Meski berkewarganegaraan Indonesia, Professor Ken berhasil menjadi guru besar di Universitas Waseda, Jepang. Bahkan, Beliau telah 36 tahun mengabdikan diri di universitas yang kondang dengan studi teknologinya. Mau tahu gaji Beliau? Tentu dalam yen, dan kalau dirupiahkan kursnya setara dengan Rp 12 milyar/bulan!!! Fantastis!
Ken Soetanto lahir dan mengenyam pendidikan hingga lulus SMA Budi Luhur di Surabaya sebelum berangkat Jepang untuk menuntut ilmu di lembaga pendidikan tinggi. Hebatnya, tidak hanya gelar S1 atau S2 diraihnya, namun gelar 4 gelar S3! Ke-4 gelar doktor diraih Beliau dari bidang yang berbeda: Teknik Elektonika Terapan dari Tokyo Institute of Technology, Ilmu Kesehatan dari Universitas Tohoku, Farmasi dari Science University of Tokyo, dan Ilmu Pendidikan dari Universitas Waseda.
Tidak berhenti sampai di situ, arek Suroboyo kelahiran tahun 1951 ini menjadi Professor di usia 37 tahun!Beliaupun didapuk menjadi Direktur Clinical education and Science Research Institute (CERSI).
Tahun 1988 Beliau dilamar Drexel University dan Medicine School Thomas Jefferson University, keduanya di Amerika Serikat, sebagai Associate Professor, tugas yang dilakoninya hingga tahun 1993. Kembali ke Jepang, beliau menjadi Professor di Biomedical Engineering Program University of Yokohama (TUY) kemudian mengabdikan diri di almamaternya Universitas Waseda, sebagai Professor di School of International Liberal Studies (SILS). Beliau juga menjadi Professor tamu di Venice International University, Italia. Di almamaternya, Beliau dipercaya menjabat Wakil Dekan.
Di luar profesinya sebagai pengajar, Professor Ken masuk dalam Komite Pengawas di Kementerian Ekonomi, Perdagangan, dan Industri Jepang. Beliau juga ikut merumuskan masa depan Jepang dalam Japanese Government 21st Century Vision. Ya, semacam GBHN. Untuk itu, Beliau telah menyumbangkan konsep pendidikan yang dikenal sebagai 'Soetanto Effect' dan 31 paten internasional yang telah dicatat resmi oleh pemerintah Jepang.
Meski telah berpuluh tahun tinggal di Negeri Sakura dan menikmati posisi yang sangat terhormat, Pak Ken tetap Warga Negara Indonesia. Beliaupun memilih wanita Surabaya sebagai pendamping hidupnya. Tidak sekedar simbol, karena Pak Ken juga masih fasih berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa dialek Suroboyoan. (MGH/Disarikan dari Sumatera Ekspres/Foto:indonesiaproud.wordpress.com)
kebetulan lewat neh................... kalo ga salah beliau sekarang aktif di Universitas Waseda deh.... kebetulan waktu saya dijepang pernah diajar oleh Bapak Kuramoto Yukihiko yang juga dari Univ Waseda pernah bercerita tentang Prof. tapi saya ga sempat ketemu beliau karena sibuk juga dengan kerjaan.................moga2 aja suatu saat kita bisa ketemu beliu yang amat inspiratif buat saya, pustikayasa
BalasHapusmaaf,bisakah saya minta bantuan anda untuk membantu saya melanjutkan studi ke jepang?
BalasHapus