Senin, 10 Desember 2012

NANCY MARGRIED : PENGUSAHA TANPA KANTOR, RAIH 3 PENGHARGAAN INTERNASIONAL


Melihat fotonya, Sahabat mungkin mengira kita sedang berkenalan dengan seorang model. Tapi, gadis cantik berdarah Batak ini bukanlah model. Di usianya yang masih belia, Nancy telah menduduki pucuk pimpinan Piksel Indonesia, perusahaan kreatif yang didirikannya 5 tahun lalu bersama 2 temannya: Muhammad Lukman dan Yun Hariadi. Bekerja dengan komputer dari rumahnya di Bandung, Nancy lebih bebas mengeksplorasi kreativitasnya hingga menyabet beberapa penghargaan internasional. Piksel Indonesia sendiri merupakan perusahaan yang menjual perangkat lunak untuk para pengrajin batik. Karena berkantor dari rumah, Nancy bisa bekerja dengan efektif tanpa dipusingkan kemacetan, cuaca, ataupun berdandan ribet. Cukup memakai jeans dan kaos saat bekerja, dan sesekali ia bermain dengan kucing kesayangannya, George, untuk sekedar melepas penat. 

Nancy Margried Panjaitan, lahir di Medan, 3 Maret 1979, putri ke-2 dari 4 bersaudara buah hati pasangan P Panjaitan dan Ria Sinurat, bukan berasal dari keluarga pengusaha. Tak heran, kedua orangtuanya sangat mengharap sang putri bekerja sebagai PNS atau karyawati BUMN setelah merampungkan pendidikan di Fakultas Ilmu Komunikasi (FIKOM) Universitas Padjadjaran, Bandung. Hmmm... tipikal umum orangtua Indonesia, bukan? Namun, Nancy yang sempat menjadi karyawati selama beberapa tahun setamat kuliah, menyadari bahwa jiwanya bukan sebagai karyawan. Jiwa petualangannya tak cocok dengan ritme monoton kerja kantoran konvensional. Saat itu, Nancy sudah ingin menjadi pengusaha, meskipun belum tahu di bidang apa dan bagaimana caranya. Hingga suatu hari, saat berkumpul dengan beberapa teman di sebuah cafe, tercetuslah ide untuk patungan usaha perangkat lunak batik. Setelah melewati penelitian selama setahun, berdirilah JBatik dan Batik Fractal yang digawangi Nancy beserta 2 sahabatnya, Lukman yang arsitek dan Yun yang matematikawan. Tidak setengah-setengah, selama penelitian, mereka bertiga rela berkeliling ke pelosok Indonesia untuk mempelajari batik. Modalnya didapat dari hadiah memenangi berbagai kompetisi inovasi.

Dara cantik yang selalu ceria inipun terus berusaha meyakinkan kedua orangtuanya, termasuk memberi pengertian tentang siklus jatuh-bangun dalam setiap usaha. Nancy sangat sadar, tak selamanya bisnis berjalan mulus. Selalu ada masanya saat roda berada di bawah dan terasa sulit bergerak ke atas. Justru itulah yang memberi nilai lebih pada bisnis dibanding bekerja sebagai karyawan. Tantangan yang hanya memanggil mereka yang kreatif dan bermental tangguh, seperti Nancy. 

Penghargaan:
- Asia Pacific ICT Award 2008
- UNESCO Award of Excellence 2008
- International Footwear Design Competition, Shanghai (RRC) 2010
(MGH/Foto:Koleksi Pribadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar