Kamis, 28 Maret 2013

HENNY MASPAITELLA : SEKALI BERLARI, LUMPUHKAN 2 PENCOPET


Henny Maspaitella memang dilahirkan untuk menjadi atlet. Dilahirkan dalam keluarga olahragawan, berayah Leonard Maspaitella yang atlet lompat jangkit dan beribu Paulina Sarah Lessil, seorang atlet bola voli. Tak hanya orang tuanya, adik Henny, Loudry, juga atlet bola voli. Henny sendiri sempat menekuni bola voli, basket, hingga sofbol, sebelum kemudian menemukan 'cinta sejatinya' pada atletik, terutama lari. Tak salah juga, karena sejak kecil Henny sudah gemar berlari. Waktu itu, ia lebih sering berlari daripada berjalandi dalam rumahnya. Untungnya, rumah orangtua Henny di Jl. Kawung Surabaya dekat lapangan sepakbola. Di lapangan itulah Henny kecil berlatih lari setiap hari.  

Lourina Henriette Maspaitella demikian nama lengkapnya, menikah dengan sesama atlet atletik, I Wayan Budi Astra. Wanita langsing bertinggi-berat 171 cm/60 kg ini kini menekuni profesi sebagai pelatik atletik di Surabaya dan Sidoarjo (Jawa Timur). Apalagi ia telah mengambil pensiun dini dari Bank Dagang Negara(BDN) untuk total mengabdi pada dunia olahraga yang amat dicintainya. Di waktu senggangnya, Henny gemar membaca buku-buku psikologi. Ini sangat membantu Henny mendekatkan diri dengan anak latihnya. Henny memang menempatkan diri sebagai ibu bagi anak-anak latihnya, jadi teman curhat bahkan soal yang sangat pribadi sekalipun. Toh di saat latihan ia tetap menerapkan ketegasan dan disiplin yang ketat, bahkan cenderung otoriter. 

Di luar prestasinya sebagai pelari cepat, tahun 1998, Henny sempat ramai diberitakan banyak media nasional karena prestasinya yang lain. Waktu itu, Henny yang masih bekerja di BDN di Jakarta sembari menjadi atlet Pelatnas. Suatu hari sepulang bekerja, di bis kota menuju tempat latihannya, Henny dicopet sekelompok pria. Menyadari dompetnya diembat, tanpa pikir panjang, wanita berdarah Ambon ini langsung mengejar hingga turun dari bis kota sambil berteriak. Kebetulan ada seorang polisi yang berada di dekat TKP. Kontan, pak Polisi membantu sang peraih emas SEA Games mengejar para pencopet. Hasilnya, pak Polisi sukses membekuk seorang pencopet dan Henny melumpuhkan....2 pencopet! Sesampai di kantor polisi, Henny membuat tercengang para polisi karena keperkasaannya. Sampai ia sempat disangka intel yang sedang bertugas. Apalagi, waktu itu Henny masih berambut cepak. Dan esoknya, peristiwa ini menjadi berita di berbagai media Tanah Air.

Di balik semua itu, tak banyak yang tahu, Henny sempat keder akan kemungkinan balas dendam komplotan pencopet yang diringkusnya. Maka, selama 2 bulan setelah peristiwa itu ia tak berani naik bis kota dan selalu naik taksi. Setelah pensiun dini dari BDN, Henny dan keluarganya tinggal di kawasan Sidosermo, Surabaya. 

Prestasi:
- Medali emas lari 100 m puteri SEA Games 1979
- Medali emas lari 100 m Kejuaraan Asia Terbuka 1981
- Medali emas lari 200 m Kejuaraan Asia terbuka 1981
(MGH/Foto: Koleksi Pribadi)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar