Prestasinyapun memuaskan, terbukti ia mampu bertahan sebagai pilot Qadhafi sejak 9 tahun lalu, dan masih berlangsung hingga kini. Qadhafi juga memberinya bintang jasa kenegaraan yang sebelumnya hanya diberikan kepada kalangan militer. Ganahadilah satu-satunya kalangan sipil yang menerima bintang jasa itu.
Ganahadi berasal Cimahi (Jawa Barat). Ia merupakan salah satu lulusan terbaik sekolah penerbangan Belgia, Sotramat. Sebelum bekerja di Libya, pria 54 tahun ini tercatat sebagai pilot pesawat kerajaan Uni Emirat Arab. Kebetulan sang raja, Sheikh Sayed, adalah sahabat Muammar Qadhafi. Kedua pemimpin itu sering bertemu, sehingga Ganahadi bisa berkenalan dengan Qadhafi.
Menurut Ganahadi, Qadhafi sangat senang waktu mengetahui ia berasal dari Indonesia. Qadhafi mengaku mengagumi Presiden pertama Indonesia, Soekarno. Soal kepindahannya ke Libya, selain atas tawaran Qadhafi, juga atas dorongan Sheikh Sayed yang waktu itu masih menjadi bosnya. Meski Ganahadi memilih bekerja di Libya, ternyata seluruh keluarganya tinggal di Indonesia. Karena itulah ayah 3 anak dan kakek 2 orang cucu ini pernah mengajukan pengunduran diri pada Qadhafi. Tetapi pemimpin Libya itu menolak permohonan Ganahadi. Rupanya dedikasi dan prestasi Ganahadi membuat Qadhafi 'telanjur sayang' dan tak ingin berpisah. Tak heran, karena Ganahadi senantiasa menjunjung kejujuran, komitmen, dan berbuat yang terbaik dalam menjalankan tugasnya.
Sebagai penghargaan, Qadhafi tak jarang membelikan hadiah berharga untuk Ganahadi apabila melawat ke luar negeri. Namun yang paling berkesan bagi Ganahadi, Qadhafi sering datang ke kokpit, menyapa pilotnya. Hebatnya lagi Qadhafi tak segan-segan membuatkan minuman hangat untuk para pilotnya. (MGH/Foto:www.myquran.com)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar