Hampir semua orang di kota besar mengeluhkan kemacetan yang dirasa semakin menganggu. Tapi tak banyak orang tergerak melakukan sesuatu untuk mengatasi masalah bersama itu. Dari yang tak banyak itu, salah seorang adalah Hendry Soesilo, sarjana Ilmu Komputer lulusan University of Manitoba, Kanada, yang mendirikan lewatmana.com, portal informasi lalu lintas dan jalan alternatif real time untuk Jabodetabek, Surabaya, Bandung, dan Bali. Portal ini diharapkan membantu para pengguna jalan melihat lokasi kemacetan dan memilih jalan alternatif untuk menghindarinya. Berkat prakarsanya ini pula, Hendry mendapat penghargaan The Best Use of Technology SparXUp Award (2010) dan The Best Social Impact Netexplorateur Award di Paris (2011) sebagai kreator yang karyanya membawa dampak sosial paling positif bagi masyakat luas, tak hanya mengurangi kemacetan namun juga menekan tingkat stress warga dan mencegah pemanasan global.
Ide membuat portal informasi kemacetan muncul karena pria asal Malang (Jawa Timur) ini membutuhkan waktu 3 jam pergi-pulang antara rumahnya di Kebon Jeruk dengan kantor di Gatot Subroto. Dengan modal Rp 300 juta- Rp 500 juta, ia membuat lewatmana.com dan memasang 20 kamera CCTV di beberapa titik kemacetan kawasan Jabodetabek (2009). Seiring perkembangan, kamera yang dipasang kini berjumlah 106 yang tersebar di Jawa dan Bali. Hasil pantauan kamera-kamera itulah yang dikirim ke server di kantor pusat lewatmana.com dan diteruskan ke website yang bisa diakses secara gratis melalui PC, laptop, maupun ponsel. Di luar itu, Hendri mengajak beberapa perusahaan swasta bekerjasama dengan portalnya. Bahkan, menurut Hendry, kadang NTMC Polripun mengambil gambar dari portalnya. Informasi lalu lintas juga disebarkan Hendry melalui beberapa radio dan jejaring sosial.
Meski hingga kini pemasukan dari portalnya belum bisa membiayai operasional dan gaji 10 karyawan, namun Hendry optimis potensi bisnis ke depannya luar biasa. Pria yang berulang tahun setiap 1 September inipun akan bekerjasama dengan penyedia konten dan operator ponsel untuk mengintegrasikan layanan portalnya. Hendry sendiri sebelum pulang ke Indonesia bekerja pada satu perusahaan perangkat lunak di Amerika Serikat dan membawahi wilayah Asia. Namun, kerinduan pada keluarga membawanya pulang dan menetap di Indonesia hingga kini. (MGH/Foto: Koleksi Pribadi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar