Kesuksesan tidak hanya membutuhkan kerja keras, namun juga pengorbanan. Inilah yang dibuktikan atlet balap sepeda putra Khoiful Mukhib yang sukses meraih medali emas pada ajang Asian Games 2018 lalu. Demi mengejar capaian maksimal di Asian Games, Mukhib rela meninggalkan istrinya yang sedang mengandung anak pertama mereka di Jepara (Jawa Tengah). Maklum saja, latihan para atlet balap sepeda yang dipersiapkan mengikuti Asian Games memang dipusatkan di Malang (Jawa Timur). Tidak hanya latihan rutin, Mukhib dan kawan-kawan juga mengikuti pertandingan internasional di beberapa negara sebagai pemanasan. Pengorbanan yang berbuah manis. Mukhib menjadi atlet balap sepeda putra Indonesia pertama yang meraih medali emas di nomor downhill.
Mukhib lahir di Jepara tanggal 15 Desember 1990 dari ayah yang pengusaha mebel dan ibu penjual sembako. Awalnya anak ketiga dari enam bersaudara ini menekuni olahraga balap sepeda BMX. Adalah Rudy Purnomo, manajer 76 Rider yang mengajak Mukhib pindah ke balap sepeda MTB. Menurut Rudy, ia tertarik pada kedisiplinan dan mental juara yang telah melekat pada Mukhib. Insting Rudy terbukti tepat. Tidak lama dilatih, Mukhib menunjukkan prestasi yang terus meningkat hingga akhirnya masuk Pelatnas. Meski belum mencatat prestasi gemilang selama di Pelatnas, namun performa Mukhib makin meningkat hingga para pelatih sudah memprediksi Mukhib akan membuat kejutan di Asian Games. Dan Mukhib tidak mengecewakan para pelatihnya.
Sukses memboyong medali emas dari ajang Asian Games tidak berarti pengorbanan usai bagi Mukhib. Ia langsung terbang ke Australia untuk mengikuti persiapan kejuaraan internasional berikutnya, meski usia kandungan sang istri di Jepara telah menginjak 9 bulan lebih.
Prestasi:
- Juara 2 Junior BMX ASEAN Cross
- Medali emas balap sepeda MTB nomor downhill putra Asian Games Jakarta-Palembang 2018
(mgh/foto: liputan 6)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar