Jumat, 04 Juli 2014

HASHIM DJOJOHADIKUSUMO : BUKAN JAGO KANDANG


Kiprah pengusaha satu ini sangat membanggakan. Bukan sekedar jago kandang, Hashim berhasil membangun jaringan bisnis di luar negeri. Perusahaan-perusahaannya berjaya di Kanada, Eropa, hingga negara-negara pecahan Uni Sovyet. Bisnisnya mulai bio-ethanol hingga pertambangan. Tak heran, ia dinobatkan beberapa media luar negeri sebagai salah satu orang terkaya di Asia. Uniknya, di Indonesia masih banyak yang belum kenal  kiprah Hashim sebagai pengusaha. Ia justru lebih dikenal sebagai adik Prabowo Subianto, pendiri Partai Gerindra yang kini sedang berjuang di bursa RI-1.

Hashim adalah alumnus Claremont University, California (Amerika Serikat). Sebelum pulang ke Indonesia dan menjalankan salah satu perusahaan sang ayah, ia sempat bekerja sebagai analis keuangan salah satu bank investasi di Perancis. Kiprahnya sebagai pengusaha kakap internasional justru dimulai setelah krisis moneter 1998. Kala itu bisnis Hashim tumbang dilanda badai krisis. Situasi dalam negeri yang tidak menentu membuat Hashim pindah berbisnis di London, kali ini membangun bisnisnya sendiri. Sukses! Ia bahkan mampu mengembangkan sayap ke benua Amerika dan negara-negara bekas Sovyet. Setelah kerajaan bisnisnya di luar negeri mantap, Hashim pulang ke Indonesia untuk mengembangkan usahanya di dalam negeri lagi. Kini bisnisnya berkibar dengan nama Arsari group, diambil dari nama panggilan ketiga anaknya.

Hashim lahir tanggal 1 januari 1970  dari kalangan menengah atas. Sang ayah, Prof. DR. Soemitro Djojohadikusumo adalah seorang bangsawan Jawa sekaligus pakar ekonomi kaliber dunia yang dijuluki Begawan Ekonomi Indonesia. Hingga kini buku-buku pemikiran Prof. Soemitro menjadi acuan 'wajib' para ekonom Indonesia. Sedangkan sang ibu, Dora Sigar, berdarah Manado.  Hashim dan saudara-saudaranya telah dididik menyikapi perbedaan dengan pandangan terbuka. Ini terlihat dari kedua orangtuanya yang berbeda suku dan agama. Sang ayah muslim, sementara ibunya pengiman Kristen. Hashim lahir sebagai bungsu dari 4 bersaudara.  

Dirunut ke atas, bukan hanya sang ayah yang berperan besar dalam sejarah pemerintahan Indonesia. Kakeknya, R.M. Margono Djojohadikusumo adalah pendiri Bank Negara Indonesia 1946 (sekarang lebih dikenal dengan nama BNI), bank pertama yang dimiliki pemerintah Indonesia. Beliau juga salah satu anggota BPUPKI (Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia) dan pernah menduduki jabatan-jabatan penting di era Orde Lama. Kisah hidup sang kakek dan 2 pamannya sempat difilmkan Hashim dalam trilogi film layar lebar: Merah Putih, Darah  Garuda, dan Hati Merdeka. Hebatnya, ketiga film itu tak hanya diputar di bioskop-bioskop Indonesia tapi juga luar negeri. 

Lahir di Jakarta pada tanggal 1 Januari 1953 dengan nama Hashim Sujono. Nama keduanya diambil dari nama salah seorang dari 2 pamannya yang gugur dalam Peristiwa Lengkong di  masa perang kemerdekaan. Hashim menikah dengan Anie, wanita sederhana asal Ngawi (Jawa Timur) dan dikaruniai 3 putra-putri: Aryo, Rahayu Saraswati, dan Indra. (MGH/Foto: Budi Sucahyo)

Tidak ada komentar: