Selasa, 26 Maret 2013

M. SARENGAT : DARI ISENG JADI JUARA ASIA


M. Sarengat adalah salah satu pahlawan olahraga Indonesia di era 60-an. Lewat cabang atletik, Beliau mengharumkan nama Indonesia di turnamen-turnamen internasional. Prestasi Beliau yang paling dikenang adalah merebut 2 medali emas di Asian Games Jakarta 1962, masing-masing untuk nomor lari 100 meter putra dan lari gawang 110 meter. 

Mohamad Sarengat, demikian ama lengkap legenda atletik Indonesia ini. Lahir dari keluarga sederhana di Banyumas (Jawa Tengah), 28 Oktober 1928. Uniknya semsa kana-kanak hingga remaja, Beliau justru menekuni olahraga sepakbola dan biasa berperan sebagai penjaga gawang untuk kesebelasan sekolahnya. Ia bahkan sempat direkrut bergabung dengan kesebelasan Indonesia Muda (IM) di Surabaya. Sayangnya, Beliau selalu duduk di bangku cadangan hingga akhirnya jenuh. Inilah yang mendorongnya menjajal kemampuan di cabang olahraga atletik. 

Meski awalnya iseng, Sarengat muda jadi menyadari bakatnya di bidang atlerik, khususnya lari. Iapun memutuskan serius berlatih lari. SAking seriusnya, sekolahnya di SMAN 1 Jakarta sempat tersendat. Lulus SMA, Beliau masuk dinas TNI AD karena ketiadaan biaya untuk melanjutkan pendidikan tinggi. Beruntung, ia mendapat beasiswa dari TNI AD hingga bisa melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Indonesia (UI). Namun lagi-lagi, pendidikan Beliau tersendat karena kesibukan sebagai olahragawan. Toh akhirnya Pak Sarengat berhasil lulus dan meraih gelar dokter dari FK UI. 

Setelah tak lagi aktif sebagai pelari, Pak Sarengat meneruskan pengabdiannya sebagai dokter TNI AD. Beliau juga sempat menjadi dokter pribadi Wakil Presiden Sri Sultan Hamengkubuwono IX dan Adam Malik. Pangkat terakhir Beliau di TNI AD adalah Kolonel. Setelah purna dari dinas TNI AD, Pak Sarengat kembali ke olahraga yang sangat dicintainya, lari. Tidak sebagai atlet, tentu saja, namun sebagai pengurus organisasi. Beberapa tahun terakhir ini, Beliau mengabdikan diri sebagai dokter anti narkoba dengan mendirikan klinik rehabilitasi Sport Wijayakusuma. Untuk melepas kepenatan, Pak Sarengat gemar berkaraoke di rumah bersama keluarga dan teman-teman yang berkunjung. Untuk menghormati jasa-jasa Beliau, nama M. Sarengat diabadikan sebagai nama stadion di Batang (Jawa Tengah).

Tiga tahun lalu, Beliau terserang stroke dan hingga kini hanya bisa terbaring di rumahnya didampingi bu  Nanik, sang istri yang selama berpuluh tahun setia mendampingi dan memberinya 3 anak berparas rupawan: Meidy, Sari, dan Andung. Dibantu selang infus dan tabung oksigen, Pak Sarengat tetap berjuang, kini untuk tetap hidup.

Kalau Sahabat  ingin menjenguk Beliau, silakan ke rumah keluarga Sarengat di Jl. Kemang No. 1 Jakarta Selatan(MGH/Foto: Grup Batang)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar