Minggu, 28 April 2013

ARDIAN SYAF : KOMIKUS SUPERMAN & BATMAN


Pecinta komik-komik terbitan DC Comics boleh bangga karena salah seorang putra Indonesia, Ardian Syaf masuk jajaran komikus andalan penerbit Amerika Serikat itu. Ardian antara lain menggambar komik Superman dan Batman. Sebelumnya, Ardian bekerja sebagai ilustrator komik-komik Marvel Comics. Tak heran, karya-karya Ardian telah tersebar ke seluruh dunia! Bekerja untuk perusahaan komik internasional dnegan gaji dollar AS, tak berarti Ardian harus repot-repot hijrah ke negeri orang. Ia bahkan tak perlu membuang tenaga mondar-mandir ke kantor setiap hari. Cukup bekerja di rumahnya di Tulungagung (Jawa Timur) dengan jam kerja yang diaturnya sendiri. Meski sudah memiliki reputasi internasional sebagai ilustrator komik, Ardian memang memilih tetap tinggal di desa kelahirannya di kota Tulungagung. Dari sanalah tercipta visualisasi X-Men, Superman, Robin,  Batman, dan Batgirl yang mendunia! Tak heran, dalam komik Batgirl yang terbaru tampak nuansa Indonesia pada settingnya, seperti Little Jakarta lengkap dengan Monas!

Ardian Syaf adalah putra bungsu sastrawan Jawa yang telah wafat, Tansir AS, dengan Maslihah. Minatnya pada komik telah tumbuh sejak anak-kanak. Maklum, sang ayah yang pimpinan redaksi sebuah tabloid berbahasa Jawa rajin membelikan komik anak-anak dari pasar loak di samping berlangganan majalah Bobo untuk ketiga putranya. Di waktu luang, sang ayah gemar bercerita tentang sejarah Jawa hingga Ardian akrab dengan tokoh-tokoh sejarah dan pewayangan. Tak heran, di masa kecil Ardian sangat suka menggambar tokoh-tokoh wayang. Tak hanya di buku gambar, dinding rumahpun jadi sasaran kreativitas Ardian. Untung, kedua orangtuanya sangat akomodatif.

Hingga kuliah di IKIP Malangpun (kini Universitas Negeri Malang), Ardian mengambil jurusan yang sesuai panggilan hatinya Desain Komunikasi Visual. Sementara karirnya sebagai komikus internasional didapat dari menjelajah dunia maya, mencari lowongan sebagai komikus. Maklum, lowongan bagi  komikus di Indonesia masih teramat sangat langka.  Pekerjaan pertama diperolehnya dari penerbit komik Amerika Serikat Dobel Brothers. Selanjutnya, ia bekerja untuk Marvel Comics dan melahirkan karya komik superhero X-Men. Barulah kemudian ia bergabung dengan DC Comics hingga kini. 

Bekerja untuk penerbit internasional dengan karya yang beredar di seluruh dunia, jelas mengucurkan dollar ke kantong Ardian. Para tetangga yang dulu tidak paham, kinipun mengerti pekerjaan Ardian sebagai komikus masa kini yang bekerja dari rumah meskipun 'kantor pusatnya' di Negeri Paman Sam. Merekapun paham kalau Ardian digaji dnegan dollar. Hasilnya, banyak tetangga yang rajin berkunjung ke rumah Ardian untuk meminjam uang. Tak ketinggalan para agen asuransi dan agen-agen lainnya yang memprospeknya. Juga  para komikus yang sedang merintis karir dan ingin belajar padanya, selalu dibukakan pintu oleh Ardian. Banyak pula para sastrawan daerah yang datang padanya, meminta Ardian membuat ilustrasi untuk sampul buku mereka. Itupun dipenuhi Ardian dengan senang hati tanpa meminta imbalan apapun. Baginya, itu merupakan penghormatan pada almarhum ayahnya yang juga sastrawan daerah. Untuk anak-anak di lingkungannya, Ardian selalu meluangkan waktu untuk mengajar mereka menggambar komik, dengan bertempat di sebuah sekolah Madrasah Ibtidaiyah di desanya. Sekali lagi, semua dilakukannya tanpa memungut imbalan apapun alias gratis!

Mesti telah mengenggam sukses internasional, Ardian masih menyimpan asa untuk membuat komik karyanya sendiri yang 100 % asli Indonesia. Bersama sang istri Efi Retnowati dan putra tersayang mereka Fahrial Lutfi Rahardian, Ardian tinggal di RT 1/RW1 Dusun Ngipik, Desa Tenggur, Rejotangan, Tulungagung (Jawa Timur). Prestasi kelas dunia, namun tetap berpijak ke tanah, itulah teladan mulia Ardian Syaf.(MGH/Koleksi Pribadi)

2 komentar: