Apabila Anda menunaikan shalat di masjid Nurul Latief, Cape Town, ingatlah bahwa interior masjid termasuk kaligrafinya adalah karya putra Indonesia, Achmad Noe'man. Beliau adalah arsitek senior yang juga merancang masjid Indonesia di Sarajevo. Tak hanya ahli merancang gedung, Beliaupun mahir dalam bidang kaligrafi. Karena keahlian dan reputasi internasional itulah Beliau mendapat penghargaan dari Pusat Kajian Sejarah, Seni, dan Budaya Istanbul (2001).
Achmad Noe'man lahir dari keluarga berkecukupan di Garut (Jawa Barat), 10 Oktober 1924. Ayahnya, Muhammad Jamhari adalah saudagar yang juga pengurus Muhammadiyah. Sebagai anak pengurus ormas, Noe'man kecil biasa melihat sang ayah menjalankan tugas membangun sekolah, masjid, hingga rumah warga. ayahnya bahkan merancang sendiri bangunan-bangunan itu. Dari sanalah minat Noe'man kecil pada arsitektur bertunas. Sementara minatnya pada kaligrafi dipengaruhi sang kakak, Achmad Sadeli.
Di masa perang kemerdekaan, Pak Noe'man bergabung dengan para pejuang Indonesia lain. Untuk sementara kuliahnya di Teknik Sipil ITB ditinggalkan. Karena keahliannya berbahasa Belanda, Beliau ditunjuk sebagai penerjemah dalam setiap kegiatan diplomasi. Usai perang kemerdekaan, Beliau kembali ke ITB. Tapi kali ini pindah ke jurusan arsitektur yang waktu itu baru saja dibuka.
Lulus kuliah tahun 1958, Beliau menolak tawaran sebagai dosen tetap dari almamaternya karena tidak mau menjadi PNS. Namun Beliau bersedia menjadi dosen luar biasa. Pak Noe'man juga mendirikan perusahaan konsultasi jasa arsitektur, PT Biro Arsitektur Achmad Noe'man (Binaro) yang kini dikelola putra ketiga, Fauzan yang arsitek lulusan Rhode Island School of Design (Amerika Serikat). Beliau juga mendirikan radio KLCBS (Karang Layung Citra Suara), radio khusus musik jazz terkemuka di Bandung yang kini dikomandoi putra kedua . Sedangkan putra pertama Beliau, Irfan adalah PNS di Kementerian Pariwisata dan Perekonomian Kreatif sambil menjadi dosen keliling di Singapura, Muangthai, Brunei Darussalam, dan Malaysia. Sedangkan si bungsu yang juga satu-satunya wanita, Irma, lulusan desain grafis dari universitas di Chicago (Amerika Serikat).
Mendekati usia 90 tahun, Pak Noe'man tetap sehat jasmani dan rohani. Selain gemar bermain sepakbola dan basket semasa muda, Beliau hingga kini menjauhi makanan dan minuman yang diharamkan agama. satu lagi kebiasaan sejak muda yang masih dilakukan suami ibu Adeetje Koerniasih ini hingga kini adalah membaca sambil mendengarkan musik jazz. Jadi kalau ingin sehat wal afiat hingga lanjut usia, boleh dicoba tuh gaya hidup sehat Pak Noe'man. (MGH/Foto: Salman ITB)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar