Inilah wanita Perancis yang berperan besar mendukung berdiri dan berlangsungnya 'Bengkel 152 Paisley Design', wadah bagi para perajin kecil di desa-desa di Cianjur, Sukabumi, dan Bogor. Selain membantu pemasaran karya para perajin yang berupa alat-alat rumah tangga berbahan alami, Caroline juga turun langsung mencari dana bagi kelangsungan produksi, mencari tempat pameran, sampai menjaga stand saat pameran berlangsung. Bahkan iapun ikut membeli karya para perajin dalam jumlah yanng tidak kecil.
Jauh sebelum terjun langsung membina para perajin kecil, Caroline telah membantu dengan cara selalu membeli produk para perajin untuk dibagikan kepada teman-temannya sesama warga negara asing. Hingga suatu hari di tahun 2011, ia bertemu Andri Dermawan, seorang perajin kecil yang membuat aneka barang dari batok kelapa di satu pameran di Jakarta. Lewat Andri, Caroline berkenalan dengan para perajin kecil lain di sekitar rumah Andri di Cianjur. Dari sinilah terbentuk Bengkel 152 Paisley Design di Kelurahan Solokpandan, Cianjur (Jawa barat). Berkat ide dan lobi Caroline pula, para perajin kecil ini bisa berpameran di Pusat Kebudayaan Perancis. Bersama suaminya, Patrice tobing, Caroline bahkan telah mendirikan yayasan Darius Tobing Foundation yang bergerak dalam kegiatan-kegiatan sosial.
Caroline sudah tinggal selama 7 tahun di Jakarta dalam rangka mengikuti tugas sang suami. Ia tergerak memberdayakan para perajin kecil di pedesaan agar mereka dapat makin berkembang tanpa perlu hijrah ke kota. Caroline berfikir, apabila para perajin gagal di desanya, mereka terpaksa pindah ke kota dan menjadi buruh pabrik.
Desain yang unik dan bahan yang alami merupakan daya tarik utama produk Bengkel 152 Paisley Design. Terbukti, kerajinan mereka selalu menarik minat pembeli. Para warga asingpun banyak membeli, meski sebagian karya mereka seperti sangkar burung atau sapu dari gelagah tidak dikenal fungsinya. Caroline mengatakan, teman-temannya di Perancis memang tidak menggunakan sapu gelagah untuk menyapu lantai, melainkan untuk hiasan dinding.
Soal desain, Caroline aktif memberi masukan. Misalnya, desain tempat makan burung berbentuk rumah kecil dari bambu dan gelagah. Caroline berharap, akan makin banyak orang menggantung rumah burung rancangannya di depan rumah atau taman agar burung bisa makan tapi juga tetap bisa terbang bebas. Semoga. (MGH)
terimakasih haturnuhun kepada mis caroline untuk supportnya kepada pengrajin cianjur
BalasHapus