Perupa yang bermukim di Australia ini pernah menjadi dosen School of Art and Design, Northern Territory University di Darwin (Australia) tahun 1999-2003. Sejak itu pula ia bermukim di Negeri Kanguru hingga kini. Meskipun sudah tidak mengajar lagi, Dadang terus berkarya dan rajin mengadakan pameran di Australia maupun Indonesia.
Dadang Christanto lahir tahun 1957 di Tegal (Jawa Tengah). Saat baru kelas 2 SD, Dadang kehilangan sang ayah hingga ia dan adiknya hanya diasuh sang ibu. Menyadari bakatnya di bidang seni rupa, Dadang mantap masuk Sekolah Seni Rupa Indonesia (SSRI) di Yogyakarta setelah lulus SMP. Lepas SSRI ia mendaftar ke Akademi Seni Rupa Indonesia (ASRI) namun gagal. Tak berkecil hati, ia bergabung dengan Bengkel Teater Rendra yang waktu itu masih bermarkas di Yogyakarta. Di sanalah Dadang berkenalan dan belajar pada banyak seniman dan aktivis. Pengalaman ini mempengaruhi karya-karyanya yang sarat kritik sosial dan politik.
Setahun 'berguru' di Bengkel Teater Rendra, Dadang kembali mendaftar ke ASRI (1980). Kali ini ia lolos dan lulus 5 tahun kemudian. Karirnya sebagai perupa menanjak ketika ia berhasil mendapat residensi seni rupa di University of South Australia di Adelaide. Sejak itu ia sering berpameran tunggal maupun bersama perupa lain di banyak negara. Terakhir ia baru saja menggelar pameran di Melbourne.(MGH/Foto: Dodok Jogja)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar