Selasa, 27 Mei 2014

ELIANAPUTRI ANTONIO : "BERILAH YANG TERBAIK!"


Kehidupan mapan secara materi yang dinikmati sejak kecil, tak lantas membuat Putri hilang kepekaan pada mereka yang kurang beruntung. Perancang sekaligus pemilik perusahaan perhiasan Epajewel ini menyumbangkan seluruh nominal penjualan karya terbaiknya, koleksi Prince Matthew, untuk anak-anak tak mampu penderita celebral palsy dan autistik. Padahal, inilah rancangan terbaik Putri yang dibuatnya dengan segenap hati. Selain memakan waktu pengerjaan dengan tangan terlama dari semua karyanya, koleksi ini diberi nama sang putra yang meninggal dalam kecelakaan mobil di Perth (Australia), hampir 5 tahun lalu. Tak heran, inilah karya Putri yang termahal harganya, dan paling berharga.

"Kalau mau memberi sesuatu, berilah yang terbaik karena milik kita yang terbaik saja bisa diambil Tuhan," jawab Putri kalau ditanya mengapa justru karya terbaik dan termahalnya yang disumbangkan. Perhiasan rancangan Putri bermerek Epajewel (sering disingkat EPA) dibuat dari emas, perak, batu semi berharga, dan batu berharga, dijual dengan harga Rp. 500.000-Rp. 20 juta/perhiasan. Untuk koleksi Prince Matthew, harganya bahkan bisa mencapai 4000 dollar AS/perhiasan!

Wanita berpembawaan ceria yang sehari-hari lebih suka tampil tanpa riasan wajah ini lahir di Jakarta, 24 Oktober 1973. Bungsu dari 3 bersaudara ini memang gemar merancang perhiasan sejak masih remaja. Toh ia harus berkompromi dengan keinginan orangtua untuk belajar ekonomi di universitas Keio, Tokyo. Tak bisa membohongi diri sendiri, Putri diam-diam pindah kuliah ke Tokyo Design Gakuin. Kali ini ia memilih passion-nya desain dan fashion. 

Pulang ke Indonesia, Putri mengabdikan diri sebagai guru bahasa Inggris dan menggambar untuk anak-anak jalanan selama hampir 3 tahun. Kegiatan mulia ini berhenti ketika ia pindah ke Australia. Menikah, dikaruniai 2 anak: Matthew dan Samara, menjadi orangtua tunggal, mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya kehilangan Matthew dan nyaris kehilangan nyawanya sendiri, semua menempa Putri jadi lebih kuat dan makin peduli pada sesama. 

Kini, pendukung berat Timnas Sepakbola Indonesia U-19 ini  sudah hidup tenang di Jakarta bersama sang suami, Syarif Bastaman yang pengusaha, dan Samara, putrinya yang menjadi salah satu sumber kekuatan ketika Putri menghadapi saat-saat terberat dalam hidup. Putri sangat paham, kesepian dan penderitaan tidak bisa diobati dengan gemerlap materi. Berbagi kasih dan menolong sesama adalah cara terbaik untuk menolong diri sendiri. Itulah yang dilakukan Putri.(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar