Sabtu, 25 Agustus 2018

WIBOWO SUSETIO : PATRIOTISME DI ASIAN GAMES 1954


Alkisah, pada tahun 1954 Indonesia mengikuti perhelatan Asian Games di Manila. Salah satu atlet Indonesia yang dikirim sebagai wakil bangsa adalah Wibowo Susetio, atlet angkat besi kelas ringan. Ketika bertanding di final, Wibowo tampil tanpa kehadiran seorangpun teman dan pendukung karena semua anggota kontingen Indonesia menonton kesebelasan Indonesia yang juga sedang bertanding. Meski tanpa pendukung, Wbowo berhasil memenangkan medali perunggu. Saat upacara penyerahan medali, Wibowo melihat bendera Indonesia dipasang terbalik. Tanpa mempedulikan aba-aba musik sudah diberikan, Wibowo berteriak lantang, "STOP!" kemudian langsung turun menghampiri petugas dan menjelaskan kalau bendera Indonesia terbalik. Petugas pemasang bendera yangmerasa malu kemudian berkali-kali minta maaf pada Wibowo. 

Lahir dengan nama Thio Ging Hwie di Yogyakarta pada 29 November 1923. Dikenal juga dengan nama Eric Thio Ging Hwie. Wibowo tergolong terlambat menekuni angkat besi karena baru pada usia 20 tahunan, saat ia mengikuti latihan kemiliteran Seinan Dozyo di Tangerang. Waktu itu tahun 1944, saat penjajahan Jepang. Wibowo dan teman-temannya berlatih angkat besi dengan roda kereta api bekas. Toh dengan segala keterbatasan itu ia mampu berprestasi di tataran internasional. Wibowo menikah dengan Yap Lian Nio, gadis Tangerang, dan dikaruniai 7 putra yang semuanya menekuni olahraga angkat besi. Wibowo Susetio tutup usia tahun 1989 di Jakarta, pada usia 66 yahun.

Prestasi:
- Medali perunggu angkat besi Asian Games Manila 1954
(mgh/fto: Wiki Tree)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar