Kamis, 10 Januari 2013

MIA AUDINA : ANAK AJAIB DARI ARENA BULUTANGKIS


Prestasi gemilangnya di usia muda membuat Mia Audina diramalkan para pengamat bulutangkis akan mengggantikan ratu bulutangkis dunia kala itu, Susi Susanti. Tak heran, Mia memang baru berusia 14 tahun kala bergabung dengan Tim Uber Indonesia dan berhasil menghantarkan Indonesia memenangkan Piala Uber, lambang supremasi bulutangkis beregu putri dunia. Tak hanya sekali, 2 kali Mia sukses memboyong Piala Uber ke Indonesia bersama Tim Uber kita. Nama Mia langsung meroket, sebagian bahkan menyebutnya 'anak ajaib'.

Mia Audina Tjiptawan nama lengkapnya alias Zhang Haili. Lahir di Jakarta, 22 Agustus 1979. Mulai belajar memukul kok sejak umur 3 tahun, Mia tak hanya bersinar di arena Piala Uber. Iapun meraih medali perak Olimpiade pertamanya saat usianya baru 17 tahun. Tak heran, masyarakat Indonesia berharap banyak pada Mia. Meski di luar bulutangkis sempat terbetik kabar Mia bermasalah dengan sang ayah setelah berpulangnya sang ibu terkasih. Tapi harapan publim tetap, pebulutangkis bertubuh lentur ini bisa menggantikan Susi Susanti. 

Sayang, harapan itu kandas ketika Mia memutuskan menikah di usia amat muda, 20 tahun. Pria beruntung yang dipilih Mia tak lain penyanyi gospel asal Suriname berkewarganegaraan Belanda, Tylio Lobman. Tak hanya menikahi Tylio, Mia berpindah kewarganegaraan dan tinggal di Belanda, mengikuti sang suami tercinta. Tak meninggalkan olahraga yang membesarkan namanya, tapi sejak itu merah-putih-biru yang dibelanya. Bedanya, jika saat membela Merah-Putih ia fokus sebagai tunggal putri, di bawah bendera tiga warna ia bermain di nomor tunggal dan ganda. Mia kembali merebut medali perak Olimpiade keduanya, 9 tahun lalu sebelum kemudian memutuskan mundur dari bulutangkis karena kesehatan yang semakin menurun. 

Sekian lama tinggal di Negeri Kincir Angin, Mia mengaku sering kangen Indonesia dan terkenang riuhnya teriakan para penonton yang Kini, Mia yang sengaja menunda memiliki momongan, menikmati kehidupan barunya sebagai pengusaha batu mulia bersama sang suami. Pasangan inipun banyak menghabiskan waktu dengan berkeliling dunia, sembari mencari negara baru untuk mereka bermukim. Wah, berarti ada niat pindah dari Belanda. Kenapa nggak kembali ke Indonesia saja, Mbak? 

Prestasi: 
A. Sebagai atlet Indonesia
- Juara Uber Cup Jakarta 1994 (bersama Tim Uber Indonesia)
- Medali perak Olimpiade Atlanta, Amerika Serikat 1996
- Juara Uber Cup Hong Kong 1996 (bersama Tim Uber Indonesia)
- Juara USA Open 1996
- Juara Japan Open 1997
- Juara Singapore Open 1997
- Medali emas SEA Games 1997
- Juara Indonesia Open 1998
- Juara 2 Uber Cup Hong Kong 1998 (bersama Tim Uber Indonesia)

B. Sebagai atlet Belanda:
- Juara tunggal putri Taiwan Open 2000
- Juara tunggal putri Nederland Open 2001
- Juara tunggal putri Nederland Open 2002
- Juara tunggal putri German Open 2002
- Juara tunggal putri Swiss Open 2002
- Juara tunggal putri Taiwan Open 2003
- Juara  tunggal putri Korea Open 2003
- Juara 3 tunggal putri The World Championships Birmingham, Inggris 2003
- Medali perak tunggal putri Olimpiade Athena, Yunani 2004
- Juara tunggal putri Japan Open 2004
- Medali emas tunggal putri European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
- Medali emas ganda putri European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
- Medali perak beregu European Badminton Championships Geneva, Swiss 2004
(MGH/Foto: Republika)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar