Rabu, 25 Juni 2014

LIES MARCOES : PRESTASI BERKAT SUAMI


Sering disebut sebagai Lies Marcoes-Natsir karena bersuami Ismed Natsir, seorang penulis, Lies adalah peneliti dan aktivis senior di Fahmina Institute yang gencar menyuarakan hak-hak perempuan. Telah banyak buah pemikirannya yang dibukukan dan terbit di luar negeri terutama Belanda, Australia, dan Amerika Serikat. 

Liespun sering diundang sebagai pembicara dalam diskusi ilmiah tentang hak-hak perempuan di berbagai negara. Tahun lalu Lies  dianugerahi Opus Prize, penghargaan di bidang kemanusiaan dari organisasi nirlaba yang bermarkas di Ameika Serikat Opus Foundation. Selain penghargaan, Lies berhak atas hadiah uang sebesar 75.000 dollar AS. 

Punya nama asli Lies Mustafsirah Maroes, anak ke-7 dari 9 bersaudara ini lahir 17 Februari 1958 di Ciamis (Jawa Barat). Bibit sebagai aktivis rupanya telah tumbuh sejak di lingkungan keluarga. Ayah dan salah seorang kakaknya adalah aktivis Muhammadiyah. Untuk menafkahi keluarga, sang ayah bekerja sebagai petani sementara ibunya berdagang. Lies mendapat gelar MA di bidang Antropologi Kesehatan dari Universitas Amsterdam (Belanda) dan pernah bekerja di The Asia Foundation. Kini ia aktif sebagai konsultan independen berbagai lembaga internasional. 

Bulan lalu Lies meluncurkan buku "Menolak Tumbang: Narasi Perempuan Menolak Pemiskinan" yang merupakan hasil penelitian selama setahun di 9 propinsi seluruh Indonesia. Edisi bahasa Inggris buku ini sedang dalam tahap penyelesaian dan dijadwalkan akan diluncurkan di 3 kota di Australia September nanti. 

Meski prestasinya sebagai peneliti telah mendunia, Lies tetaplah seorang istri yang menghargai suami. Dalam banyak kesempatan ia selalu memuji peran sang suami yang begitu mendukungnya hingga mencapai karir sehebat sekarang. Memiliki suami penulis yang bekerja di rumah dirasakan Lies sangat membantunya berkonsentrasi pada karir sebagai peneliti yang sering tak kenal waktu. Dengan Ismed di rumah yang mendidik ketiga anak mereka, Lies menjadi lebih tenang dan kuat menekuni pekerjaannya.
(MGH/Foto: Berkley Center)

1 komentar: