Panggil saja dia 'Angga', pasti menoleh. Lahir di Bali tanggal 26 April 1996, ia tampil memukau di ajang Intesa San Paolo Tournament yang digelar di Milan, Italia, Oktober tahun lalu. Tidak hanya mengalahkan tim yunior Italia dengan skor 1-0 di final bersama The All Star Team Indonesia (disebut juga AC Milan Junior Indonesia), permainan prima Angga juga membuatnya dinobatkan sebagai Pemain Terbaik, mengungguli pemain-pemain yunior dari 36 negara!
Turnamen ini merupakan rangkaian AC Milan Junior Camp Day, program internasional pelatihan dan pencarian calon-calon pemain kelas dunia yang diadakan klub sepakbola elit Italia, AC Milan, sejak tahun 2001. (MGH/Foto: www.acmilanindonesia.com)
Mantan Kapten Terbaik di Milan, Kini Hanya Mengurus Domba di Nagrek
BalasHapusSumber dan Foto Eriyanto : http://bit.ly/unuHb6
By. Julianto Simanjuntak**
Apa yang terbersit di hati Anda saat mendengar atau membaca nama SBY? Bagi Eriyanto, mungkin adalah “janji akan di sekolahkan dan meraih cita-cita”. Bagi penulis juga janji-janji SBY Saat kampanye beliau.
Siapa Eriyanto ? Dia adalah kapten yang membawa The All Star Team Milan Junior Camp juara di Milan Junior Camp Day Tournament di Italia, 2010 lalu. Dia juga terpilih sebagai kapten terbaik. Sebuah prestasi yang luar biasa dari warga Indonesia di tingkat dunia.
Di Italia, tim Indonesia mengalahkan empat tim asal Eropa dan Amerika Latin. Termasuk mengalahkan tim Italia pada babak final. Tapi kini Sang Kapten terbaik di Italia ini hanya gembala domba di desanya.
Perjuangan kami tak mudah, tapi kami berhasil,” kata Eri. Ia pun tak pernah membayangkan bisa “merumput” di Italia. Apa harapan Eri untuk masa depannya? Cukup sederhana. “Saya ingin melanjutkan sekolah dan ingin menjadi pemain tim nasional”.
Beruntung Eriyanto dibawa Menteri Pemuda dan Olahraga Andi Mallarangeng ke Istana Negara bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Dalam pertemuan tersebut, Presiden berjanji menanggung semua biaya sekolah Eriyanto, dan akan diberikan kehidupan layak.
Tapi setelah Satu tahun lewat janji itu ternyata hanya janji. Harapan Eriyanto menjadi pemain sepak bola nasional yang handal hanya mimpi. Eriyanto berasal dari desa Nagrek. Orangtuanya bekerja sebagai buruh. Itu sebabnya Eriyanto terpaksa menggembala ternak setelah pulang dari sekolah.
Entah siapa yang salah. Yang jelas presiden sudah MEMERINTAHKAN
Andi Mallarangeng: “Andi, Tanyakan kepada mereka, apa harapan dan cita-cita. Mau menjadi pesepakbola atau memilih karier lainnya. Bisa berhasil sebagai pemain bola, sekolah, atau profesi lainnya”
Itulah pesan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kepada Andi Mallarangeng, saat menerima sejumlah anak-anak muda berbakat negeri ini, beberapa waktu lalu.
Lupakah Andi terhadap instruksi Bosnya? May be yes may be no.
Betapa bangganya Presiden, juga kita semua, karena Bendera Merah Putih berkibar di Stadion San Siro, Italia. Baresi dan Paolo Maldini (mantan pemain Milan) yang menjadi juri juga bangga terhadap Eriyanto. Tetapi kebanggaan itu hanya sesaat.
Satu tahun kemudian, di penghujung 2011, perjalanan hidup Eriyanto, sang kapten terbaik pilihan para legenda AC Milan, kini kian redup. Dia gagal masuk timnas U-16 Championship 2012. Alasannya Eriyanto terlambat menyerahkan berkas administrasi. Sedih. Alasan Administrasi mengalahkan instruksi Presiden.
Kini Eriyanto harus menjalani hidup seperti anak kampung lainnya. Sepulang sekolah mencari rumput untuk memberi makan domba-domba peliharaannya. Kapten Terbaik Milan Junior Tournament itu Kini hanya mengurus Domba.
Inilah harapan Eri pada Presidennya:
“Saya berharap pemerintah segera merealisasikan bantuan itu. Saya butuh banget untuk memperbaiki ekonomi keluarga. Nyatanya sampai saat ini enggak ada. Janji itu sebatas mimpi”