Minggu, 08 Juni 2014

KEBERAGAMAN INDONESIA HADIR DI VATIKAN

Presiden Vatikan Kardinal Giuseppe Bertello
di Pameran Kebudayaan Indonesia
"Saya memang belum pernah mengunjungi Indonesia. Tapi dari teman-teman dan literatur saya mendapat banyak informasi tentang Indonesia. Kami menaruh hormat yang tinggi atas keharmonisan dalam masyarakat Indonesia yang begitu majemuk. Sungguh tidak mudah mengelola masyarakat dengan keberagaman yang begitu besar. Namun Indonesia terbukti bisa! Ini menjadi contoh yang baik bagi masyarakat dunia!" demikian antara lain sambutan Presiden Vatican City Kardinal Giuseppe Bertello ketika membuka pameran kebudayaan Indonesia 'Indonesian Temporary Exhibition' di Museum Vatikan (13/02). 

Acara pembukaan dihadiri sekitar 400 orang undangan termasuk Wakil Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Sapta Nirwandar, Duta Besar Indonesia untuk Vatican City Budiarman Bahar, dan  Direktur Museum Vatikan Prof. Antonio Paolucci. Dipentaskan pula tari Gending Sriwijaya dan Siwa Kandela dari Sumatera Selatan yang bernafaskan budaya Hindu. Meskipun acara pembukaan resmi baru digelar Februari 2014, pameran telah berlangsung sejak Oktober 2013 dan dijadwalkan hingga akhir September tahun ini. Artinya, hampir setahun pameran kebudayaan Indonesia digelar di Museum Vatikan! 

Untuk memberi gambaran keberagaman budaya Indonesia, ditampilkan ratusan artefak yang dibagi 3 jenis: karya seni, keindahan alam, dan kebudayaan. Artefak-artefak tersebut merupakan sebagian kecil dari 1.135 artefak tentang Indonesia milik Museum Etnologi Vatikan. Semua merupakan cenderamata yang dibawa para misionaris Eropa sepulang bertugas di Indonesia dan kenang-kenangan dari pemerintah Indonesia untuk para pejabat Vatikan dan Paus. 

Apa saja artefak-artefak itu? Ada replika Candi Borobudur yang dibawa 2 misionaris Belanda tahun 1920, ukiran kayu karya suku Asmat, puluhan patung perunggu dewa-dewa Hindu dan Buddha dari abad ke-8 dan 14, wayang beber, Al Qur'an mini dari abad ke-19, foto-foto dan lukisan rumah adat suku-suku di Indonesia, foto-foto keindahan alam serta upacara adat seperti Ngaben dan Galungan di Bali. Tak ketinggalan foto-foto  yang menggambarkan keberagaman tradisi masyarakat Indonesia seperti suasana Lebaran, membatik, menenun, dan banyak lainnya yang mewakili kekayaan budaya ratusan suku dan beragam agama di Indonesia! Koleksi tertua yaitu 40 patung dewa Hindu dan Buddha sumbangan Uskup Eugene Tisserant. 

"Artefak etnologi tidak hanya penting sebagai benda seni bersejarah tapi juga menjadi lambang harmoni keberagaman masyarakat Indonesia. Sikap saling menghargai dan menghormati yang berkembang dalam masyarakat Indonesia selama ini menjadi bagian terpenting dari promosi perdamaian," tutur Nicola Mapelli, kurator Museum Etnologi Vatikan. 

Digelarnya pameran Indonesia di Museum Vatikan jelas membanggakan karena museum ini merupakan salah 1 yang terbaik di dunia dan dikunjungi sekitar 25 ribu orang dari seluruh dunia tiap harinya! Lebih istimewa, sejak didirikan Paus Julius II di abad 16 hanya 6 negara termasuk Indonesia yang bisa berpameran di sana. Tentu ini juga berkat peran besar mantan Dubes RI untuk Vatikan, Suprapto yang sejak 2012 aktif melobi pihak Museum Vatikan, tokoh-tokoh penting Tahta Suci, hingga Sri Paus sendiri. 

Tapi ternyata bukan hanya Indonesia yang berbangga. Stevania Pandozy. Ketua Tim Restorasi Artefak Indonesia juga mengungkapkan kekagumannya pada budaya Indonesia yang kaya, majemuk, dan harmonis."Karena itulah kami bekerja dengan penuh gairah dan bangga sebab turut berkontribusi dalam pelestarian kebudayaan Indonesia,"jelasnya. 

Untuk sahabat yang berada di Vatikan dan sekitarnya, pameran ini bisa menjadi pengobat rindu pada Tanah Air. Hingga akhir September nanti, Indonesia siap menyapa Anda setiap hari di bagian depan  Museum Etnologi di kompleks Museum Vatikan. Mencari lokasinyapun tidaklah sulit. Selain menempati  area paling depan seluas 400 meter persegi, dekorasi khas Bali dengan tulisan "Indonesia, Land of Harmony" akan mudah dikenali. (MGH/Foto: Kemlu RI)

1 komentar: