Rabu, 02 Juli 2014

PROF. TJUT NYAK DEVIANA DAUDSJAH : SETELAH 36 TAHUN BERJAYA DI EROPA


Namanya memang kurang akrab di telinga sebagian besar orang Indonesia. Padahal prestasi srikandi satu ini di tingkat internasional sangat lah membanggakan. Tak hanya menjadi Professor di Jazz Department di Akademi Musik Basel (Swiss), ia pernah menjabat Rektor Jazz & Rockschulen Freiburg (Jerman) selama 5 tahun (1990-1995). Lebih dari itu, Prof. Deviana telah menyusun kurikulum pendidikan tinggi musik yang diakui pemerintah Jerman. 

Lahir tepat 13 Februari 1958 di Jakarta dari ayah Aceh dan ibu Minahasa, Prof. Deviana mewarisi bakat musik dari sang ayah, Teuku Daudsjah yang penggubah lagu Aceh Lon Sayang. Tapi tidak hanya bakat alam. Prof. Deviana mengasah kemampuan musikalnya di sekolah formal. Sang ayah yang musisi teah mengirm sang putri sejak kecil untuk belajar musik di Muangthai. Umur 18 tahun, deviana pindah belajar musik ke Jerman hingga tamat dari jurusan piano klasik dan komposisi Musikhochschule Freiburg (1977). 

Sejak itu Prof. Deviana berkarir di Eropa, sebagai pengajar musik institusi pendidikan tinggi formal dan musisi. Berbagai penghargaanpun telah direngkuhnya selama  malang melintang di Eropa.  Ia antara lain pernah 2 kali meraih gelar vokalis terbaik pada lomba musik tingkat nasional di Swiss (1982 dan 1983), pianis jazz terbaik di Zürich-Örlikon di Swiss (1997), hingga dinobatkan sebagai pengajar musik terbaik di Jerman. Industri musikpun tak mau ketinggalan. Prof. Deviana mendapat tawaran rekaman dari perusahaan internasional BMG Ariola dan Polygram yang menyodori kontrak selama 7 tahun. Tawaran ini ditolak karena ia lebih senang bekerja secara mandiri tanpa terikat kontrak.

Setelah berjaya di negeri orang selama 36 tahun, pianis, penyanyi, komposer, arranjer, orkestrator, dan profesor musik yang sederhana ini pulang ke Indonesia (2000). Di sini, ia menyumbangkan pengalaman dan pengetahuannya di bidang musik antara lain dengan mendirikan Institut Musik Daya bersama pianis jazz kugiran Nick Mamahit (2001). Inilah perguruan tinggi musik swasta dengan kurikulum standar internasional pertama di Indonesia. (MGH/Foto: The Tubas)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar