Jumat, 08 Juni 2012

LULUT WAHYUDI : JAWARA MOTOR CUSTOM JEPANG



Awalnya ia mengenal modifikasi motor atau custom dari membaca buku dan berbagai artikel. Kemudian tertarik meutak-atik motor sang ayah. Kini, kemahirannya  memodifikasi motor terbukti dengan suksesnya motor-motor karyanya menyabet penghargaan dalam kontes motor custom internasional. Sebut saja Best People Choice  dalam All Japan Custom Bike Builders Championship di Jepang (2010) dan MMotor Terbaik dengan predikat Guest of Honor dalam Mooneyes Yokohama Hot Rod Custom Show (2011).


Lulus kuliah tahun 2000, Lulut langsung terjun total ke dunia modifikasi motor, khususnya motor besar jenis American V Twin dan British Bike. Didirikannya bengkel kecil, Retro Classic Cycles yang bermarkas di garasi. Saat itu, Lulut hanya dibantu seorang karyawan. Uniknya, tak hanya memodifikasi motor secara teknis, Lulutpun memberi sentuhan seni pada karya-karyanya. Sebut saja Kyai Perkoso, salah satu karyanya yang dianugerahi penghargaan di Jepang 2 tahun lalu. Bodi dan tangki Kyai Perkoso dihiasi motif batik. Sedangkan bagian mesinnya makin gagah dengan ukiran relief Candi Prambanan.


Namun ada yang mengganjal bagi Lulut. Ia mengamati dominasi motor impor di pasar Indonesia sudah teramat keterlaluan. Tingginya penjualan motor di Indonesia hanya sedikit membawa kemaslahatan bagi Indonesia karena keuntungan terbesar jelas mengalir ke negara-negara produsen motor. Lulut berfikir, andai di dalam negeri dibangun industri-industri motor yang dikerjakan bangsa Indonesia sendiri, tentu industri otomotif nasional akan tumbuh sehingga impor motor dalam dikurangi.


Berangkat dari pemikiran itulah pada tahun 2006 Lulut dan beberapa builder (sebutan bagi penggiat motor custom) mengajukan izin perakitan pada Kementerian Perindustrian dan Perdagangan. Sayangnya ditolak dengan alasan bengkel milik para builders terlalu kecil! 


"Kita sudah memiliki industri pengecoran logam, pembuatan bodi motor, suku cadang, dan sebagainya. Kemampuan kita dalam mendesain motor juga sudah diakui luar negeri. Jadi mengapa tidak membuat industri motor sendiri?" cetus Lulut. 


Tak patah arang, Oktober tahun ini Lulut akan menggelar acara Kustomfest 2012 di Yogyakarta. Ini merupakan ajang aneka penggiat custom mulai sepeda, motor, mobil, hingga musik. Lulut sadar, industri custom apapun bisa mengangkat ekonomi masyarakat. "Kami para pelaku tidak butuh subsidi khusus. Kami hanya perlu fasilitas dan dukungan pemerintah,"tegas Lulut lagi.


Lulut menjelaskan, hingga sekarang sebagian besar suku cadang modifikasi masih diimpor. Padahal dari sekrup dan baut saja, miliaran bahkan triliunan rupiah megalir ke negara-negara importir setiap bulannya. Ironis, karena sebenarnya putra-putra Indonesia sudah bisa membuat suku cadang sendiri, tidak hanya mur dan baut tapi juga yang lebih rumit lagi. Selain sibuk mempersiapkan Kustomfest, Lulut tetap berkarya di bengkel miliknya, Retro Classic Cycles di Jl. Baciro, Yogyakarta. (MGH/www.otofinance.co.id)

2 komentar: