Rabu, 26 September 2012

ATILAH SOERYADJAYA : LAHIRKAN MATAH ATI KARENA SAKIT HATI


Sakit hati bisa menjadi prestasi bila diarahkan di jalur yang tepat. Contohnya yang dilakukan Atilah Soeryadjaya, ibu 6 anak yang juga istri pengusaha Edward Soeryadjaya. Berawal dari sakit hati waktu membaca satu artikel di satu media terbitan Singapura yang dinilainya menjelek-jelekkan Indonesia, wanita bangsawan Jawa bergelar Bendoro Raden Ayu (BRAY) ini mementaskan lakon sendratari Jawa 'Matah Ati' di gedung pertunjukan paling bergengsi di Singapura, Esplanade. Dipentaskan 22-23 Oktober 2010, Matah Ati beroleh sukses besar di Singapura. Tak hanya pertunjukannya selalu dipadati penonton warga Singapura, media setempat juga memberi perhatian yang menggembirakan. Atilah jelas bangga, tak hanya karena budaya Indonesia terbukti dihargai di negeri orang, namun juga karena ialah yang menulis naskah, memproduseri, menyutradarai, hingga merancang kostum pementasan Matah Ati. Pokoknya borongan!

Atilah mengakui, ide mementaskan sendratari Jawa di Esplanade Singapura, muncul setelah ia menyaksikan pementasan drama musikal Miss Saigon di gedung yang sama. Ia langsung pulang ke Solo dan bekerja keras mewujudkan mimpinya, mengangkat budaya Indonesia di panggung bergengsi negeri jiran itu. Beruntung, sang suami yang keturunan Cina juga mendukungnya. Kesuksesan Matah Ati di Espalanade menarik perhatian Federation for Asian Cultural Promotion (FACP), lembaga yang mempromosikan kebudayaan negara-negara Asia-Pasifik. Pasalnya, selama 25 tahun tidak ada kegiatan kebudayaan yang diadakan Indonesia, negeri yang sejatinya sangat kaya akan ragam budaya. Berkat Matah Ati pula Indonesia kembali diterima sebagai anggota FACP bahkan terpilih menjadi tuan rumah Konferensi FACP, 6-9 September lalu. Perhelatannya diadakan di Solo, kota kelahiran Atilah. Jangan heran, Atilah juga yang menominasikan Solo sebagai calon tuan rumah Konferensi FACP. Tak sia-sia, Solo terpilih menjadi tuan rumah dan mengalahkan kota yang lebih besar, Beijing yang juga masuk nominasi. Sebagai hadiah dari Atilah untuk warga Solo, selama perhelatan Konferensi FACP yang diikuti 500 peserta dari 30 negara itu, Matah Ati dipentaskan setiap hari secara gratis!

Siapakah Atilah? Atilah Rapatriati adalah cucu Mangkunegoro VII, raja Surakarta. Nama lengkap Atilah berarti prajurit wanita yang bersinar. Salah seorang pamannya, Dullah, adalah pelukis istana di era Bung Karno. Sebagai cucu raja, sejak kecil wanita jelita kelahiran Solo (Jawa Tengah), 28 April 1961 ini tinggal di Puri Mangkunegara dan berlatih menari Jawa. Toh di luar itu, Atilah juga menikmati musik rock dan menjadi penggemar band top tahun 70an: God Bless dan AKA.  Di kamarnya, Atilah bahkan memasang poster vokalis AKA yang kini telah almarhum, Ucok Harahap. Alumnus Sekolah Pariwisata Jakarta ini menikah dengan Edward, pemngusaha yang merupakan salah seorang putra konglomerat pendiri Astra Group, William Soeryadjaja. Atilah sendiri menjabat sebagai direktris Alfha Infinity di samping mengurus yayasan yatim piatu Esa Sasana Surya dan menjadi Ketua Umum Mitra Wayang Orang Indonesia dan telah beberapa kali mementaskan lakon wayang orang. (MGH/Foto: Rustika Herlambang)

2 komentar:

  1. semoga ibu athilah edwar surya jaya selalu dalam keadaan sehat walafiat dan panjang umur serta ada dalam lindungan allah swt amin...

    BalasHapus
  2. smga bahagia dan sejahtera bu atilah berkah dalem

    BalasHapus