Tak banyak yang tahu, Indonesia merupakan pemasok terbesar mutiara laut selatan (south sea pearl), jenis mutiara terindah di dunia. Tak kurang dari 53 persen mutiara laut selatan yang ada di pasaran dunia, berasal dari perairan Indonesia. Ironisnya, nama Indonesia kalah pamor dibanding negara lain yang kuota maupun mutu mutiaranya di bawah kita. Ini disebabkan kurangnya tenaga ahli yang berkualitas di Indonesia.
Dibanding mutiara dari negara lain, mutiara Indonesia memiliki nuansa warna yang lebih beragam. Keragaman ini karena perairan Indonesia yang luas memiliki 2 spesies kerang, pinctada maxima yang berwarna putih perak, dan spesies keemasan. Mutiara laut selatan asal Indonesia juga merupakan yang terindah dan terbaik kualitasnya di dunia sehingga dijuluki queen of pearl. Sayangnya, potensi berlimpah ini tak dibarengi tersedianya tenaga ahli yang mumpuni. Akibatnya, di tataran ASEAN saja kita kalah pamor dibanding Filipina, Malaysia, dan Myanmar. Sementara di tingkat internasional, pasar dunia masih merujuk ke Jepang, Australia, dan Eropa sebagai produsen mutiara. Bahkan Cina yang sebenarnya tidak termasuk produsen mutiara, sangat aktif mengekspor mutiara imitasi (mutiara air tawar) ke berbagai negara, termasuk ke Indonesia.
Kebanyakan mutiara Indonesia diolah perusahaan-perusahaan besar milik asing. Pengusaha Indonesia yang menekuni bidang ini umumnya berkala menengah kecil bahkan rumahan saja. Disayangkan, perusahaan-perusahaan asing tersebut tidak mau melakukan alih teknologi dan alih pengetahuan. Sementara, hampir tidak ada sekolah-sekolah kelautan Indonesia yang membuka bidang untuk mempelajari mutiara. Keadaan ini makin diperparah dengan kurangnya kampanye mutiara Indonesia dibanding negara-negara yang wilayah perairannya lebih lebih sempit.(MGH/Foto:rainbowella42)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar