Sabtu, 24 Mei 2014

MUHAMMAD SATRIANUGRAHA : LUTHIER OTODIDAK YANG MENDUNIA


Masih banyak yang belum tahu, Indonesia merupakan salah satu produsen gitar utama dunia. Gitar buatan Indonesia unggul dalam kualitas didukung bahan baku melimpah. Salah satu luthier (ahli membuat dan memperbaiki gitar) kelas dunia asal Indonesia adalah Muhammad Satrianugraha, pria Bandung yang biasa dipanggil Hanung. Selain membuat gitar untuk produsen-produsen gitar di luar negeri, Hanung kini memproduksi gitar dengan merek sendiri, Stranough dan The Tripper. Berbeda dengan luthier lain, Hanung membuat travel guitar atau gitar yang dirancang untuk dibawa bepergian. Tak hanya berukuran kecil hingga bisa disimpan di balik jaket, travel guitar juga dilengkapi dengan energi batere dan headphone agar dapat dimainkan dalam perjalanan.  Ide yang sangat menarik dan kreatif, bukan?

Hebatnya, Hanung belajar sendiri cara membuat gitar dari internet. Itupun bukan karena ia bercita-cita menjadi luthier, tapi karena tak punya cukup uang untuk membeli gitar. Hanung memang suka ngeband sejak sekolah menengah. Alat musik favoritnya, apalagi kalau bukan gitar pinjaman dari teman. Sayang, setelah ia kuliah, tak ada lagi teman yang bisa dipinjam gitarnya. Uang Rp 2 juta pemberian orangtuanya ternyata jauh dari harga gitar idamannya yang Rp 19 juta! Tak putus asa, Hanung belajar sendiri cara membuat gitar hingga berhasil. Melebihi harapannya, Hanung tak hanya membuat gitar untuk diri sendiri, ia bahkan sudah membuka usaha pembuatan gitar saat masih mahasiswa dengan konsumen dari dalam dan luar negeri. Konsumen asing pertamanya, produsen gitar asal Belanda, Lapstick. Hasilnya, travel guitar buatan Hanung meledak di Eropa hingga Lapstick melipatgandakan pesanannya pada Hanung. Kerjasama Hanung dengan Lapstick bahkan langgeng hingga kini. 

Kesuksesan kerjasama dengan perusahaan gitar internasional membuat Hanung makin percaya diri dan mendirikan perusahaan gitar dengan merek sendiri: Stranough. Meskpun berkesan bule, merek itu sebenarnya diambil dari nama belakang Hanung: Satria Nugraha. Tak hanya memproduksi gitar, Hanung juga membuka sekolah pembuatan gitar, kursus gitar, rekam medis gitar, dan konsultasi gratis perbaikan gitar. Belakangan, ia juga membuka cafe di kawasan Surapati, Bandung. Sukses dengan Stranough, lagi-lagi Hanung belum puas. Iapun menawarkan kreasinya yang lain, The Tripper, travel guitar yang lebih praktis dan mudah dibawa. Disamping itu, Hanung juga membuat gitar atas pesanan khusus. Sebagian besar pembuatan masih dengan tangan. Mesin hanya digunakan untuk meningkatkan presisi.

Meskipun sudah mempunyai perusahaan gitar sendiri, Hanung tetap menjaga kepercayaan Lapstick dengan hanya membuat desain khusus Lapstick untuk perusahaan Belanda itu. Hanung tak memmbuat gitar yang serupa untuk merek lain, termasuk mereknya sendiri. Baginya, kejujuran dan kualitas adalah kunci kesuksesan. Untuk itu, Hanung selalu menjaga kepercayaan konsumen. Buahnya, kualitas gitar buatan Hanung diakui internasional. Ini terbukti tahun 2011 saat Stranough bersama Buddy Blaze diundang menghadiri pameran musik terbesar di dunia yang dihelat di California (Amerika Serikat). 

Dari Bandung, gitar-gitar buatan Hanung kini mendunia. Setiap bulan ratusan gitar diekspor ke berbagai negara di Asia, Amerika, Australia, dan Eropa. Selain dengan Lapstick, Hanung juga telah bekerjasama selama betahun-tahun dengan Buddy Blaze dan Pepijn de Blecourt. Karya ayah satu putra ini juga telah dimainkan di banyak panggung musik internasional, salah satunya oleh gitaris jazz Amerika Serikat, Mike Stern. Rentang harga gitar buatan pria 32 tahun ini cukup beragam, mulai Rp 1,5 juta - 3500 dollar AS. Ingin beli atau belajar membuat gitar dari Hanung, bisa ke Jl. Surapati No.153B, Bandung atau Telp. (o22) 2530433. Bisa juga lewat email info@guitar-technology.com. (MGH/Foto:Team Nyata Indonesia)

1 komentar:

  1. kalau sya pengen belajar membuat gitar itu biayanya berapa bang? seperti kursus kah?

    BalasHapus