Minggu, 27 Maret 2011

HARRY DHARSONO : PERANCANG BUSANA PARA RATU

     Meski namanya sangat dikenal sebagai perancang busana, sebenarnya pria kelahiran Surabaya, 15 Maret 1950 yang hingga kini masih melajang ini merupakan seniman serba bisa. Coba kita absen kebisaannya. 

     Pertama, sebagai perancang busana sejak tahun 1974  ia menerbitkan label Harry Dharsono Couture (HDC) yang dipakai para sosialita dunia, diantaranya Ratu Rania dari Yordania, Ratu Sirikit dari Muangthai, hingga mendiang Lady Diana sang putri Whales yang legendaris. Iapun merancang kostum panggung untuk pagelaran-pagelaran opera karya Shakespeare. Ya, Harrylah yang merancang kostum yang digunakan para pemain opera Hamlet, Phantom of The Opera, King Lear,  juga Romeo and Juliet. Jadi kostum-kostum rancangan Harry sudah melanglang buana dalm berbagai pertunjukan di Inggris, Perancis, Yunani, Singapura, hingga Rusia. Harry memang dikenal perfeksionis dalam menuntaskan rancangan. Untuk lapisan dalam sepotong gaun saja selalu dikerjakan dengan ketelitian luar biasa dan yang terpenting: penuh passion. Tak kurang agen property raksasa Amerika Serikat Century 21 memintanya merancang dasi-dasi sutra dengan logo perusahaan mereka.

     Namun tak hanya merancang busana. Harry juga piawai merancang kursi, karpet, guci keramik, jam, piano, bangunan, interior, hingga peralatan makan. Pasarnya, para pembeli kelas atas luar negeri. 

     Harry juga telah mendapat kepercayaan merancang piala Festival Film Asia Pasifik. Dua kali pula ia merancang tata panggung Festival Film Asia Pasifik, tahun 2001 di Jakarta dan 2006 di Taipei. 

     Di luar kesibukannya merancang, Harry mengajar di Jakarta International School (JIS) dan beberapa universitas di luar negeri. Padahal, semasa kecil ia didiagnosa menderita ADHC (Attention Deficit Hyperactivity Disorder). Karena itu, orangtuanya mengirim Harry ke sekolah anak berkebutuhan khusus di Perancis. Di sanalah bakat Harry tergali dan terarahkan hingga menjadi kebanggan Indonesia seperti sekarng ini.

     Menyadari banyak anak berkebutuhan khusus di Indonesia yang tidak seberuntung dirinya semasa kecil, Harry mendirikan Yayasan Hamien untuk membantu anak-anak penderita ADHP, ESP, ADD. Dananya diperoleh dari hasil kerja keras Harry sebagai seniman serba bisa. Hingga kini, yayasannya telah membantu 4.616 anak asuh, kebanyakan anak putus sekolah dan telantar. (MGH/Foto:adhikusumaputra.wordpress.com)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar