Bagi sebagian orang, tinggal di luar negeri merupakan impian bahkan ukuran kesuksesan. Namun bagi dara berwajah bule ini tiada yang lebih indah selain tinggal di Indonesia. Meskipun ketenaran dan kesuksesan di bidang musik telah diraih di negeri orang, kenangan dan cinta yang amat dalam pada negeri kelahiran memanggilnya pulang ke Indonesia. Padahal ialah pemenang German Idol 2001 yang meraih sukses di industri musik Jerman lewat singles Boom Boom dan I Miss U.
Millane Fernandez dara cantik berdarah campuran Jawa dari ayah dan Jerman dari ibu, lahir di Jakarta tanggal 23 Juli 1988. Dari kedua orang tuanya, Millane mewarisi darah seni. Sang ibu yang pelukis adalah penari salsa di masa mudanya. Sedangkan sang ayah sempat ngeband semasa masih kuliah. Bakat alam dari kedua orangtua ditambah pendidikan musik formal di Hamburg College of Music menjadikan Millane penyanyi yang komplet. Tak hanya indah bernyanyi, iapun mahir memainkan saksofon, menari, bahkan menulis lagu.
Millane, bungsu dan satu-satunya wanita dari 3 bersaudara. Berpenampilan Eropa di luar, Millane sangat Indonesia di dalam. Soal makanan misalnya, Millane lebih menyukai makanan Indonesia. Apalagi kalau disodori makanan kesukaannya: rawon dan nasi uduk Kebon Kacang. Kalau disuruh memilih camilan tradisional Indonesia atau asing, Millane pasti memilih yang asli Indonesia. Ia akrab benar dengan camilan Indonesia seperti klepon, wajik, tape uli, atau kacang hijau. Soal selera makanan boleh jadi karena sejak kecil Millane dan kakak-kakaknya terbiasa menyantap hidangan asli Indonesia. Ini karena sang ibu yang asli Jerman memang pecinta makanan Indonesia dan selalu menghidangkan hanya makanan Indonesia untuk keluarganya. Hasilnya, kecintaan sang ibu pada makanan Indonesia menurun pada Millane. Sang ibu pula yang memasukkan Millane ke sanggar tari Bali saat baru 5 tahun. Tak heran, meski lincah menari hip hop, Millane luwes pula menari Bali hingga kini. Di salah satu video klipnya, ia bahkan tampil memamerkan kebisaannya menari Bali.
Tak hanya soal makanan. Kebiasaan Millane banyak yang lebih Indonesia daripada kebanyakan orang Indonesia. Semasa sekolah di Bogor misalnya, ia selalu pergi-pulang sekolah naik angkot. Bahkan sampai sekarang ia masih hafal nomor-nomor angkot di Kota Hujan itu. Lidahnyapun fasih berbahasa Sunda. Millane mengikuti keluarganya pindah ke Jerman saat usianya 10 tahun.
Hidup di negara asal sang ibu, rupanya tak membuat Millane betah. Merasa dirinya 100 % Indonesia tanpa ada perbedaan dengan orang Indonesia lain, Millane selalu merindukan negeri kelahirannya. Bahkan setelah kesuksesan sebagai penyanyi di Jerman diraihnya, kerinduannya pada Indonesia justru semakin kuat. Millane rindu lezatnya makanan Indonesia, hangatnya matahari Indonesia, indahnya kenangan semasa di Indonesia. Apalagi Millane telanjur sangat Indonesia. Ia sangat menderita bila musim dingin tiba. Bahkan kena AC-pun ia tak tahan.
"Di Jerman matahari nggak selalu bersinar. Suasananya moody. Suasana orang lebih positif di Indonesia dibanding di Jerman. Aku merasa di Indonesia siapapun itu mensyukuri apa yang mereka punya," tutur gadis bertinggi-berat 166 cm/48 kg.
Millane mantap kembali ke Indonesia setelah salah seorang kakaknya, Nino, pulang ke Indonesia dan bekerja di dunia hiburan sebagai pembawa acara TV juga pemain film. Kini, Millane tinggal di Kemang, Jakarta Selatan. Dalam bermusik ia memilih jalur indie dengan label Molfire Records miliknya. Di luar bermusik, Millane gemar berolahraga utamanya sepak bola dan lari. Istimewanya, berbeda dengan kebanyakan wanita yang mengaku gemar sepak bola tapi cuma ikut-ikutan atau sekedar suka menonton para pemain prianya, Millane memang suka bermain sepak bola sejak kecil. Posisi favoritnya: kiper. Tak heran, Millane sering menderita luka. Tak kurang ada 17 jahitan plus 3 bekas luka sobek di tubuhnya. Tetap, ia seorang gadis muda yang fasih merawat diri dan merias wajahnya yang aslinya memang sudah cantik.(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)
Millane, bungsu dan satu-satunya wanita dari 3 bersaudara. Berpenampilan Eropa di luar, Millane sangat Indonesia di dalam. Soal makanan misalnya, Millane lebih menyukai makanan Indonesia. Apalagi kalau disodori makanan kesukaannya: rawon dan nasi uduk Kebon Kacang. Kalau disuruh memilih camilan tradisional Indonesia atau asing, Millane pasti memilih yang asli Indonesia. Ia akrab benar dengan camilan Indonesia seperti klepon, wajik, tape uli, atau kacang hijau. Soal selera makanan boleh jadi karena sejak kecil Millane dan kakak-kakaknya terbiasa menyantap hidangan asli Indonesia. Ini karena sang ibu yang asli Jerman memang pecinta makanan Indonesia dan selalu menghidangkan hanya makanan Indonesia untuk keluarganya. Hasilnya, kecintaan sang ibu pada makanan Indonesia menurun pada Millane. Sang ibu pula yang memasukkan Millane ke sanggar tari Bali saat baru 5 tahun. Tak heran, meski lincah menari hip hop, Millane luwes pula menari Bali hingga kini. Di salah satu video klipnya, ia bahkan tampil memamerkan kebisaannya menari Bali.
Tak hanya soal makanan. Kebiasaan Millane banyak yang lebih Indonesia daripada kebanyakan orang Indonesia. Semasa sekolah di Bogor misalnya, ia selalu pergi-pulang sekolah naik angkot. Bahkan sampai sekarang ia masih hafal nomor-nomor angkot di Kota Hujan itu. Lidahnyapun fasih berbahasa Sunda. Millane mengikuti keluarganya pindah ke Jerman saat usianya 10 tahun.
Hidup di negara asal sang ibu, rupanya tak membuat Millane betah. Merasa dirinya 100 % Indonesia tanpa ada perbedaan dengan orang Indonesia lain, Millane selalu merindukan negeri kelahirannya. Bahkan setelah kesuksesan sebagai penyanyi di Jerman diraihnya, kerinduannya pada Indonesia justru semakin kuat. Millane rindu lezatnya makanan Indonesia, hangatnya matahari Indonesia, indahnya kenangan semasa di Indonesia. Apalagi Millane telanjur sangat Indonesia. Ia sangat menderita bila musim dingin tiba. Bahkan kena AC-pun ia tak tahan.
"Di Jerman matahari nggak selalu bersinar. Suasananya moody. Suasana orang lebih positif di Indonesia dibanding di Jerman. Aku merasa di Indonesia siapapun itu mensyukuri apa yang mereka punya," tutur gadis bertinggi-berat 166 cm/48 kg.
Millane mantap kembali ke Indonesia setelah salah seorang kakaknya, Nino, pulang ke Indonesia dan bekerja di dunia hiburan sebagai pembawa acara TV juga pemain film. Kini, Millane tinggal di Kemang, Jakarta Selatan. Dalam bermusik ia memilih jalur indie dengan label Molfire Records miliknya. Di luar bermusik, Millane gemar berolahraga utamanya sepak bola dan lari. Istimewanya, berbeda dengan kebanyakan wanita yang mengaku gemar sepak bola tapi cuma ikut-ikutan atau sekedar suka menonton para pemain prianya, Millane memang suka bermain sepak bola sejak kecil. Posisi favoritnya: kiper. Tak heran, Millane sering menderita luka. Tak kurang ada 17 jahitan plus 3 bekas luka sobek di tubuhnya. Tetap, ia seorang gadis muda yang fasih merawat diri dan merias wajahnya yang aslinya memang sudah cantik.(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar