Kamis, 13 September 2018

SALMAN ARISTO : PENGHARGAAN DARI IRAN


Siapa tak kenal Salman Aristo. Mengawali karir sebagai wartawan film, Salman kemudian mengundurkan diri dari pekerjaan kantorannya untuk bekrja lepas sebagai penulis skenario film. Meski sempat mengalami masa-masa sulit, Salman berhasil melewati semua itu dan kini menjadi penulis skenario film paling sukses di Indonesia. Ia bahkan melebarkan sayap sebagai sutradara dan produser film. Salman memang memiliki kelebihan bisa meramu film yang komersil sekaligus berkualitas. Meskipun ia mengakui tidak tahu apa sebenarnya rumus film yang laku. Beberapa filmnya sendiri, menurut Salman, gagal mencetak box office di pasar nasional. Apapun, kualitas karyanya telah diakui internasional dengan penghargaan Best Screenplay dari International Festival of Film for Children and Young Adults di Iran tahun 2011. Salman meraih penghargaan itu berkat film Sang Pemimpi yang digarapnya bersama Riri Riza dan Mira Lesmana. 

Salman Aristo, pria Minang kelahiran Jakarta 13 April 1976, adalah alumni Fakultas Ilmu Komunikasi (Fikom) Universitas Padjadjaran. Menikah dengan Ginatri S.Noer yang juga penulis skenario  film laris, Salman dan Gina dikaruniai 2 buah hati: Biru Langit Fatiha serta Akar Rindu Furqan. Berharap lebih banyak penulis cerita film, Salman mendirikan Wahana Kreator Plotpoint di Cipete, Jakarta Selatan. Salman mengistilahkan kantornya ini sebagai pabrik cerita. Ya, karena di sinilah para penulis berkumpul, berdiskusi, menulis, berkarya. Salman mentransfer ilmu dengan pendamingan dan konsultasi, dan setiap akhir pekan diadakan workshop menulis. Tidak hanya menulis skenario, tapi juga novel, kritik film, apa saja ide yang ingin ditulis! Untuk yang tidak bisa datang langsung ke Plotpoint, Salman juga sudah menulis buku tentang cara mewujudkan ide ke dalam naskah film. Sang istri Gina, juga ikut berbagi ilmu di Plotpoint. 

Tapi tidak hanya ada para penulis di Plotpoint. Para kucing juga bebas keluar masuk kantor para insan kreatif itu. Jangan heran, Salman dan para penulis keatif di Plotpoint semua penyayang kucing. Jadi tidak aneh lagi kalau di markas Plotpoint para kucing tanpa takut bebas menjelajahi seluruh ruangan dan....kucingnya pada gendut-gendut. Namanya juga kucing di sarang penyayang kucing. (mgh/foto: Hai Online)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar