Tak banyak yang tahu, musisi senior Taiwan ini berasal dari Medan. 'Pak Sofie', begitu ia biasa dipanggil, bahkan mengecap pendidikan di Medan hingga tamat SMA. Saat usianya 20 tahun, ia baru pindah ke Taiwan dengan niat melanjutkan kuliah (1978). Tak disangka, jalan hidup justru membawanya ke dunia musik hingga kini menjadi musisi dan music director ternama di Taiwan.
Persentuhan Pak Sofie dengan dunia musik sudah dimulai di tahun ke-3 di Taiwan (1980). Ia kemudian membentuk grup musik Yuko Lili bersama beberapa musisi Taiwan. Sukses besar! Bahkan salah satu album mereka terjual tak kurang dari 1 juta kopi di seluruh Asia (1991). Kesuksesan materi langsung mengikuti setelahnya. Namun itu tak membuat Pak Sofie puas. Sebagai musisi, ia lebih menginginkan kesuksesan dan kebebasan berkarya. Maka iapun keluar dari Yuko Lili untuk bersolo karir. Setelah album pertamanya dilempar ke pasaran (1994), Pak Sofie semakin memantapkan posisi sebagai musisi papan atas Taiwan. Hingga kini, ia telah merekam 10 album dan masih aktif di blantika musik Taiwan. Tak hanya menghibur penikmat musik secara audio, iapun sering tampil di TV Taiwan hingga kini.
Karirnya sebagai musisi mapan di Taiwan menuntut Pak Sofie bermukim di sana. Sementara statusnya sebagai WNI membuatnya harus sering mondar-mandiri mengurus masalah keimigrasian. Jelas sangat merepotkan, apalagi bagi musisi papan atas yang jadwalnya amat padat. Karena itu pak Sofie akhirnya pindah kewarganegaraan ke Taiwan. Apalagi sang istri juga wanita Taiwan. Meski demikian, sampai sekarang Pak Sofie masih fasih berbahasa Indonesia. Iapun masih bisa menyanyikan lagu-lagu pop Indonesia, seperti yang jadi favoritnya 'Sepanjang jalan Kenangan' dari Tetty Kadi. (MGH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar