Pecinta perhiasan pasti kenal John Hardy, salah satu merek ternama kelas dunia yang gerainya ada di pusat-pusat perbelanjaan eksklusif seperti Le Bon Marche Rive Gauche di Paris, Saks Fifth Avenue di New York, atau Harrods di London. Dari namanya, siapa sangka kalau merek ini lahir di Bali dengan seluruh proses mulai desain hingga pembuatannya dikerjakan di Bali pula! Bahkan, semua seri koleksi John Hardy diberi nama-nama Indonesia seperti Naga, Kali, Palu, atau Cinta.
Adalah John Hardy, perancang perhiasan muda asal Kanada yang datang ke Bali di tahun 1975 untuk mempelajari teknik pembuatan perhiasan tradisional. 14 tahun kemudian, John mendirikan perusahaan perhiasan dengan label namanya sendiri. Tahun 1999, Guy Bedarida, seorang perancang perhiasan senior asal Paris bergabung dengan John Hardy. Tahun 2007, John menjual perusahaanya pada Guy dan Damien Dernoncourt. Tetap, kedua pemilik baru memakai merek lama dan konsisten pada teknik tradisional Bali dalam pembuatan setiap perhiasan John Hardy. Ini pula yang menjadi ciri khas John Hardy.
Salah satu teknik dasar pembuatan perhiasan tradisional Bali adalah teknik rantai, yaitu merangkai mata rantai satu per satu. Teknik ini sangat unik karena sudah tidak ditemukan lagi di negara lain. Keunikan teknik tradisional Bali ini digabungkan dengan teknik klasik Eropa dan kontemporer. Hasilnya, perhiasan-perhiasan John Hardy yang unik dan berkelas.
Selain teknik tradisional Bali, Guy juga mengagumi bakat alam para seniman Bali yang luar biasa. Diantara tim kreatifnya, ada yang tadinya tukang kebun dan petugas kebersihan di Bali. Toh dari tangan merekalah tercipta perhiasan John Hardy yang mendunia! Tak kalah penting, mereka tidak mempunyai ego. Guy mengatakan, tim kreatifnya yang saat ini terdiri dari 60 orang saling membagi ide kreatif, hal yang tidak ditemukannya di New York atau Paris.
Sebagai bentuk tanggung jawab pada alam Bali yang telah memberi inspirasi tanpa putus, John Hardy menanam 800.000 batang bambu di Bali. Komitmen inipun dituangkan dalam salah satu koleksinya 'Bamboo'. Pada setiap perhiasan koleksi ini, terukir jumlah batang bambu yang akan ditanam bila perhiasan tersebut terjual.(MGH/Foto: www.harrods.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar