat warna kulit, ras maupun kepercayaan, menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan, itulah yang seharusnya diteladani dari Nini dan Adrian.Ini baru anak muda kebanggaan Indonesia!(mgh/foto: istimewa)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar