Siapa tak kenal Martha Tilaar, wanita pengusaha pendiri Martha Tilaar Group, grup perusahaan kosmetika yang memperoduksi banyak merek, termauk kosmetika tradisional Indonesia. Tak hanya mampu menjadi raksasa di pasar dalam negeri yang kompetitif, produk-produknyapun sukses di pasar internasional. Produk-produknya seperti Sari Ayu, Biokos, SA, atau Caring Colors tak hanya dipasarkan di Indonesia, namun juga telah menembus negara-negara di Asia Pasifik, Polandia, Rusia, Perancis, hingga Amerika Serikat.
Martha Tilaar lahir di Gombong (Jawa Tengah), 4 September 1937. Meski kini menjadi pengusaha besar bidang kosmetika, ternyata semasa remaja, Martha tergolong tomboy dan tak pandai berdandan. Saat menempuh ilmu di IKIP Jakarta, ia jatuh hati pada seorang dosen muda berdarah Manado, Henry Alex Tilaar. Konon, Bu Martha jatuh hati pada Pak Henry pada pandangan pertama lho. Dan meski pada awalnya tak direstui orang tuanya, Martha teguh memperjuangkan cintanya pada sang belahan jiwa, hingga sukses naik pelaminan. Sang suami, kini guru besar Universitas Negeri Jakarta (dulu IKIP Jakarta). Kesuksesan pasangan abadi ini makin lengkap dengan hadirnya 4 penerus mereka: Bryan Emil, Pinkan, Wulan, dan Kilala yang juga telah memberi beberapa cucu. Yang juga inpirasional, Martha melahirkan anak pertamanya di usia 42 tahun, setelah 16 tahun menikah dan telah divonis mandul oleh dokter.
Martha mulai menekuni Ilmu Kecantikan secara serius saat mengikuti sang suami menempuh pasca sarjana di negeri paman Sam. Untuk mengisi waktu, Martha belajar ilmu kecantikan di Academy of Beauty Culture di Bloomington, Indiana. Saat ujian kenaikan tingkat, Martha mengetengahkan tata rias bertema budaya salah satu negara di luar Indonesia. Salah satu penguji menanyakan, mengapa Martha tak mengangkat tema dari budaya Indonesia yang sangat kaya. Pertanyaan ini sangat berkesan bagi Martha, hingga wanita keturunan Cina ini menekuni kosmetika yang digali dari kekayaan tradisi Indonesia. Setelah kembali ke Tanah Air, Martha membuka salon kecil di garasi rumah. Usaha ini ternyata semakin berkembang hingga menjadi perusahaan kosmetika berkelas dunia dengan 10 anak perusahaan sekarang ini.
Di usia yang tak lagi muda, Martha justru makin berprestasi dan tetap giat berkarya. Meski operasional bisnisnya telah diserahkan pada putra-putrinya, Martha tetap memegang kendali dengan langsung datang ke pabrik di saat-saat yang diinginkannya, dengan mengendarai helikopter. Iapun makin sering diundang menjadi pembicara dalam acara-acara internasional di berbagai negara. Tak ketinggalan, berbagai kegiatan sosial seperti pemberdayaan wanita dan TKIpun digiatinya. Di waktu luang Martha gemar menjamu keluarga dan teman-teman di rumahnya.
Prestasi:
Di usia yang tak lagi muda, Martha justru makin berprestasi dan tetap giat berkarya. Meski operasional bisnisnya telah diserahkan pada putra-putrinya, Martha tetap memegang kendali dengan langsung datang ke pabrik di saat-saat yang diinginkannya, dengan mengendarai helikopter. Iapun makin sering diundang menjadi pembicara dalam acara-acara internasional di berbagai negara. Tak ketinggalan, berbagai kegiatan sosial seperti pemberdayaan wanita dan TKIpun digiatinya. Di waktu luang Martha gemar menjamu keluarga dan teman-teman di rumahnya.
Prestasi:
- The Leading Women Entrepreneur of The World dari Star Group, Monako (1999)
- Masterpiece Award sebagai Conserving Indonesia Traditional Cosmetic dari Nokia (2006)
- Woman Entrepreneur of The Year dari Asia Pacific Entrepreneurship (2008)
- Masterpiece Award sebagai Conserving Indonesia Traditional Cosmetic dari Nokia (2006)
- Woman Entrepreneur of The Year dari Asia Pacific Entrepreneurship (2008)
- Diangkat sebagai anggota Dewan UN Global Compact oleh Sekjen PBB Ban Ki-Moon (2012)
(MGH/Foto: Jerry Aurum)
(MGH/Foto: Jerry Aurum)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar