Minggu, 13 Mei 2012

GUY BEDARIDA : TEMUKAN CINTA SEJATI DI BALI



Inilah arsitek di balik kesuksesan merek perhiasan mewah, John Hardy.  Perancang perhiasan berdarah Italia-Perancis yang besar di Florence dan Paris ini telah tinggal di Bali sejak 1999, sejak bergabung dengan John Hardy.  Semula lulusan Instituto Europeo del Design di Roma dan Milan, Italia ini bekerja di Amerika Serikat sebagai perancang beberapa merek perhiasan ternama dunia seperti Boucheron dan Van Cleef and Arpels. Tak sembarangan, Guy merancang pesanan-pesanan khusus para selebritis dunia, kolektor, hingga keluarga kerajaan berbgaai negara. Keputusan penting diambilnya saat memutuskan bergabung dengan tim desain John Hardy dan pindah ke Bali, karena merek perhiasan papan atas ini memang dirancang dan dibuat di Bali. Ternyata, di sinilah Guy menemukan 'cinta sejatinya'.

Tak hanya jatuh hati pada teknik pembuatan perhiasan tradisional Bali, Guy mengagumi bakat alam para seniman perhiasan Bali. "Mereka terlahir sangat berbakat dan benar-benar bisa mengeksekusi pembuatan bentuk apapun!" cetusnya tentang para seniman perhiasan Bali.  Kecintaan dan kekagumannya ditunjukkan Guy dengan selalu mengunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa Bali untuk menamai koleksi-koleksi John Hardy, seperti Hijau Dua, Kali, Palu, ataupun Bedeg.

Pria inilah bersama rekan sejawatnya yang juga asal Perancis, Damien Dernoncourt telah membeli perusahaan John Hardy dari sang pendiri, John Hardy, pada tahun 2007 ini juga selalu memperkenalkan Indonesia pada acara-acara John Hardy di berbagai negara. Saat memperkenalkan koleksi  John Hardy di Rusia (2002) misalnya, Guy juga memperkenalkan Bali dan Indonesia sebagai tempat produksi John Hardy. Hasilnya, media setempat tak hanya memuat liputan tentang koleksi John Hardy, tapi juga informasi tentang Bali dan Indonesia. Media internasional bahkan menyebut John Hardy sebagai perusahaan Bali. 

Sementara untuk para pelanggan John Hardy di Amerika Serikat, Guy selalu mengirim undangan makan siang di John Hardy Bali. Hasilnya, "Sekarang di Bali rata-rata kami mendapat 6-10 tamu per hari yang datang dari Amerika Serikat dan Eropa," jelas Guy. Sebagai orang mode, ia menilai tak sedikit wanita Indonesia yang lebih modis dibandingkan para wanita di Paris atau New York.(MGH/Foto:www.treehugger.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar