Menyandang tunagrahita tidak berarti tuna produktif apalagi tuna prestasi. Atlet renang Syuci Indriani membuktikan dengan mengharumkan nama bangsa di ajang Asian Para Games 2018 yang digelar di Jakarta, Oktober lalu. Dara tunagrahita berusia 17 tahun ini sukses memboyong 2 medali emas dan 1 perunggu. Pencapaian ini melebihan targetnya yang 2 medali emas. Hebatnya lagi, medali perunggu diperoleh dari nomor gaya bebas yang bukan spesialisasinya.
Menyadari besarnya dukungan keluarga hingga ia mencapai prestasi internasional, putri pasangan Syafriton dan Martini ini menggunakan bonus yang didapatnya untuk mengumrohkan sang ayah (ibunya sudah almarhumah). Selebihnya diinvestasikan untuk masa depan. Syuci mulai berlatih renang secara serius sejak berumur 6 tahun. Adalah orangtuanya yang mendeteksi bakat sang putri dan memupuknya. Dara asal Riau ini bahkan bersekolah di sekolah menengah khusus untuk atlet di Riau. Saat ini Syuci masih belajar di SMA Olahraga.
Bhima Kautsar, pelatih Syuci mengatakan, porsi latihan Syuci tidak berbeda dengan atlet renang berfisik normal. Menghadapi padatnya jaadwal latihan dan aktivitasnya sebagai pelajar, Syuci mengaku berusaha keras menyeimbangkan keduanya agar sama-sama berjalan baik. Dan buktinya, Syuci mampu mengukir prestasi dunia dengan tanpa pernah tinggal kelas.
Prestasi:
- Medali emas renang ASEAN Para Games Kuala Lumpur 2017
- Medali emas renang Youth Para Games Dubai 2017
- Medali perak renang Youth Para Games Dubai 2017
- Medali emas renang 100 m gaya dada putri SB14 Asian Para Games Jakarta 2018
- Medali emas renang 100 m gaya ganti putri SB14 Asian Para Games Jakarta 2018
- Medali perunggu renang 200 m gaya bebas putri SB14 Asian Para Games Jakarta 2018
(mgh/foto: Femina)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar