Kamis, 14 Juni 2012

DAUD YORDAN : JUARA DUNIA TINJU YANG HOBI DENGAR MUSIK


Inilah juara dunia tinju terbaru dari Indonesia yang baru menggondol gelar Juara Dunia kelas bulu IBO awal Mei lalu. Nama julukannya The Stone, tapi biasa dipanggil Cino. Nama terakhir ini diberikan mantan pelatihnya yang asal Kuba, Carlos Jesus Renate Tores, karena wajah Cino yang khas oriental. Cino memang mempunyai darah Cina dari ayahnya, Hermanus Lay Tjun yang petani karet di simpang Dua Ketapang (Kalimantan Barat). Sementara ibunya, Nathalia, asli Dayak. 

Lahir di Ketapang tanggal 10 Juni 1987, Cino anak ke-3 dari 4 bersaudara, semuanya laki-laki. Sejak umur 6 tahun, ia telah berlatih tinju bersama kakak-kakak dan adiknya. Hebatnya, 4 bersaudara ini semuanya menjadi atlet tinju, meski hanya Cino yang tetap menekuni tinju profesional hingga kini. Adiknya, Yohanes, berhenti bertinju setelah menjadi polisi. Sementara kakak tertuanya, Damianus, kini menjadi pelatih Cino. Damian David Marchiano menjadi korban Cino berikutnya. Petinju asal Argentina itu dikanvaskan Cino pada perebutan sabuk WBO kelas bulu Asia-Pasifik di Jakarta (2010). 

Prestasi internasionalnya diawali di Singapura saat ia meng-KO petinju Muangthai, Narong Sor Chitralada (2006). Setahun kemudian, Cino merebut sabuk WBO Asia-Pacific Youth setelah menjatuhkan petinju Filipina, Reman Salim. Terus melaju, Cino makin tak terbendung dengan mengalahkan Antonio Meza asal Mexico di MGM Grand, Las Vegas (Amerika Serikat, 2008). Damian David Marchiano menjadi korban Cino berikutnya. Petinju asal Argentina itu dikanvaskan Cino pada perebutan sabuk WBO kelas bulu Asia-Pasifik di Jakarta (2010).  Bahkan, Damian hanya mampu bertahan selama 19 detik melawan Cino! Tak puas, Cino menantang juara Asia-Pasifik kelas bulu IBO, Frankie Archuletta asal Amerika Serikat. Dalam pertandingan yang dilakukan di depan publiknya sendiri, Frankie dijatuhkan Cino pada ronde ke-4 (2011). Dan yang terakhir, pertandingan perebutan gelar juara dunia kelas bulu IBO melawan Lorenzo Villanueva dari Filipina awal Mei lalu di Marina Bay Sands, Singapura. Hasilnya sudah kita ketahui, Cinolah juaranya!

Di waktu luangnya, petinju bertinggi 170 cm ini suka mendengarkan lagu-lagu pop Indonesia. Yang juga patut menjadi teladan, meski berlatih keras dan terus mengejar prestasi internasional sejak usia dini, Cino tetap tak mengabaikan pendidikannya. Ia berhasil menyelesaikan pendidikan formalnya di SMAN Ragunan, Jakarta Selatan.(MGH/Foto:Koleksi Pribadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar