Totalitasnya sebagai pesepakbola ditunjukkan dengan selalu berusaha mempersiapkan diri dalam segala hal, termasuk aspek non teknis. Saat akan memperkuat Indonesia All Star Team (IAST) ke ajang Intesa Sanpaolo Cup ke Milan (Italia) akhir tahun lalu, Adnan tak hanya berlatih dengan keras namun juga membiasakan fisiknya menghadapi cuaca dingin Italia. Caranya, selama pelatihan di Ragunan ia selalu tidur telanjang dada tepat di bawah AC yang distel dingin! Adnan mengatakan, ia tak mau performanya di Milan terganggu cuaca dingin. Hasilnya, Adnan turut menyumbang beberapa gol saat IAST tampil di Milan dan Indonesia sukses besar mempertahankan gelar juara. Dalam laga uji coba, IAST bahkan sukses menumbangkan AC Milan Junior yang sebelumnya tak pernah terkalahkan.
Saat IAST tampil melawan AC Milan Junior, Adnanpun tampak menonjol di lapangan hijau. Permainan cemerlangnya tak mampu diredam para pemain AC Milan Junior yang saking putus asanya, berkali-kali men-tackle keras Adnan hingga shin pad-nya patah!
Berlatar belakang keluarga sederhana, Adnan sudah gemar bermain bola sejak kecil. Awalnya, ia bermain sendiri dengan bola kasti di dalam rumah. Meja dimanfaatkan Adnan sebagai gawang. Walhasil, tak sedikit barang-barang di dalam rumah yang rusak, termasuk 'gawang' dadakannya. Sang ibupun marah dan melarang Adnan bermain bola. Tapi larangan selalu dicabut kalau Adnan sudah memperbaiki meja. Setelah lebih besar, Adnan berlatih bola di kolong rumah panggungnya sebelum kemudian 'naik kelas' ke lapangan di samping rumahnya.
Putra pengemudi truk elpiji ini lahir di Makassar, 3 November 1997. Sulung dari 3 bersaudara, ia mulai masuk SSB sejak kelas 5 SD. Karena tidak ada SSB di dekat rumahnya, Adnan harus naik angkot selama 1 jam dari rumahnya ke SSB, 4 kali seminggu. Tekadnya yang kuat untuk menjadi pesebakbola profesional akhirnya direstui orangtuanya setelah Adnan lolos masuk IAST sebagai gelandang. (MGH/Foto:M.Rusmin)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar